Secercah tulisan dari sebuah kisah singkat ini, entahlah aku juga merasa pertemuanku dengannya sangat singkat seperti pagi ke malam. Sebuah kisah singkat yang memiliki goresan cukup dalam.Di sebuah pertemuan ada yang namanya perpisahan, dan itu adalah hukum alam, sebuah hukum yang mutlak.
Namun jika kita menerima pertemuan dengan senyum merekah kenapa kita menerima perpisahan dengan rasa perih?
Itulah yang selama ini aku tanyakan kepada Tuhan.
Jika setiap pertemuan yang diawali tawa dan akhir yang ditemani lara kenapa pertemuan itu harus terjadi? Itu hanya akan menyakiti kedua insan.
Mungkin berminggu-minggu yang lalu itulah yang berputar dalam benakku, merutuki setiap detik pertemuan yang terjadi. Memotong memori memori indah yang masih membekas. Aku tau aku 'bodoh' pada saat itu.
Aku pikir Tuhan sangat egois menciptakan sebuah hukum seperti ini yang hanya akan menorehkan luka.
Aku bahkan berhenti berdoa juga.
Lalu apa yang aku dapat dari melakukan semua itu? Luka.
Hanya luka dan rasa sesak yang aku dapat. Memori yang terus berputar setiap detik, bayangan masa lalu yang terus meneror ku. Siapa yang menambah luka itu? Aku sendiri, aku lah yang terus menutup jalan sembuhnya luka ini.
Obat dari luka ini hanya satu, keikhlasan.
Sebuah perasaan rela yang langsung dari hati membiarkan yang hilang pergi dengan tenang. Menyambung semua memori memori indah yang terputus dan mulai membuka lembaran baru.
Setelah aku melakukan hal diatas perlahan keadaanku mulai membaik, aku mulai menerima semua hal yang takdir berikan kepadaku. Baik itu bahagia atau lara.
Apa artinya aku melupakan yang telah pergi? tidak dan tidak akan pernah. Rasa yang akan tetap sama sampai akhir tetapi dengan keadaan yang berbeda. Kita telah melalui banyak perbedaan kenapa kita tidak bisa melalui perbedaan yang satu ini?
Sampai akhir pun rasaku akan tetap sama kepadamu, dari yang mencinta untuk yang tercinta.
Terima kasih telah menemaniku dalam tawa dan lara
Terima kasih karena telah menjadi nyata untuk sececah
Terima kasih telah menjadi satu bagian dalam kisah renjana iniBandung 12 April 2027
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Novela JuvenilSampai akhir pun rasaku akan tetap sama kepadamu, dari yang mencinta untuk yang tercinta - 𝐀𝐀