Pergi Lagi

693 69 9
                                    

"Aku pikir mungkin, Sasuke-kun melihatku seperti orang yang ada di sekitarnya. Tidak ada yang istimewa."

*
*
*
*
*
*

"Apakah aku bisa sembuh?"

Sakura mengangkat tatapan, tersenyum ketika tatapan mereka bertemu.

"Tentu saja." Sakura lantas kembali menunduk dan fokus pada pengobantannya.

"Apa nanti rasanya sakit sekali?"

Sakura bergumam, lalu menyudahi pemeriksaannya. Ia lantas menatap lagi pasiennya dengan tatapan lembut.

"Sebelum kau masuk ruang operasi, aku akan menyuntikkan obat mati rasa. Nanti, selama kami mengoperasi, kamu tudak akan merasa sakit sama sekali." Sakura menjawabnya dengan senyum kecil.

Anak kecil ini terperangah, wajah khawatirnya masih kentara.

"Benarkah? Tapi aku membayangkan kulitku akan dibelah lalu di jahit kembali, itu pasti sangat sakit."

Sakura menggeleng lembut. Tangannya bergerak untuk mengusap lembut rambut pasiennya ini. "Tidak sakit, saat kamu terbangun nanti, semuanya sudah selesai."

"Jadi, nanti aku tidak melihatnya?"

"Tidak. Dan aku janji akan menyelesaikannya dengan cepat."

"Bisa?"

Sakura mengangguk lagi.

"Saat aku sembuh nanti, sebelum pulang aku ingin jalan-jalan di desa Konoha. Aku dengar dari ayahku, desa Konoha itu sangat ramai dan menyenangkan." Sedikit raut kebahagiaan terpancar, tapi wajah pucatnya tampak menghalangi.

Sakura menghela napas dalam, tapi berusaha untuk tetap tersenyum. Melihat anak-anak yang mengalami sakit parah, membuat Sakura tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Tapi hal itu tentu harus Sakura kendalikan.

Tangan Sakura menepuk pundak anak tersebut dengan lembut. Sakura bahkan ikut duduk di sisi ranjang bankar untuk melihat lebih jelas pasiennya ini.

"Benar, desa Konoha itu menyenangkan. Kau akan bisa jalan-jalan setelah sembuh nanti." Sakura kemudian bangkit dari duduknya, namu tarikan di ujung pakaiannya membuat dia urung dan kembali duduk.

Tatapan teduh gadis kecil ini membuat Sakura terenyuh. Tak bisa dipungkiri, perasaannya ikut sakit melihat bagaimana gadis ini itu harus merasakan sakit seperti ini.

"Bu, Dokter."

"Iya..." Sakura tersenyum lembut. 

"Setelah aku sembuh nanti, maukah kau kembali bertemu denganku?" tanya gadis kecil ini penuh harap.

Sakura tersenyum kali ini matanya ikut menyipit. "Tentu saja, kita akan bertemu lagi. Tapi sebelum itu, aku ingin mengatakan sesuatu." Sakura berhasil membuat anak ini menatap penasaran. Sakura mengusap rambut cokelat gelap yang gadis kecil ini miliki. "Kalau kau tidak takut, semuanya kan berjalan lebih mudah. Tetap semangat dan kamu akan jadi lebih kuat."

Perlahan tapi pasti, senyum di bibir kecil itu terbentuk, gadis kecil ini tersenyum hingga memperlihatkan lekukan sudut bibirnya. Sakura ikut tersenyum melihatnya.

"Bu, Dokter sangat hebat."

Perbincangan keduanya terhenti saat suara ketukan pintu ruanga terdebar. Sakura beranjak dari duduknya dan saat itulah pintu ruangan terbuka, memperlihakan sosok Ino yang menyembulkan kepala dengan rambut blode panjangnya.

"Sakura?" 

Seolah tahu apa yang dimaksud Ino, Sakura lantas mengambil buku hasil pemeriksaanya dan akan berjalan pergi. 

I LOVE YOU, SAKURA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang