Sudah hampir setahun lebih pandemi melanda negeri ini. Pandemi ini disebabkan oleh wabah virus yang menyebar di seluruh dunia. Virus ini menyebar lewat udara dan benda yang telah terkontaminasi oleh virus tersebut. Wabah virus ini menyerang sistem pernapasan, sehingga menyebabkan orang yang terkena virus ini, sulit untuk bernafas. Nama virus ini adalah corona.Hai, perkenalkan namaku Raskal Pramudya, kalian bisa memanggilku Raskal. Umurku 17 tahun, dan sekarang aku kelas 11 SMA. Tapi ada yang sedikit berbeda dengan sekolahku kali ini. Aku tidak bisa berangkat ke sekolah seperti biasa, tidak bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka seperti biasa, alasannya karena pandemi yang melanda negaraku bahkan seluruh dunia. Sebagai gantinya, aku melaksanakan pembelajaran di rumah melalui internet. Yah memang ada kendala tertentu yang timbul akibat pembelajaran jarak jauh seperti ini. Misalnya, sinyal internet yang tidak stabil membuat proses pembelajaran jadi agak terganggu, dan belum lagi kendala paket data internet yang kadang bingung kalau habis mau beli pakai uang siapa karena keadaan seperti ini, ekonomi agak terganggu dan tentunya membuat kita semakin berhemat.
Dalam keadaan pandemi ini, mewajibkan setiap orang yang ingin keluar rumah diwajibkan memakai masker dan berjaga jarak agar tidak tertular virus tersebut. Orang yang terkena virus ini, terlihat seperti zombie dan sangat mengerikan apabila kita juga tertular virus ini. Keadaan kota pun seperti kota mati, karena sepi tidak ada yang berani keluar rumah. Semua aktivitas di luar ruangan dihentikan karena mereka semua takut akan risiko tertularnya virus ini. Belum ada obat yang mampu memusnahkan virus ini.
Aku sedang berjalan menyusuri jalanan yang sepi tidak ada lalu lalang kendaraan dan orang-orang yang melintas. Tujuanku kali ini adalah supermarket yang dekat dengan rumahku. Jaraknya sekitar 500 meteran dari arah rumahku. Ketika aku sudah sampai di supermarket yang ku tuju, tempatnya sepi tidak ada siapapun, namun tetap terbuka. Disitu hanya ada tulisan "AMBIL SENDIRI BARANG YANG ANDA INGIN BELI, KEMUDIAN TARUH UANG ANDA DISINI SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN". Tak heran jika tidak ada karyawan yang bertugas melayani tidak berangkat. Karena wabah virus seperti ini, membuat mereka semua takut akan terkena virus ini.
Setelah menemukan barang yang kucari, aku pun segera menuju ke tempat kasir untuk meletakkan sejumlah uang untuk pembayaran. Kemudian berjalan menuju pintu keluar dan pulang ke rumah. Tapi, sebelum aku keluar dari dalam supermarket, aku melihat seseorang tengah berlari terengah-engah seperti dikejar sesuatu. Orang tersebut masuk ke dalam supermarket yang ku singgahi tadi.
"Hah hah hah", deru nafasnya yang terengah-engah setelah berlarian.
"Hei, apakah disini ada minuman botol? Apakah kau bisa mengambilkannya untukku? Kumohon," perintah orang tersebut yang ditujukan kepada ku.
Aku pun segera berjalan menuju tempat minuman botol berada dan mengambilnya satu lalu membayarnya di kasir.
"Ini, ambillah," seru ku dengan memberikan satu botol air mineral kepadanya.
"Terimakasih," ucapnya lalu meminum air tersebut."Oh ya, namaku Sasha, siapa namamu?" Tanya orang yang bernama Sasha tersebut.
"Raskal", jawabku singkat
"Nama yang bagus, salam kenal Raskal," sambungnya kemudian berjalan mendahuluiku keluar dari supermarket.
Aku mengikutinya, aku penasaran kenapa dia seperti seseorang yang habis dikejar zombie. Tidak heran kalau dia dikejar zombie karena akhir-akhir ini sering ada zombie yang muncul berkeliaran di jalanan yang sepi. Zombie-zombie yang sering muncul akhir-akhir ini adalah beberapa orang yang sudah terinfeksi parah oleh virus corona kemudian melarikan diri dari rumah sakit.Dia berhenti disebuah rumah tua yang terlihat seperti tidak berpenghuni. Ia berjalan menuju pintu depan dari rumah tersebut, yang terbuat dari kayu jati yang mungkin sudah berusia puluhan tahun dan membukanya. Kemudian ia memasuki rumah tersebut. Aku mengikutinya dari belakang. Dia berhenti disebuah ruangan kosong yang terlihat sangat luas. Banyak gambar-gambar aneh disana. Ada juga simbol-simbol yang tidak ku mengerti tertulis di dinding dan lantai secara acak.
"Sepertinya sudah saatnya," ucapnya ketika ia melihat sebuah lukisan besar depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyembuh
FantasyHai, ini cerita kedua ku. cerita ini gada series nya, tapi langsung tamat. selamat membaca