Ada pepatah, bukan seseorang itu yang telah berubah namun topeng yang menutupi wajah aslinyalah yang lepas. Di hadapanmu, kamu bisa melihatnya tersenyum ketika dia menolongmu. Kebaikan yang ditunjukkannyalah yang membuat matamu menjadi buta. Sehingga, kamu gagal melihat wujud dari sifat asli orang tersebut.
Fenny Dharmawan mengira malaikat telah diutus Tuhan di hari itu. Ketika dia berdiri sambil meremas invoice matakuliah di depan gedung administrasi kampus. Teman-temannya sering mengajaknya untuk pergi nongkrong di cafe dan pergi ke tempat-tempat yang bahkan selama ini tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Absensi yang semulanya terisi penuh, lama-lama menjadi banyak bolong. Belum lagi, dia tidak punya catatan materi kuliah. Tugas pun jangan harap karena dia tertinggal informasi dosen akibat sering bolos.
Kesempatan beasiswa yang dia dapatkan selama dua tahun berturut-turut akhirnya harus dia lepaskan di tahun ketiga. Saat itu, seseorang yang juga telah dipertimbangkan kampus menggantikannya. Hanah Pricillia Mulyadi. Bagi mereka yang satu angkatan, semua orang tahu bahwa gadis itu memiliki prestasi yang cemerlang. Bahkan IPK antara Fenny dan Hanah bisa dibilang bersaing ketat. Namun, karena prinsip beasiswa yang diberikan adalah untuk membantu mahasiswa yang situasi ekonominya sulit, maka beasiswa itu pun jatuh ke tangan Fenny. Berbeda dengannya, Hanah berasal dari keluarga mampu.
Kampus mereka sendiri merupakan kampus swasta favorit. Tentunya banyak orang pintar dan cerdas yang mendaftar ke tempat itu. Persaingan begitu ketat tiap semester. Hal itu membuat Fenny nyaris menyerah. Tiap kali nilai keluar, dia berharap nilainya yang paling tinggi. Semakin lama, persaingannya terlihat semakin jelas. Hanya Hanah yang mampu mengimbanginya. Dia merasa kesal karena Hanah terlihat santai ketika kuliah berlangsung. Dia tidak pernah benar-benar terlihat berusaha demi nilainya. Entah bagaimana, nilainya justru bagus walau Hanah terlihat santai seperti itu. Fenny mulai merasa dirinya dan Hanah bagaikan bumi dengan langit. Sangat berbanding terbalik dengan Hanah, jika dia tidak mengulangi membaca hingga sepuluh kali, dia pasti tidak akan bisa menjawab pertanyaan ujian.
Selama ini, Fenny percaya bahwa kerja keras dapat menyelesaikan segalanya. Sejak kecil, dia dididik oleh orang tuanya untuk berusaha lebih keras dari orang lain. Dengan begitu, hasil yang memuaskan pasti jatuh ke tangannya. Kata-kata orang tuanya terbukti benar karena piala demi piala mulai menghiasi lemari rumah mereka yang sederhana. Orang tuanya pun sengaja meletakkan piala itu di lemari kaca ruang tamu sehingga orang-orang yang datang bisa melihat prestasi anak mereka yang membanggakan.
Sebenarnya sampai di mana kata-kata orang tuanya salah? Apakah dia kurang berusaha lebih keras dari Hanah? Mengapa nilainya tidak bisa menang telak dari Hanah?
Di tengah-tengah kebimbangan itu, teman-teman yang biasa berkumpul dengannya demi tugas kuliah datang membujuknya. Dengan kata-kata manis, mereka mengajak Fenny membolos untuk pertama kalinya. 'Sekali bolos tidak masalah, kan? Ini demi mencari hiburan agar tidak stres dengan kegiatan perkuliahan kok.' Kali itu tanpa pikir panjang, Fenny menuruti kata-kata teman-temannya. Untuk sekadar nongkrong, dia masih bisa menutupinya dengan gaji hasil kerja menjadi asisten dosen. Itu juga pertama kalinya dia memakai uang hasil kerjanya bukan untuk tabungan, tetapi untuk bersenang-senang.
Racun seperti apakah yang paling menakutkan? Tentu saja, racun yang terasa manis di lidah. Orang yang menelan pasti tidak akan sadar bahwa yang masuk ke tubuhnya adalah sebuah racun. Dia baru sadar itu adalah racun ketika racun tersebut mulai bereaksi di dalam tubuhnya. Satu demi satu sel-sel dalam tubuh akan mulai meronta, berusaha bertahan dari serangan racun itu. Begitupun dengan Fenny. Dia baru menyadari kesalahan fatalnya saat kening penjaga meja administrasi berkerut dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Behind Marriage (Completed)
Storie d'amoreBagi Sam, Hanah adalah alat yang ia perlukan untuk membuat kakek memilihnya menjadi penerus bisnis keluarga. "Buktikan pada kakek bahwa kamu bisa membentuk sebuah keluarga. Dengan begitu, kakek akan membuat kamu menjadi penerus satu-satunya bisnis k...