"What did you do to him?"
"I'm...telling the truth"
"Let her go!"
"Truth? He is Winter Soldier and that's the truth"
"No! He is James Buchanan Barnes! Not Winter Soldier or your-ARGH!"
"NO! DON'T TOUCH HER! AGH!"
"Well, well, jika kau tidak menurut maka"
"Bucky don't listen to-ARGH!"
"See?"
"Please don't...i'm begging you, let her go...don't hurt her"
"Bucky! Don't-ARGH!"
"Take me...TAKE ME!"
"Bucky no...please no! KHK!"
"Take me but don't touch her"
"Very well, take him"
"No...no! Bucky no! Please is for--AKH!"
✴️✴️✴️
₹Author POV₹
Nightmare.
Semua orang pasti memiliki mimpi buruk atau pernah bermimpi buruk.
Akibat kejadin buruk yang dialami terkadang mimpi buruk itu berulang.
Hingga membuatmu susah tidur.
"[Y/n]..."
Seperti pria dengan tangan besinya ini.
Terbangun akibat mimpi buruk yang didapatnya.
Tentang seseorang yang berarti baginya disiksa.
"She know about me"
Dia mencatat yang diingtnya di buku catatan kecil.
Buku yang membantunya untuk mengingat siapa dirinya sebenarnya.
Terselip sketsa seorang gadis di sana yang tak berekspresi.
Gadis yang membuatnya tidak lupa akan dirinya sendiri.
Seharusnya.
Ia menjadi ragu akan dirinya sendiri.
Jepit rambut karakter pixel menjepit antara kertas sketsa dan kertas buku.
Maniknya melirik ke jendela yang penampakan luarnya masih gelap gulita.
Ia membaringkan tubuhnya.
Menatap seorang gadis yang abadi di sebuah kertas usang.
"I'm sorry, i will find you..."
Diusapnya kertas sketsa tersebut dengan lembut.
Seolah mengusap pipi sang model secara nyata.
Ia tidak bisa tidur lagi.
Akhirnya ia memutuskan keluar apartemen usangnya untuk mencari keberadaan gadis itu dalam pelarian dan persembunyiannya.
"Wait for me"
Sementara itu di sebuah markas Hydra.
"Khk!"
Terdengar suara kesakitan dan penyiksaan.
"Mau kabur ke mana kau nona muda?"
Ludah membasahi pria berseragam itu ketika mendekati gadis pemilik manik (e/c).
Gadis itu tersenyum miring.
Pria itu menggeram dan menekan luka tusuk si gadis yang baru saja didapatkannya.
Suara teriakkannya memnuhi ruangan kedap suara itu.
"How dare you!", teriak marah pria itu. "Nasib baik aku tidak langsung membunuhmu! Aku bisa menyiksamu lebih lama dasar takbtahu diuntung!"
"Khk! Untung? Lebih baik kau bunuh aku bajingan!"
"Fine! As your wish young lady!"
"Kita butuh dia"
Tiba-tiba seseorang berdiri di ambang pintu.
Menghentikan kegiatan pria itu.
"Sorry sir!"
"Biarkan saja dia mencoba kabur seperti tikus got, toh dia tidak akan bisa ke mana-mana"
Yang dikatakannya benar.
Gadis bersurai (h/c) tak bisa lari ke manapun.
Bom di dadanya membuatnya dia harus kembali lagi kemari.
Suka maupun tidak.
Satu gulungan perban dilempar begitu saja.
Kau tidak lamgsung merangkak mengambilnya.
Orang yang menyiksamu pergi sebelum orang di ambang pintu, pimpinannya.
"Kenapa? Aku sedang baik sekarang"
Manikmu menatapnya penuh dendam.
Kau pun merangkak mengambil gulungan perban itu dengan susah payah.
Zleb!
Anak panah menancap pundakmu membuatmu langsung jatuh.
"You can't escape from here, you know it?"
"Why you not just...kill me?"
"We need you", ucapnya cepat. "Hail Hydra"
Pintu tertutup menyisakanmu yang terlentang di lantai semen.
Tangan berdarahmu mencabut panah tersebut dan menekannya dengan perban.
Luka lain juga mulai kau perban.
"Don't cry, don't cry, it's okay, everything is..."
Meski bibirmu mengatakan untuk tidak menangis dan semua baik-baik saja.
"I'm not...somebody help me"
Percuma.
Sekalipun menangis terisak ataupun berteriak tidak akan ada yang mendengar.
Untuk jalan pun rasanya mustahil.
"James Bucky Barnes...why you...it's hurt...stop...i hate...i can't"
Matamu terpejam.
Menjambak rambutmu dengan ganas karena mimpi buruk mulai menghantammu.
Bisikkan kesakitanmu menggema di ruangan tersebut.
Ruang sempit nan minim cahaya.
Nafasmu cepat dan tubuhmu serasa panas.
Alat yang kau sembunyikan sudah hancur berkeping-keping.
"Help me...Sam...Steve...where are you guys? Please help me"
Alat yang merupakan harapanmu hancur.
"I wanna die..."