11. Penentuan

14 6 0
                                    

Suara benturan antara sendok dan garpu yang beradu dengan piring makan, menggema dalam ruangan 4x5 itu.

Tepatnya di ruang makan keluarga Pak Susyono yang pagi ini sedang melangsungkan sarapan, termasuk Chanisa yang berhasil di bujuk oleh Mami, untuk keluar dari kamar.

Suasana kini tak hening, namun tak juga ada percakapan.

"Oh iya, Hanin" Pak Susyono selaku kepala keluarga, membuka suara.

Chanisa tak menjawab, lebih memilih menolehkan atensinya pada sang ayah yang tepat berada di samping kirinya.

"Sore nanti, kamu dandan, terus pake baju sopan, kalu bisa gaun yang tertutup" Ucap Papi

"Emang mau kemana pih?" Tanya Mami penasaran.

"Kita mau ketemu calon suaminya Chanisa"

Mendengar itu, Chanisa mengeratkan genggamannya pada sendok makan.

Mami melirik Chanisa, mangusap lembut punggung Sang Anak.

Chanisa melanjutkan sarapan dengan tatapan kosongnya, banyak sekali kemungkinan kemungkinan yang muncul dalam benaknya saat ini.

*****

Tepat di kediaman Pak Imran, keadaan sepi, sampai seseorang mengetuk pintu rumah tersebut.

"Assalamualaikum" Ucap Sang Tamu

"Waalaikumsalam" Sahut Pak Imran, dengan tungkain berjalan, membukakan pintu untuk sang tamu

Nahda yang berada di belakang Abi menatap heran pada pintu, kira kira siapa yang bertamu di hari libur, fikir Nahda

"Eh Pak Susyono" Ucap Abi setelah mengetahui siapa yng bertamu

Pak Susyono tersenyum "Silahkan Masuk" Abi mempersilahkan

Sedangkan Nahda, masih di buat bingung, namun kali ini Nahda bingung dengan tamu yang tak di kenalinya.

Pak Susyono dan keluarga pun masuk kedalam rumah, mendudukkan diri setelah Abi mempersilahkan.

"Da, kamu bikin minum ya" Titah Abi, yang di angguki oleh Nahda

"Gimana kabarnya Pak Imran dan keluarga?" Tanya Pak Susyono, sebenarnya basa basi saja supaya tidak terasa canggung

"Alhamdulillah, semua baik Pak" Jawab Abi dengan senyumannya

"Maaf, mungkin Pak Imran sudah tahu, maksud dari kedatangan kami kemari untuk apa?"

"Ah ya, saya tahu itu, sebentar, saya panggil anak saya"

Abi berjalan kebelakang untuk memanggil Marvin yang sedang membantu Haikal membuat tugas

"Vin" Panggil Abi lembut

Marvin menatap Abi heran "Kenapa Bi?" Tanya Marvin

"Kedepan dulu sebentar yuk, ada tamu"

Marvin mengernyit, makin di buat heran "Calon istri kamu" Ucap Abi, tanpa suara

Seketika Marvin pun mengangguk, lalu beranjak dari duduknya.

"Abang mau kemana? Tugas Aku belum selesai" Protes Haikal

"Bentar ya Kal, Abang kedepan dulu" Ucap Marvin yang mendapat anggukan ringan Haikal

Dan akhirnya, Haikal pun di tinggal sedirian di halaman belakang.

"Assalamulaikum" Marvin tersenyum memberi gestur salam dari jauh.

"Waalaikumsalam" Begitu pun sebaliknya.

Marvin menatap sepasang suami istri itu, namun ketika netranya menangkap Chanisa yang duduk di antara dua orang berbeda gender itu, tatapan Marvin berubah heran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijrah Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang