28 🍒 pamit

4.3K 674 121
                                    

[Kak Yeri] received at 06:37 p.m
Heh Bocil gue sama mama pulangnya agak maleman

[Me] sent at 06:40 p.m
Iya kak gapapa

[Kak Yeri] received at 06:41 p.m
Kalau mau nangis ditinggal mama juga gpp sih cil

[Me] sent at 06:41 p.m
Enggak kok
Kakak fokus quality time aja sama mama dan ga usah khawatir

[Kak Yeri] received at 06:42 p.m
Dih siapa juga yg khawatir sama lo najis banget ewh

[Me] sent at 06:43 p.m
:)

[Kak Yeri] received at 06:42 p.m
Udah makan belom lo?
Ga penting juga sih sebenernya
Tapi tadi gue ga sengaja kepencet order gofood
Mau cancel udah keburu bayar
Jadi buat lo aja
Paling bentar lagi nyampe

[Me] sent at 06:44 p.m
Makasih ya kak
Kebetulan aku belum makan

[Kak Yeri!] received at 06:44 p.m
Dih kepencet order doang padahal
Lo sinting kalau mikir gue sengaja order buat lo

Tawa kecil Karina refleks berderai, sangat kontras dengan kalimat terakhir Yeri yang berpotensi menyebabkan sakit hati. Setidaknya, dengan Yeri yang sudah bersikap normal seperti ini, perasaan bersalah Karina sedikit berkurang. Masih segar di ingatannya kejadian dua malam yang lalu di mana kakak perempuannya itu terlihat sangat rapuh di dalam pelukan Krystal. Masih terbayang pula argumen, jeritan, dan tangisan yang saling bersahutan di antara dirinya, Yeri, dan Irene kemarin siang kala sang mama mengetahui Yeri mengabulkan keinginan Karina yang ingin kembali ke Perancis.

Irene marah karena Karina memutuskan sendiri tanpa berdiskusi dengannya.

Irene kecewa karena Yeri begitu mudah mengikuti keinginan Karina.

Tetapi, Karina tau, di atas itu semua, Irene bersedih karena harus berpisah dengan anak pertamanya untuk yang kedua kalinya.

Pada akhirnya Irene memang mengalah. Yeri berhasil meyakinkan sang ibunda bahwa dirinya tidak apa-apa dan Irene harus memprioritaskan kenyamanan dan kebahagiaan Karina. Dan Karina, harus mengabaikan rasa sakit dan bersalah yang menggunung karena memisahkan ibu dan anak yang baru bertemu setelah hampir 20 tahun lamanya. Karina merasa dirinya sangat egois, namun membayangkan hidup dikelilingi ketidakpastian dan atensi yang tidak diinginkan bukanlah sesuatu yang Karina inginkan.

Karena alasan itulah Karina menolak ikut ketika Yeri mengajak dirinya dan Irene quality time sebelum keberangkatan mereka ke Paris. Biarlah Karina sendirian di apartemen hingga malam datang. Demi apapun, Karina rela karena itu hanyalah hal kecil yang dapat dia lakukan untuk membalas kebaikan Yeri dan mengurangi rasa bersalahnya.

"Iyaa, sebentar!" Bel apartemen yang tiba-tiba berbunyi mengingatkan Karina bahwa Yeri memesankan makanan untuknya.

Karina bergegas bangkit, lantas membuka pintu tanpa memeriksa terlebih dahulu siapa yang datang.

"Terima kasih ya--" netra Karina sontak melebar, "--Pak..."

"Papa boleh masuk? Kamu belum makan, kan?"

Suho yang berdiri di depan pintu seraya menenteng banyak kotak makanan bukanlah pemandangan yang Karina harapkan.

🍒🍒🍒

[✔] JuicyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang