26. Tujuan yang Sama

173 40 2
                                    

Hanya beberapa jam tersisa hingga Joohyun tak lagi menjadi anggota keluarga Bae. Upacara pernikahan akan dilakukan sebagaimana mestinya, sesuai dengan rencana. Artinya dalam beberapa jam juga, Joohyun akan menjadi bagian dari keluarga kerajaan.

Degupan di dadanya seolah berdetak semakin cepat. Sesekali Joohyun menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Joohyun juga memberi afirmasi-afirmasi positif agar dia memiliki ketenangan lahir dan batin.

Pelayan istana yang membantu Joohyun untuk berdandan, memastikan bahwa riasannya hari ini sempurna. Mata Ibu Suri juga ikut menyaksikan langsung, Joohyun bersiap hari ini.

"Aku akan pergi lebih dulu ke aula utama," Ibu Suri meninggalkan Joohyun dengan beberapa dayang tersisa.

Seol yang hanya berani duduk disudut, melihat Joohyun dengan senyum polosnya. Matamya terus menatap Joohyun drngan lekat. Andai dia memiliki kesempatan, dia juga ingin menikah dan berkeluarga. Tapi menikah, akan memberinya kesempatan untuk memiliki anak. Seol sungguh membenci membayangkan ketdurunanya harus bekerja keras karena berada dalah strata sosial terbawah di Joseon.

Akan beruntung jika anak turunnya bisa mendapatkan majikan sebaik Joohyun. Tapi tidak semua orang seberuntung dirinya. Tak sedikit pula, budak yang diperlakukan semena-mena oleh tuannya.

Pintu istana tempat dimana Joohyun berada diketuk, seorang pelayan mengintipnya dari balik pintu.

"Ayah," meski hanya sekelebat bayangan yang dilihatnya dari celah pintu yang terbuka. Joohyun bisa mengetahui kedatangan Ayahnya dengan mudah.

Tapi para pelayan istana menunjukkan reaksi berbeda, mereka seolah-olah menggabaikan kedatangan Tuan Bae untuk melihat putrinya.

Melihat keadaan yang berubah dan atmosfer yang bergerak memuram, Joohyun dan Seol hanya bisa melempar pandang dengan ekspresi penuh tanya.

"Maaf Nona, anda tidak bisa bertemu ayah anda saat ini."

Joohyum dibuat terkejut dengan salah satu ucapan dari dayang yang membantumya bersiap. Jika Joohyun tak salah, dia adalah kepala dayang Choi. Kepala dayang yang melayani Ibu Suri sejak masih menduduki posisi putri mahkota. Posisinya di istana lebih tinggi dari dayang manapun.

"Kenapa saya tak diperbolehkan bertemu Ayah saya? Sepertinya beliau kemari karena ingin menemui putrinya."

Tidak akan ada alasan lain yang membawa Tuan Bae menuju istana hari ini, selain untuk melihat pesta pernikahan putri semata wayangnya.

"Maaf Nona tapi Ibu Suri melarang anda untuk bertemu dengan siapapun."

Padahal belum resmi untuk Joohyun sebagai istri dari seorang pangeran. Namun kehidupannya mulai diatur, seolah yang berkuasalah yang memiliki hidupnya.

"Kalau begitu apa aku boleh memberikan salah pada ayahku melalui balik pintu."

Usaha terakhir yang bisa Joohyun lakukan untuk tetap bisa menyapa Ayahnya. Kepala Dayang Choi mengangguk dan bergeas membatu Joohyun untuk bergerak.

Pakaian yang berlapis serta gache yang membuat volum rambutnya semakin berat, membuat Joohyun kesulitan untuk bergerak sesuai keinginannya.

"Ayah, apa ada sesuatu yang ingin ayah katakan pada saya?"

Joohyun membuka pembicaraan dengan hati-hati. Tak bisa melihat wajah putrinya secara langsung, mungkin sudah cukup melukai hati Tuan Bae. Joohyun tak ingin menjauhi hati ayahnya.

"Ya ada yang ingin Ayah katakan padamu. Putri ayah akan menikah hari ini. Paling tidak Ayah ingin memastikan untuk terakhir kalinya."

Joohyun memaksakan tawanya, agar Ayahnya bisa merasakan bahwa dirinya tengah menantikan kebahagiaan.

"Nak, jika jalan yang harus kamu didepanmu terlalu sulit. Datanglah pada Ayah, Ayah akan selalu jadi rumah yang bisa kau datangi."

Tak ada jawaban apapun dari Joohyun, dia hanya menundukkan kepala, melihat ubin kayu yang tampak dingin setelah perfemuan  dengan sang ayah.

"Nak kamu bahagia?"

"Ya Ayah. Tentu saya bahagia, karena ini pilihan saya."

Joohyun menjawab pertanyaannya tanpa ragu, suaranya tegas dan menunjukkan kesunggugan yang menenangkan hati Tuan Bae. Meski lelaki itu tak bisa mengurungkan rasa khawatir

"Kalau kamu merasa semuanya akan terlalu sulit, kita bisa berhenti saat ini juga."

Joohyun tak menyangka jika ayahnya yang begitu mencintai negaranya, bisa mengatakan hal yang menakutkan seperti itu.

"Tidak Ayah! Saya mencintainya."

Sekali lagi, Joohyun dengan tegas ucapannya. Seperti tiada keraguan yang tersisa dalam hatinya. Yeok adalah belaham jiwa yang diturunkan langit untuknya.

"Apapun yang akan saya hadapi nanti, saya akan melewatinya. Saya berharap Ayah akan mendukung saya, dan pilihan hati saya."

Joohyun harus segera bergegas pergi, setelah salah seorang dayang Ibu Suri memberinya isyarat untuk bergegas. Joohyun membungkuk, memberikan hormat terakhirnya sebelum dia bergegas pergi.

Joohyun memang didik buta akan politik, namun dia tidak dibesarkan untuk bodoh dan memgikuti hatinya. Memilih Yeok, sama artinya dia memilih perang pada sisa hidupnya.

Pria yang dipilihnya bukan sembarangan. Dia putra kedua mendiang raja, putra sah dari permaisuri yang naik tahta. Posisinya mengancam raja yang saat ini bertahta. Menikahi pria seperti itu, sama artinya Joohyun menempatkan dirinya dalam bahaya.

"Hyun-ah, kamu tetap putri Ayah bahkan setelah pria lain menikahimu. Katakanlah apa yang ingin Ayah lakukan untukmu."

Kalimat itu berbahaya untuk Tuan Bae yang terkenal netral dalam pemerintahan. Namun kalimat itu adalah satu-satunya yang bisa Tuan Bae katakan pada putrinya yang hendak menikah.

"Ya Ayah," Joohyun benar-benar pergi setelah kata terakhir Ayahnya.

Setiap langkah kakinya terasa ringan setelah Ayahnya ikhlas melepasnya pergi. Bukan dia tidak sadar, Ayahnya mencintainya, membuatnta berat melepas Joohyun pada medan tempur tak kasat mata. Menjadi keluarga kerajaan adalah medan tempur itu.

Setelah upacara pernikahan selesai, maka akan banyak suara diantara para mentri. Siklus politik akan berubah, karena pernikahan berarti dukungan. Joohyun hanya berharap Ayahnya dan Yeok mengambil langkah yang seirama.

Yeok sudah menunggunya dibalik altar pernikahan. Makanan yang sebagai suguhan bagi leluhur sudah tersaji diatas meja. Pesta berlangsung dengan tenang. Raja Hwon dan permaisuri duduk disingasananya. Disisi lain Ibu Suri tersenyum puas dengan pernikahan putranya dan putri semata wayang Tuan Bae.

Tuan Bae duduk dengan para mentri yang bekerja di pemerintahan. Para mentri haus kekuasaan yang setelah pesta berakhir, harus segera menentukan langkahnya.

Joohyun dan Yeok terlihat menjadi pasangan paling bahagia hari ini. Ketika para mentri menatap keduanya sebagai pasangan politik paling romantis. Tapi untuk Yeok dan Joohyun, pernikahan adalah jalan menyatukan perasaan mereka.

Doa kedua pengantin itu hanyalah, tiba ditujuan yang sama. Sebuab rumah, yang mereka bisa tempati dengan nyaman.

****

Yuk yang mau fast update, boleh absen disini 😁

***
Kamus bab ini :
gache : wig tradidional korea. Ini tuh sanggulnya Korea.

 Ini tuh sanggulnya Korea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LADY BAE (VRENE FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang