01. Kehilangan

937 51 54
                                    

Happy Reading

“Bi, kapan ya Papa pulang kerja?” tanya seorang gadis kecil dua belas tahun bernama Chelsea Alesya yang biasa dipanggil Celsa.

Bi Sena tersenyum sembari mengusap puncak kepala Chelsea. “Kalau sudah nggak sibuk papa kamu pasti pulang kok,” jawab Sena pelayan pribadinya Chelsea dari kecil.
Tidak lama kemudian handphone Sena berbunyi.

Tring...Tring...Tring...!

Sena pun segera mengambil handphone-nya lalu melihat ternyata Brazen yang menelfonnya.

“Halo Tuan Brazen, selamat malam.”

“Malam Bi Sena. Eh Celsa ada?”

“Ada kok Tuan. Non Celsa belum tidur.”

“Halo Papa, kapan Papa pulang, Celsa kangen banget sama Papa.”

“Iya sayang papa akan segera pulang kok, tapi nanti ya, nunggu hari ulang tahunnya Celsa.”

“Iya, Pa janji ya. Pokoknya Celsa mau boneka beruang yang besar sekali.”

“Iya Celsa, Papa janji, nanti Papa belikan buat hadiah ulang tahun kamu. Ya udah Papa lanjut kerja lagi ya, Celsa baik-baik di rumah jangan nakal nurut sama Mama oke!”

“Iya, Pa, sampai jumpa besok.”


****

Chelsea yang merasa senang karena besok adalah hari ulang tahunnya. Ia pun berjalan menuju jendela kamar, membuka gordennya, lalu menatap bintang-bintang berkilauan di langit.

“Papa Celsa nggak sabar besok, pasti papa bawakan boneka beruang kesukaan Celsa,” gumamnya sambil mengukir senyuman tipis dan membayangkan boneka beruang yang akan dibelikan oleh Brazen besok.

Tidak lama setelah Chelsea menatap langit, terdengar ada suara Zelia memanggilnya.

”Celsa, mama pulang.” Ujar Zelia sambil membuka pintu kamar gadis kecil tersebut.

“Mama, Celsa besok ulang tahun, Ma.”

“Iya, Celsa besok kamu ulang tahun Mama sudah siapkan pestanya untuk besok. Kamu jangan khawatir, Mama juga sudah belikan kue yang besar sekali buat kamu.”

“Makasih mama, Celsa sayang sama Mama.”

“Iya, sama-sama cantik, sekarang kamu tidur dulu ya, ini sudah malam nanti kamu sakit.” Tegur Zelia.

“Iya, Ma Celsa tidur sekarang.” Chelsea mengukir senyuman manisnya lalu dengan patuh langsung menaiki tempat tidur, dan menarik selimutnya.

“Selamat malam.” Ucap Zelia yang mematikan lampu kamar Celsa dan segera pergi ke kamarnya sendiri.


****


Pagi hari telah menyambut Chelsea. Matahari yang bersinar cerah telah memasuki jendela kamar Chelsea. Ia pun terbangun dari tidurnya.

“Yee....! Hari ini Celsa ulang tahun nggak sabar mau keluar.” Sorak Chelsea yang sedang duduk di pinggiran kasurnya sembari mengangkat kedua tangannya ke atas.

“Eh, Non Celsa sudah bangun rupanya,” ujar Sena yang ingin membangunkan Chelsea namun sudah terlambat.

“Udah, Bi soalnya Celsa nggak sabar lagi,” jawab Chelsea terkekeh pelan.

“Ya udah, kalau begitu Non Celsa mandi dulu ya.”

Chelsea mengangguk anggun, setelah itu segera menuju ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi tidak lupa sudah ada dua orang perias yang akan membantu Chelsea memakai make-up dan gaun yang sangat cantik.

Chelsea sangat bahagia. Ia juga tidak sabar lagi menunggu Brazen yang sangat dia sayangi untuk hadir di acara ulang tahunnya.


****


Sedangkan Zelia dari tadi sedang sibuk mengawasi proses acara ulang tahun anak satu-satunya itu. Zelia tidak mau jika sampai ada yang kurang sedikit pun.
“Pokoknya semua harus rapi sempurna. Jangan sampai ada yang kelewatan ya,” pinta Zelia kepada pelayan-pelayan yang sedang mendekorasi ruangan acara tersebut.

“Siap nyonya Zelia,” jawab semua pelayan serentak.

Ketika semuanya sudah selesai kini tinggal menunggu para tamu undangan hadir, dan menyaksikan pesta besar-besaran tersebut.

Sedikit demi sedikit para tamu sudah datang, tidak lupa pula membawa hadiah istimewa untuk Chelsea Alesya.
Zelia yang sudah berdandan rapi dan cantik segera menyambut para tamu dengan memberikan sambutan hangat kepada mereka semua.


****



Chelsea yang sudah hampir siap akan segera turun menuju lantai bawah.

“Wahh, pasti teman-teman Celsa sudah datang.”

“Ya udah ayok turun,” ajak Bi Sena.
Chelsea menganggukan kepalanya, lalu segera berjalan turun ke lantai bawah dengan wajah cantik ceria, matanya yang berbinar-binar, serta penampilan yang mempesona.

Seketika semua orang menoleh ke arah tangga tersebut, dan memberikan tepuk tangan meriah saat melihat Chelsea.
Para Bodyguard pribadi Chelsea yang telah berpakaian rapi, dan seragam juga menyambut Chelsea dengan berbaris rapi di depannya, mempersilakan Chelsea untuk duduk di tempat khususnya yang telah disiapkan sebagus mungkin oleh para pelayannya.

Semua orang memberikan selamat, dan kado spesial untuk Chelsa terutama Zelia.
“Selamat ya Celsa sekarang umur kamu udah tiga belas tahun. Mama senang sekali, semoga kamu menjadi anak yang baik ya!” ujar Zelia sambil memeluk Chelsea.

“Terima kasih banyak, Mama.”
“Oh iya, Ma, Papa kok belum datang?” tanya Chelsea dengan ekspresi wajah bingung.

“Sebentar lagi pasti datang kok, kamu sabar ya.”

Sudah satu jam lebih Chelsea menunggu, namun belum ada tanda-tanda akan kedatangan Brazen. Chelsea semakin panik dan akhirnya ia pun memutuskan untuk menyuruh Bi Sena menelfon Brazen, namun sayang handphone Brazen tidak aktif.

Tidak lama kemudian handphone milik Zelia berdering. Zelia langsung mengangkat nomor yang tidak tercantum nama itu.

“Selamat pagi, apakah benar dengan keluarga Brazen?”

“Iya, benar sekali, ada apa ya?”

“Jadi begini nyonya, saudara Brazen mengalami kecelakaan saat di perjalanan, dan kini beliau telah dibawa ke rumah sakit Bintang Cemerlang. Kami mohon agar pihak keluarga segera datang.”
Chelsea yang tanpa sengaja mendengar pembicaraan ditelfon pun langsung menangis keras.

“Mama Celsa mau ketemu sama Papa,” ucap Chelsea disela tangisnya. Zelia langsung memberi tahukan kejadian itu kepada Bi Sena setelah itu ia langsung pergi meninggalkan acara itu bersama Chelsea untuk menuju ke rumah sakit.
Kejadian ini sungguh di luar dugaan, bahkan Chelsea hampir tidak percaya akan kejadian ini.

Hanya membutuhkam waktu Beberapa menit untuk sampai di rumah sakit. Zelia dan Chelsea berlari mencari keberadaan Brazen di sana.

“PAPAAA......!!!” teriak Chelsea histeris, dengan air mata yang mengalir deras membasahi kedua pipinya saat melihat Brazen yang kini terbaring di brankar dengan kain putih yang telah menutupi seluruh tubuhnya.

“PAPA BANGUN PA....!! KENAPA PAPA TINGGALIN CELSA. PA, SEKARANG CELSA ULANG TAHUN MANA JANJI PAPA MAU NGASIH CELSA BONEKA BERUANG, PAPA BOHONG SAMA CELSA!” pekik Chelsea sambil memeluk jenazah Brazen.

Chelsea yang berharap hari ini akan menjadi hari yang sangat menyenangkan baginya, namun berubah seketika. Hari ulang tahun yang seharusnya menjadi hari terbaik seumur hidupnya, kini menjadi trauma besar yang tidak akan pernah terlupakan oleh Chelsea.

Sedangkan Zelia ia hanya bisa menangis dan memeluk Chelsea.

“Celsa, kamu sabar ya sayang,” ucap Zelia mencoba menenangkan Chelsea padahal dirinya sendiri juga amat terluka akan kejadian ini.






Jangan lupa tinggalin vote dan komen!!

Selamat menjelajahi kisah Chelsea Alesya!!

CHELSEA ALESYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang