Feeling

71 19 0
                                    

Ke dua puluh satu pria itu masih berkumpul di rumah Renjun. Belum ada titik terang yang bisa membawa mereka ke tempat y/n berada sekarang. Dalam lamunan nya, Renjun merasa sangat sedih. Ia ingin menangis, namun tak tau apa yang harus ia tangisi.

"Ren, kau baik baik saja?" Tanya Kun yang pertama menyadari mata Renjun mulai berkaca kaca.

"Aku enggak tau, tapi sekarang aku pengen nangis" jawab Renjun jujur, dan bertepatan dengan itu Renjun menangis.

Taeyong mendekati Renjun, kemudian mengelus pelan bahu Renjun. Cukup lama Renjun menangis, hingga beberapa saat kemudian ia sudah mulai tenang. Hanya hidung merah dan mata yang sedikit bengkak karena sehabis menangis.

"Saranku sih, sebaiknya kamu cepet cepet cari soulmate mu. Dengan bisikan tadi dan rasa ini, aku yakin bahwa soulmate mu tidak dalam keadaan yang baik baik saja" ucap Taeil yang membuka suara pertama kali setelah kesunyian beberapa saat.

Renjun hanya mengangguk pelan, di dalam dirinya ia sangat ingin menemukan soulmate nya. Namun, disisi lain ia juga ingin menemukan y/n sesegera mungkin.

***

Ini sudah 2 hari semenjak y/n menghilang, dan laporan orang hilang sudah Doyoung urus bersama Jaemin. Sedangkan Renjun sudah bisa mengendalikan emosinya. Dan dari soulmate nya sendiri pun belum ada tanda tanda kembali.

"Ren, yuk keluar bentar. Sekalian cari udara seger dulu" ajak Haechan yang diangguki oleh Renjun.

Keduanya pun berangkat menuju taman kota yang tak jauh dari kampus mereka. Selama berkeliling taman kota, keduanya nampak berbincang ringan. Hingga Renjun mendengar bisikan kembali, yang membuat dirinya berdiam diri. Haechan yang melihat itu juga ikut diam sambil memandangi Renjun.

"Siapa pun yang bisa mendengar ini, taman kota, dekat kedai es krim"

Tanpa banyak berpikir lagi, Renjun langsung berlari. Haechan terkejut dengan tindakan tiba tiba Renjun. Namun, ia segera menyusul Renjun yang sudah agak jauh darinya.

Netra coklat milik Renjun mulai menyapu taman kota. Ia berharap bisa menemukan petunjuk lain, baru saja ia ingin berjalan kembali. Renjun melihat sesuatu yang menarik perhatian nya, ia pun mendekati objek itu.

Saat sudah semakin dekat, ia melihat badan seorang perempuan yang terlihat banyak sekali bercak darah. Dengan perlahan Renjun mendekati perempuan itu. Tangannya perlahan menyentuh tubuh penuh luka itu.

Setelah sentuhan pertama tak ada reaksi, Renjun pun memberanikan diri untuk membalikkan badan itu. Dan bingo, saat perempuan itu sudah menghadap kearahnya. Ia merasa seluruh tubuhnya membeku.

"Y/N!!" teriak Renjun.

Langsung saja ia mendekap tubuh itu, setelahnya ia menggendong y/n. Bertepatan dengan itu, Haechan datang dengan deru napas yang gak beraturan.

"Haechan ayo kita ke rumah sakit" ujar Renjun kemudian langsung meninggalkan Haechan.

"Tunggu, napas ku sudah hampir hilang" ujar Haechan yang tetap mengejar Renjun.

---

Renjun sudah mengabari yang lain kalau y/n sudah ditemukan. Perasaan lega bercampur khawatir tercampur jadi satu di dadanya. Ia mencoba berpikir positif, namun hanya pikiran pikiran negatif yang selalu menghampirinya.

Haechan yang sedari tadi melihat gelagat sahabat nya jengah sendiri. Bagaimana tidak, sedari tadi Renjun berputar putar tidak jelas di depan ruang perawatan. Dengan kesal, Haechan menarik Renjun untuk duduk.

Baru saja Renjun ingin protes ke Haechan, namun kepalanya sudah di geplak. Ia hanya bisa meringis, sedangkan si pelaku malah menunjukkan muka polos bin nyebelin.

L.O.V.E ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang