1. Kelahiran

18 6 1
                                    

Malam kelabu, ditemani suara jangkring khas pedesaan, sedikit racikan gemerlap gulandak. Memasuki satu rumah, terlihat wanita muda duduk lelah mengelus perut buncitnya, ibu jari yang sengaja digigit, tatapan matanya kosong, telinganya tak henti-henti mendengar bisikan.

Skizofrenia nya kambuh.

Tolong, penyakit mental pada wanita mengandung sangat berbahaya.

Kemana suaminya pergi?

Mati.

"Gugurkan saja bayi sialan, dia tak pantas hidup."

"Tampar perut jelekmu itu!"

"Matilah bersamaku, jalang."

"DIAM!" bentaknya entah pada siapa.

Tubuhnya spontan berdiri, berlari memasuki kamar mandi, diisikan bathub dengan air, tubuhnya ia masukan, berendam sampai tertidur.

Tidur yang sangat pulas, sampai oksigen tak lagi ia kutip.

Perutnya bergerak, dengan lihai seorang bayi keluar tanpa tangisan. Darah menggenang pada bathub khas orang melahirkan. Tali pusar yang menghubungkan, sengaja digigit.

Bayi itu menerawang, mengusap darah yang menutupi matanya, tubuhnya tenggelam setengah air, jemari lentiknya susah payah manggapai ujung bathtub.

Melemaskan ototnya, bayi itu berdiri keluar bathub, tanpa memedulikan wanita dewasa yang tertidur di depannya. Kaki mungilnya menginjak lantai, berjalan pelan tanpa pegangan, air merah berceceran di belakang pijakannya. Menaiki meja, menekan tombol 911 pada telepon.

Tersenyum, lalu kembali ke kamar mandi.

Selepasnya, ia menangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

L E T U S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang