27. Tak percaya

513 50 9
                                    

Sebelumnya maaf sehari cuma bisa up satu part!
Karena banyak tugas.
Jangan lupa vote dan komentar 😍
Aku suka bacain komen kalian❤️




"Bulan purnama Rizhan," panggil Rizhan di depan kelas Alika, Alika pun menyuruh Rizhan masuk, Gita pun keluar membiarkan sepasang kekasih itu berbicara berdua.

"Kenapa kayak sedih gini hmm?" Rizhan mengangkat lembut dagu Alika.

Alika menggeleng dan menatap suaminya itu.
"Ada masalah?" Tanya Rizhan sambil memegangi kedua pipi Alika.

"I-ini," Alika mengeluarkan foto itu dari tas-nya dan langsung memberikannya kepada Rizhan.

Rizhan pun mengamati foto itu, memang iya dulu ia pernah memakai baju biru malam ke kampus saat Alika koma, namun ia hari itu tak pernah berbicara sama sekali dengan Rena.

"Kamu mikirin ini?" Tanya Rizhan sambil menaruh foto itu ke atas meja, Alika pun mengangguk.

"Dengerin dulu ya penjelasan aku!" Rizhan memegang kedua tangan Alika, lalu Alika mendengarkan dengan patuh.

"Waktu kamu koma, aku memang pernah pakai baju warna itu, tapi aku tidak pernah bicara sama Rena berdua, lagi pula perawakan memang sama tapi beneran aku gak pernah berniat untuk mengecewakan kamu apalagi sampai selingkuh, aku gak akan lakuin itu," Alika pun mengangguk paham.

"Ikut aku!" Rizhan menarik tangan Alika, sambil memegang foto itu.

Rizhan terus menggandeng tangan Alika menemui Rena yang ada di koridor sepi, disana tidak terlalu banyak orang lewat.

"Ren apa maksud lo!" Rizhan memegang foto itu dan melihatkan-nya ke arah Rena.

"Apa Han, emang iya kan itu lo kita pernah bicara bersama, lo pakai baju itu," ucap Rena santai sambil melirik Alika.

"Jangan ngada-ngada ya Ren, Fitnah tau gak."

"Eh Lik lo gausah percaya, suami kamu ini gak setia!" ucap Rena berhasil menjatuhkan air mata Alika dan membuat Rizhan tersulut emosi.

"CUKUP!" Ucap Alika dengan lantang lalu pergi beberapa langkah dari Rizhan dan Rena.

"Auuu...." ringis Alika sambil memegangi kepalanya, sekarang kepalanya kembali ngilu.

Rizhan pun dengan cepat merangkul Alika.
"Sayang kenapa?"

"Gak papa," Alika pun pergi dengan memegangi kepalanya.

"Awas ya lo!" Rizhan menatap wajah Rena dengan sengit, ia pun mengejar Alika.

"Haha, sekarang mungkin Alika bakal tidak percaya dengan Rizhan, padahal itu kan Bagas yang ada di foto, yang kebetulan memakai baju sama dengan Rizhan," ucap Rena dengan senyum sinis-nya.

_____

"Sayangnya Rizhan gak papa kan?" Rizhan membukakan pintu mobil untuk Alika. Alika pun masuk ke dalam mobil itu.

Alika hanya diam tak menyahuti Rizhan, Rizhan pun membawa Alika pulang.
"Sayang, jangan diam gini dong!" Kata Rizhan sambil menoleh Alika sekilas. "Maafin aku ya! Tapi aku jujur udah sayang, aku gak pernah seperti itu," Rizhan menatap Alika dengan tulus.

"Udah kamu fokus nyetir aja, gausah menatap aku," ucap Alika lalu ia melihat ke samping.

Rizhan pun mencoba tersenyum, senyumnya sangat tipis sehingga tak terlihat oleh siapapun.
"Kamu gak percaya sama aku Lik?" Batin Rizhan. Lalu ia fokus menyetir.

"Aku gak pernah ada niatan untuk mengecewakan kamu, kamu itu berharga tidak pantas disakiti apalagi di duakan." Batin Rizhan. Rizhan pun mengelus kepala Alika yang sudah tertidur lelap di mobil itu.

_____

"Maafin aku ya," Rizhan terus-menerus meminta maaf, padahal dirinya tidak bersalah sama sekali.

Alika mengangguk, lalu menyandarkan kepalanya di dada Rizhan.
"Maafin Alika juga sempat gak percaya, Alika takut kehilangan Rizhan, jangan tinggalkan Alika ya!" Alika mendongak menatap wajah Rizhan.

"Iya sayang, Ihan gak bakal ninggalin Alika." Rizhan menciumi kening Alika.

"Jadi kapan kita honeymoon?" Alika membelalakkan matanya setelah mendengar pertanyaan Rizhan.

"Jangan jauh-jauh , Alika trauma."

"Aku juga."

"Mulai detik ini, aku akan selalu menjaga dan mencintaimu, selalu bersama denganmu, kamu hidup dan mati ku." batin Rizhan.

Alika pun tertidur lelap di pelukan Rizhan, lalu Rizhan dengan pelan membawanya ke kamar dan membaringkan tubuh Alika ke kasur, Rizhan pun langsung mendirikan shalat Maghrib lalu ia mengaji.

_____

"Eh Ren gue tegasin ya lo, jangan pernah lo ganggu rumah tangga gue lagi, udah cukup Ren banyak hal keji yang lo lakuin pada Alika, demi apa itu Ren? Untuk dapetin gue? Gak akan bisa JANGAN MIMPI!" Ucap Rizhan penuh penekanan di akhir kata.

Setelah Rizhan pergi air mata yang Rena tahan pun akhirnya membasahi pipinya juga.
"Gue pengen lo, cuma itu aja Han," batin Rena.

Alvin berkunjung sebentar ke kampus, untuk berpamitan dengan sahabatnya itu. Saat di tengah perjalanan menuju kelas Rizhan, Alvin yang hanya menatap HP-nya, tiba-tiba Alvin di tarik dari belakang.

"Papi?" Kaget Alvin tak kalah main, saat melihat papinya tiba-tiba ada di kampus.

"Ikut saya, jangan ikut Mitha!" Ucap papi Alvin dengan nada sedikit membentak Alvin, menarik tangan Alvin dengan keras.

"Pi, tangan Alvin sakit!" Alvin melepaskan cengkraman tangannya dari papinya.

"Ikut saya, kamu hidup sama saya aja, jangan sama Mitha, dia bukan siapa-siapa kamu, yang orang tua kamu itu saya!" tegasnya terus menyeret tangan Alvin menuju parkiran.

"Pi, Alvin ke sini mau ketemu sahabat Alvin."

"Ya sudah kamu ketemu sama mereka, setelah itu temui saya, kalau gak hidup Mitha dan Angga akan saya buat sengsara!" tegas lelaki itu dengan wajah datarnya melihat Alvin yabg pergi menemuinya ke empat sahabatnya.

"Ya Allah, aku gak tega liat mami nantinya akan sengsara dengan Angga kalau aku balik ke Semarang, tapi kalau hidup sama papi, aku gak bisa," batin Alvin, dia terus berjalan menuju kelas sahabatnya.

Setelah menemui keempat sahabatnya itu, Alvin kembali menemui sang papi, sebelumnya ia sudah menelepon maminya, bahwa ia tidak akan pulang lagi ke Semarang, ia bilang bahwa dirinya akan ikut papi. Alvin tidak ingin maminya dan juga Angga menjadi sengsara karenanya.

"Kita ke Jakarta!" lelaki itu menarik tangan Alvin dan menyuruh Alvin masuk ke dalam mobilnya, Alvin sudah sedia dengan tas-nya yang berisikan pakaian. Papinya membawanya ke Jakarta dan akan hidup di sana bersama-sama. Alvin tidak yakin bahwa hidupnya akan baik-baik saja kalau bersama papinya.

_____

Rena berada di kamar mandi, badannya sudah basah kuyup karena shower yang menyala tidak ia matikan. Rena bergelut dengan pemikiran dan rasa bersalahnya.

"Gue salah, tapi gue juga gak bisa lepasin Rizhan," tangisnya pecah di kamar mandi itu.

Rena hanya bisa menatap langit-langit kamar mandi itu, tidak ada tempat cerita lagi baginya. Rasa bersalahnya pada Alika pun selalu mengingatkannya dan membuatnya tidak tenang.



🌟

RIZHAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang