"Cup Cup Cups.. udah yah.. tidak apa-apa.."
Lisa mencoba menenangkan putranya. Lisa mengajari anaknya untuk berjalan. Langkah demi langkah Liam mengangkat kakinya hingga akhirnya terjatuh.
"Udah yah Baby.. Nanti Mommy kamu marah.."
"Dadadada.."
Pria Kecil itu terus mengoceh dan menangis karena terjatuh. Sedangkan Lisa berusaha untuk membuatnya berhenti menangis.
"Peek a boo.."
"Baby.. Peek a boo.."
Sudah berbagai macam cara namun putranya tidak berhenti menangis.
"LISAAAAAAA.."
***
"Dada.. Dia cantikkan..?"
Lisa mengendarkan pandangan mencari seseorang yang ditunjuk putranya.
"Yang mama Baby.. Dada tidak melihatnya..."
"Itu Dada.. dia teman kelas Liam."
Lisa melihat gadis kecil yang tengah duduk ditaman sekolah Liam. Lisa tersenyum menatap putranya.
"Baby menyukainya..?" pria kecil itu mengannguk Lucu. "Tapi Baby masih kecil. Bahkan umur Baby baru 5 tahun.." tambah Lisa.
"Baby akan menunggunya sampai Baby besar nanti.."
"Ingat kata Dada..?"
"Seorang laki-laki harus menjaga perempuannya dan jangan pernah membuatnya menangis"
"Good Job Boy.."
Lisa mengendong Liam untuk menuju mobilnya. Hari ini hanya Lisa yang menjemputnya karena Jennie sibuk dikantornya.
"Dimana Mommy..?"
"Mommy dikantor sayang.. apa baby ingin mengunjungi Mommy..?"
"Liam Mau.. Liam kangen Mommy.."
"Baiklah kita akan kekantor Mommy sekarang.."
Lisa melajukan Mobilnya ke arah kantor Jennie namun sebelumnya Lisa berhenti di supermarket karena putranya menginginkan Ice Cream.
Lisa menggengam tangan putranya memasuki supermarket tersebut. Baru saja Lisa ingin membayar Ice Cream yang diambil putranya itu namun seseorang lebih dulu membayarnya.
"Maaf saya bisa membayarnya sendiri Nona.."
"Lisa kan..?"
Lisa menoleh dan melihat gadis yang dikenalinya berdiri di sampingnya.
***
Plaakk..
"Jennie.."
Lisa sontak berdiri melihat Jennie menampar putranya.
Pria remaja itu hanya berdiam diri menolehkan wajahnya akibat tamparan sang Mommy.
"Mommy tidak pernah pengajarkanmu untuk berbicara tidak sopan apalagi kepada orang tuamu sendiri Liam.."
Lisa tidak bisa melakukan apa-apa. Liam akhirnya berlari ke kamarnya tanpa memperdulikan orang tuanya.
"Kamu tidak seharusnya menampar anakmu J.."
Lisa menyusul putranya meninggalkan Jennie yang hanya terdiam menatap tangannya.
Tok..Tok..
"Liam.. Buka pintunya sayang.. Dada ingin bicara.."
"Jangan menggangguku.. aku ingin sendiri.. Aku tidak ingin berbicara dengan kalian.."
"Buka pintunya dulu sayang.."
"Pergi Dada.. Pergi.."
"Baiklah Dada akan pergi.. tapi Dada mohon Jangan benci Mommy mu.."
Lisa akhirnya meninggalkan pintu kamar anaknya.
***
Liam terus terisak dalam dekapan Jennie. Kepalanya dipenuhi oleh fikiran buruk yang akan terjadi pada Dadanya.
"Mianhae.. Joengmal mianhae Dada.. Liam tidak bisa.. Liam butuh Dada.."
***
Hai Reader Setiaku.
Sesuai judulnya. FF ini lanjutan dari My Sassy girl. Tapi Author tidak tahu kapan untuk Up part 1 nya (kembali pada mood author lagi). Karena author ingin menyelesaikan Cerita yang lain dulu.Buat yang suka cerita ini kalian bisa memasukkan dulu ke Perpus kalian untuk menunggu part 1..
See you guys.. 😘