21

2.9K 287 2
                                    

Dengan sedikit terhuyung Haechan berjalan perlahan menuju pintu rumah Mark. Nyawanya benar benar hilang saat ini. Tubuhnya mati rasa, kepalanya sangat sakit bahkan perlahan pandanganya sedikit mengabur. Haechan bisa merasakan keringat yang mengucur di seluruh tubuhnya, ini keringat dingin dan Haechan tidak tau seberapa lama lagi ia bisa bertahan. 

Ting Tong 

 Mark dengan segera membuka pintu, kerena ia tau itu pasti " Jaemin" 

" Kenapa lama sekali... aku khawatir" 

" Hahah.. maaf antrianya sedikit panjang" 

Haechan berbohong, karena tangisannya tadi membuat ayahnya bangun dan Haechan terpaksa disiksa lagi terlebih dahulu sebelum diizinkan pergi 

" Jaemin-ah"

" Hmm?"

" Kau yakin baik baik saja?"

" Iya Mark, duduk lah, akan ku taruh ini di piring "

" Tapi suara mu...."

" Aku hanya sedikit lelah bekerja Mark"

Ya suara Haechan tidak bisa berbohong, suara Haechan benar benar pelan dan disetiap kalimatnya Haechan seperti sangat kesusahan untuk berbicara. 

Haechan mengatur nafasnya perlahan, kepalanya benar benar sakit, tubuhnya seperti di remuk rasanya. Ia bahkan kesulitan dalam melangkah, pandangan Haechan benar benar kabur saat ini. 

BRUK 

" Yak Jaemin-ah!" Teriak Mark panik

" Jaemin-ah...jawab aku.... Jaemin-ah!"

Mark dengan kesusahan berjalan mengingat dimana sumber suara tadi. 

" Jaemin-ah... kumohon jawab aku... Jaemin-ah...."

Mark meraba-raba udara . Ia benar benar panik karena Haechn tidak meresponnya. Ketika Mark mendekati meja makan ia merasakan sesuatu yang menghalangi langkahnya. Mark menurunkan tubuhnya, merangkak untuk mendekati sesuatu yang menghalanginya tadi 

" JAEMIN-AH!" Teriak Mark panik, ketika menyadari itu adalah tubuh manusia, Mark mendekap kepala Haechan. Mark benar benar takut saat ini 

" Ya ya ya ya, Jaemin-ah... sadarlah .. jangan bercanda seperti ini"

" Jaemin-ah.. jawab aku... Na Jaemin!"

Mark memukul mukul pelan pipi Haechan, namun orang yang dipanggil tidak kunjung meresponnya. 

Mark dengan cepat mengambil ponselnya, menelfon reseptionist untuk membantunya membawa Haechan kerumah sakit. 

.

.

.

" Tubuhnya penuh luka lebam, bahkan tulang rusuknya retak......"

Mark hanya bisa tertegun mendengar penjelasan dari dokter. Bahkan Mark tidak bisa lagi menerima penjelasan terkait luka pada tubuh Haechan . Mark menggenggam tangan Haechan menempelkan pada keningnya berdoa untuk keselamatan pria itu 

Mark benar benar merasa bersalah. Seharusnya ia yang melindungi pujaan hatinya ini, tapi sekarang Mark tidak bisa melakukan apa apa, bahkan Mark tidak bisa melihat luka pada tubuhnya. 

Mark terisak menangis, karena sedari tadi ia sangat menghawatirkan Haechan, tapi Mark juga tidak bisa mencarinya. Mark tidak bisa pergi keluar menghampiranya dan memastikan sendiri kondisinya. Hatinya benar benar hancur mendengar kondisi Haechan. 

" Mark...." Jeno dan Renjun baru sampai setelah ditelfon oleh Mark tadi 

" Hae-" Renjun menutup mulutnya, ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Begitu juga dengan Jeno, wajah Haechan babak belur, bahkan Jeno sampai tidak bisa mengenali wajahnya. 

[COMPLETED] Blind Love || Markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang