Seorang perempuan manis terbangun dari tidurnya. Sinar matahari masuk dari celah celah jendela kamarnya. Perempuan itu segera bangun dari tempat tidur lalu menuju kamar mandi untuk mandi menyikat gigi dan cuci muka. Setelah siap dengan pakaian seragamnya perempuan itu berjalan menuju meja rias untuk mengoles lipblam tipis dan memakai bedak bayi agar harum.Kemudian perempuan Itu turun keruang makan.
Sesampainya diruang makan perempuan itu langsung duduk ditempatnya. Tempatnya agak jauh dari kedua orang tuanya dan kedua kakak nya . Dia sudah terbiasa dengan semua ini. Seperti ada batas diantara mereka. Tidak ada sapaan hangat dipagi harinya entah mengapa. Perempuan itu mengoleskan selai coklat ke roti tawar yang tadi ia ambil lalu menaburkan keju dan meses di atas selai itu. Kemudian memakannya.Selesai makan langsung meminum susu lalu bangkit dari duduknya untuk pergi sekolah. Namun niatnya tertahan.
"Punya sopan santun g lo??" sindir Risky Aditya Zein kakak pertamanya yang biasnya dipanggil Risky.
"Punya bang." jawab Nada sambil tersenyum. Gari bawah dipaksakan.
Yap perempuan itu adalah Nada Natania Arsyi. Dengan nama panggilan Nada. Cantiknya adalah warisan dari ibunya. Bulu mata lentik,kulit putih,dan senyum manis yang dimilikinya. Namun sayang dia memiliki koneksi lemot di otaknya.
"Jijik gua liatnya,senyum lo sok suci." ucap Risky sinis. Nada tetap tersenyum meskipun hatinya secara tak langsung sakit oleh perkataan Risky abangnya.
"Bunda , Ayah Nada pamit dulu ya." pamit Nada pada ortunya,saat akan menyalimi tangan (Farhan) ayahnya tangan Nada langsung ditepis secara kasar. Nada tetap mempertahankan senyumnya.
Nada lalu menyalimi tangan (Cahya) bunda tercintanya yg terdiam mentap lurus. Entah mengapa iya rindu dengan suasana dulu. Memang tak beda dengan sekarang. Namun,sebelum kakak keduanya mengalami kecelakaan jatuh dari lantai dua masih ada sedikit celah kehangatan.Nama kakak keduanya adalah Melody Nafasya Ariska.
Semuanya berubah. Tak ada lagi candaan ringan dengan kakaknya Melody ,tak ada lagi cekcok an ringan dengan abangnya. Dan tak ada lagi kehangatan dari keluarganya.
"Nada berangkat dulu y bunda,bunda jangan sedih terus. Nada percaya kok pasti kak Melody bakal cepet bangun. Terimakasih dan maaf bunda." ucap Nada pada bundanya
"Pergi sana lo , enek gua liat muka lo yang sok paling ngeras bersalah. Padahal emng lo pelakunya." ujar Risky sengit
"Dah bunda,ayah,abang." Nada melambaikan tngannya lalu pergi menuju sekolah menggunakan motor beat. Ada 5 mobil memang namun salah satu tidak diperuntukan untuknya. Namun itu tidak masalah bagi Nada.
Sekolah y sekolah. Sekolah bukan tempat untuk memerkan sesuatu. Nada menjalan kan motornya. Sesampainya di parkiran sekolah Nada melepas helm. Kemudian berjalan menuju kelasnya XI IPS 3.
"Nadaaaaaa." teriak keras perempuan berambut sebahu dengan cengiran khas dirinya yg menambah kesan tidak bosan jika dipandang.
"Efa jangan teriak teriak." tegur Nada lembut
"Ehehe maap da,gua lagi seneng banget. Gua tadi liat 3 cowo beuhh udah ganteng,populer,pinter lagi pengen deh jadi pacarnya." ucap Efa dengan heboh
"Pertanyaannya satu 'bisa g di gapai'??" timbal Nada tersenyum
"Jangankan digapai da,dilirik aja masih ada kata g mungkin." Ujar Efa menoleh ke Nada
"Lh kok jadi potek ,yok gass ke kelas ntar bu Yeri malah lagi." kata Nada
"Hoho kenapa harus ada mapel bu jerry si,bukannya bu jerry lagi dikejar kejar sama pak tom." ucap Efa lesu
"Kamu kira ibu tom and jerry Efaaaaaa."seru orang dibelakangnya. Nada dan Efa menoleh kebelakang. Dan mereka berdua mendapati bu Yeri sedang berkacak pinggang menatap tajam mereka.
"Engga bu tadi a-anu." jawab Efa terbata bata
"Ana anu ana anu. Bukannya masuk kelas malah gibah." ucap Bu Yeri keras
"Kita g gibah kok bu ,kita itu lagi membicarakan seseorang dibelakang tanpa menyakiti perasaan seseorang tersebut." jelas Efa rinci
"Kamu ini y Efaa,nilai kamu masih remidi masih aja gibahin orang. Kamu juga Nada nilai kamu juga masih dibawah kkm. Bukannya kalian belajar malah ngegibah ." ujar panjang bu Yeri tanpa rem.
"Jangan bawa nilai bu sensitif saya tuh,lagian nilai saya g rendah rendah banget." jawab Efa
"Kok saya ke ikut bu?" tanya Nada
"Apaan nilai kamu 11 12 sama Nada. Iya kalo diatas kkm lah ini. Nada kamu kan punya 2 kakak pinter pinter lagi. Harusnya kamu bisa kayak mereka."tegas bu Yeri
"Ya besok kapan kapan bagus ." ucap singkat Efa
"Kata haruss ternyata menyakitkan y." ujar Nada
"G usah melow harusnya kamu berusaha menyatarakan bisa kaya kakakmu,dah sana kalian berdua masuk kelas mapel ibu akan segera dimulai." ucap keras bu Yeri
"Baik bu." balas Nada,Nada dan Efa lalu berjalan memasuki kelas. Kelas yang semula ramai bak pasar kemudian menjadi hening. Nada dan Efa tak sama tempat duduknya. Karena perempuannya ganjil Nada duduk bersama laki laki yg bernama Fahri. Dan Efa duduk bersama Bintang.
Setelah Nada , Efa dan bu Yeri masuk. Mereka tidak menyadari bawaha ada 3 laki laki yg menyaksikan mereka tadi.
"Gila tadi tuh cewe bar bar banget." ujar salah cowo di sebelah kanan yang bernama Rafanza Adelio biasa dipanggil Rafa.
"Naksir ,gass gebet." timpal cowo yang disebelah kiri yang bernama Beni Wijaya Herlambang panggilannya adalah Beni.
"Ga karna dia terlalu bar bar buat gua yang kalem." ujarnya si Rafa
"Lu kalem?Dunia bengek ntar." ucap Beni mengejek,menepuk bahu Rafa.
"Dih paansi,btw ni sadar g si kalau si cewe yg dari tadi diem tuh mirip sama melody??" tanya si Rafa
"Nggatau saya kan ikan." jawab Beni
"Lu kentang bege." ujar Rafa
"Irfan,lu nyadar gak mirip kan sama melody?" tanya lagi Rafa
"Hm." dehem Irfan. Ya Irfan Ardian Erlino biasa dipanggil Irfan. Dia memanglah sangat dingin Kesemua orang tanpa terkecuali.
Nyambung g sii?
Kepo kelanjutannya ga??Apakah si Nada akan bertemu dengan Irfan??
Atau malah akan ada Melody di konflik selanjutnya??Kuy ikutin terus next partnya
Jangan lupa like,komen and share
Tapi vote pun jadi,biar tambah semangat nulisnya❗❗Bye see you next time
KAMU SEDANG MEMBACA
NO BAD
Teen Fiction"Irfan,punya pisau g??" tanya Nada "Ga." balas singkat Irfan,ia tak peduli kenapa perempuan itu menginginkan pisau "Yahh,padahal kan Nada mau gores tangan,liat darah kayaknya asik." ujar Nada "Bego." umpat Irfan "Nada emang bego,bego banget malah."...