Hope you like it
and
Happy reading~----oOo----
Aerin mengadahkan tangannya ke udara di mana langit masih saja mengguyurkan air. Dan sialnya dia masih terjebak di warung Mas Bambang. Bersama ... si singa.
"Nekat aja kali ya?" gumamnya.
Jauh dari tempatnya berdiri, mata elang Garda setia memandangi .
"Lo nggak kedinginan?" Aerin bertanya karena dilihatnya baju cowok itu basah. Mungkin karena cowok itu tadi sempat menerobos hujan. Sedangkan yang ditanya tidak menanggapi.
Aerin menghela napasnya. "Rumah gue deket dari sini. Kebetulan ada baju sepupu gue yang ketinggalan di rumah, gue bisa pinjemin itu buat lo kok. Mau mampir dulu?" tawar Aerin.
"Gue bisa pesen grepapp," jawab Garda. Cowok itu mengeluarkan hp dari saku celananya. Namun selang beberapa detik terdengar sebuah umpatan dari mulutnya.
"Anjir!"
"Kenapa? Hp lo mati? Tuh kan ... sial lagi. Mangkannya kalo gue tawarin tuh--"
"Rumah lo di mana?"
Aerin tersenyum lebar, "Mas Bam, aku pamit ya ..."
Mas Bambang menyahut dari balik kompor besarnya, "nekat Mbak? Masih deres banget lho ini."
"Nggak pa-pa. Ada temennya, kok."
Aerin berjalan terlebih dahulu, membiarkan tubuhnya mulai basah akan air hujan. Sedangkan di belakang sana Garda mendorong motornya dengan perasaan dongkol. Gadis di depannya ini benar-benar menyebalkan. Bisa-bisanya dia menuruti perintah yang gadis itu berikan.
"Ayo! Lama banget sih ..." Setelah menjahili Garda, Aerin terkikik ketika melihat wajah cowok itu yang semakin masam.
"Lo kira enteng dorong motor segede gaban?" dengus Garda, berusaha menahan umpatannya.
Tak sampai 5 menit berjalan, mereka sampai di depan gerbang rumah Aerin. Gadis itu dengan segera membuka gerbang rumahnya dan mempersilakan Garda untuk masuk dengan motornya.
"Taruh aja motornya di situ ya! Gue mau ambil handuk dulu buat lo," ujar Aerin yang kemudian berlalu tanpa menunggu jawaban yang Garda berikan.
Garda berdecak. Kemudian memarkirkan motornya di garasi rumah gadis itu.
"Nih! Buat keringin badan lo. Terus ini bajunya," ujar Aerin seraya mengangsurkan handuk dan satu stel baju sep-
"Lo bercanda?"
"Hah?"
"Emang gue mau turnamen sepak bola apa?"
Aerin mendelik, kemudian balik menyembur, "adanya cuman itu. Lo mau pake daster nyokap gue? Atau baju partai bokap gue? Nggak kan? Yaudah kali pake aja ..."
Garda masih terdiam di tempatnya, memandangi baju sepak bola dengan nama punggung 'Bagas R.' berwarna kuning mentereng itu yang setia dipegangnya.
"Yaudah ayo masuk! Ck, ayooo!" Pada akhirnya Aerin menarik paksa lengan Garda untuk masuk ke dalam rumah karena cowok itu tak kunjung berkutik.
----oOo----
"Ganteng gini ... Nggak mungkin kasar."
KAMU SEDANG MEMBACA
GARDA: Evanescent✓
Подростковая литература❝Udah selesai ya? Maaf udah naruh rasa tanpa peduli aturan semesta. Walau nggak bisa bersama, seenggaknya semesta pernah jadi saksi betapa bahagianya gue waktu sama lo.❞ - Garda Edrian Kartanegara ❝Ketemu sama lo itu, ibarat gue terjebak situasi bom...