1.

25 3 0
                                    

Aku memperhatikan sepasang mahasiswa yang duduk tepat di depan ku. Ku kira mereka tidak saling mengenal, hanya kebetulan duduk saling berdampingan . . Rupanya salah. Sejak mata kuliah akan di mulai sampai selesai, yang mereka lakukan sungguh menarik perhatian.

Aku mulai membereskan peralatan alat tulis. Ku dengar suara kursi sengaja bergeser. " Beii, mereka berdua terlihat sangat menjijikan bukan? " bisiknya. Aku tersenyum, menatapnya.

Aku baru menyadari jika di ruangan kelas kini tinggal kita berdua. " Menjijikkan karna apa? " tanya ku – memberanikan.

Lalu dengan lihai nya, Riza menirukan yang dilakukan sepasang mahasiswa yang duduk di depan itu. " KaK, punya dua pulpen gak? Adek ngga bawa niiih!!! KaK, nanti pinjam catatannya ya, Adek tertinggal . . dosennya sih kecepetan ganti slide nya! KaK, haus ngga??? Nanti kita beli minuman di Kantin yuk!

" Selama jam belajar berlangsung, kelakuan mereka itu meresahkan tauk ngga?! Bisa-bisanya!!! Bermesraan di dalam ruangan! Dasar kurang adab! " cerocos Riza penuh emosi.

" Iyaaaa mungkin mereka memang Adik Kakak kaliii. Kita kan ngga tau, Jaaa, yang sebenarnya status mereka itu apa??? Ya, kan? "

" Ini niiih, terlalu positif think! " begitulah komentarnya selalu, sudah dari semester satu. " Meybe kamu ngga tau, tapi aku tau. " mode semangat ghibah Riza dimulai. TENG! " Denger, mereka itu ngga ada hubungan darah sama sekali. Mereka murni yang berawal dari sama-sama asing! Kamu paham ngga taktik ABG dari jaman SMA??? Kakak – Adek ketemu Gede! Nahhh itu. Barusan itu mereka mempraktikkan ITU. Soalnya kenapa? Cowoknya udah punya cewek di tempat dia kerja. Jaman sekarang, ya. Bener-bener harus pinter pilih pasangan. "

" Kamuuu tau banyak dari siapa? "

" Dari si Cica di kelas Matkul Pendidikan Agama – " itu adalah Mata Kuliah yang paling universal karna dapat menggabungkan semua Jurusan. Dimana pun itu, lingkungan Pendidikan tidak pernah hilangkan pelajaran Agama, itu ada pada semua kurikulum dan semua harus mengambil itu jika ingin diluluskan.

Aku tidak bisa mengambil Mata kuliah Pendidikan Agama karna jadwalnya berbenturan dengan jadwal mata kuliah ku yang lain. Hanya di Matkul Pendidikan Agama, lah, aku tidak bersama-sama dengan Riza. Sedangkan aku mengambil Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi. Dan yang ku tahu, Cica itu Mahasiswi dari Jurusan Administrasi.

" CICA? "

Riza meneruskan, " ...rupanya dia itu satu lingkungan pekerjaan dengan si cowok! Sebab itu dia tau lalu menceritakan padaku. "

" Kalian kurang kerjaan, ya?? Bukannya memperhatikan dosen ketika menerangkan, ini malah bergossip! "

" He he he, mau bagaimana lagi, abis suntuk! "

Tubuhku mendekat lalu memberinya ejekan. " Ja. Di mata kuliah apa sih kamu ngga ngeluh ' SUNTUK ' ! "

" Keterlaluan! Aku ini anak pintar! Tapi jika bertemu pengajar yang membosankan, siapa juga yang ngga merasa disulitkan?! Lagi pula yang mengeluh bukan aku aja, buktinya aku dan Cica berbicang bersama-sama selama di kelas. " begitulah caranya mengeles sudah pantas berada di level Queen.

" Ya, ya, ya. Lebih baik jangan terlalu mengurusi mereka. Mereka itu sedang berada di situasi dimana semua kondisi, semua tempat, selama itu bersama, maka semua adalah indah. "

" Beii, memangnya aku sekurang kerjaan apa sampai mau mengurusi mereka?? Seharusnya mereka pahami situasi, mengerti sekitar, bahwa semua memiliki dunianya sendiri. Seharusnya mereka lebih terkendali dan ngga mengganggu sampai menuntut semua untuk mengorbankan kenyamanan mereka! Bukankah kita hidup bersama-sama? Berdampingan? "

" Hmmp, kalau begitu, kamu katakan saja keluhan mu pada mereka. Selesai. " Aku berdiri dan berjalan keluar dari kelas. Riza mengikuti ku, berjalan beriringan.

Gratitude Journal (The Landlord Of Tightly Stored Memories)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang