What?! Apa ini?
Ku pandangi kebaya modern yang saat ini ada di depanku. Kebaya mewah berwarna putih dengan hiasan manik -manik di sekitar dada dan perut yang aku yakin manik-manik tersebut seperti sejenis kristal atau mungkin saja diamond. Argh! Whatever!"Ma, apa gak bisa di batalin? Aku belum kenal dia ma..." aku masih saja merengek pada mamaku.
"Gak bisa sayang, kamu tau sendirikan papamu bagaimana? Udah, sekarang kamu mandi dulu, sebentar lagi kamu bakal dirias. Gak ada lagi rengek-rengekan, apalagi kabur-kaburan. Mama gak mau ngalami insiden-insiden gak masuk akal kayak sinetron gitu. Sekarang mama harus turun ke bawah, tamunya uda pada datang. Oke sayang" ucap mamaku yang kemudian pergi meninggalkanku sendiri di kamar.
Hari ini aku akan menikah. Yups! Menikah, dan kalian tau aku akan menikah dengan pria yang bahkan bentuk hidungnya saja aku belum tau. Kayak beli kucing dalam karung. Aku terpaksa mengikuti kemauan papaku ini karna semua persiapan pernikahan dilakukan oleh papa dan mamaku dan tanpa sepengetahuanku, kasian banget kan aku?!
Kata mama sih pria yang mau dinikahkan sama aku tuh ganteng, kulitnya putih, badannya tegap, hidungya mancung, matanya tajam, tingginya 178 cm dan berat badannya 70 kg, ukuran bajunya L, nomor sepatunya 45. (Lah! Kok mamaku bisa tau sedetail itu ya? Abaikan! Kalau penasaran tanya sendiri sama mama)
Mama pernah sih ngasih foto cowok itu ke aku, tapi aku keburu badmood jadinya fotonya aku campakin gitu aja deh sebelum sempat ku lihat. Alhasil sekarang aku gak tau deh gimana bentuk tuh cowok. Nasib deh!
Sepeninggalan mama tadi aku gak langsung mandi. Ku ambil handphoneku, kucari nama seseorang disana lalu ku pencet tombol memanggil. Saat ini aku butuh dia, siapa lagi kalau bukan Bimo, sahabatku. Bimo Atmajayaputra.
Kita sahabatan sejak SMA sampek sekarang usiaku 26 tahun dan Bimo 28 tahun. Kita beda dua tahun karna dulu pas SD si Bimo katanya lama masuknya. Sebenarnya dulu waktu SMA, aku pernah naksir sama dia, Sssst! Jangan ada yang bilang ke dia ya. Rahasia! Ya cuma sekedar naksir sih. Siapa coba yang gak naksir sama cowo yang jago di segala bidang. Mulai dari pelajaran eksak, olahraga, kesenian semua dia bisa. Dia pernah jadi ketua osis, kapten basket, futsal, juara olimpiade matematika, kimia, biologi, dan jago main segala jenis alat musik. Jenius abis deh pokoknya. Aku beruntung banget dia mau sahabatan sama aku.
Tapi Bimo bukan tipe yang cool atau sok jual mahal ke cewek gitu, justru dia tuh ramah banget, murah senyum, kalau uda ngeliat senyumnya berasa lu bakal terbang ke angkasa. Dia juga tipe yang humoris, jad gak ngebosenin. Kalau aku lagi pengen manja, dia tuh pasti langsung ngerti dan langsung berubah jadi sosok pria dewasa gitu. Pokoknya semenjak sahabatan sama dia ntah kenapa aku gak mau pacaran sama siapapun itu. Aku sih gak tau dia gimana, yang jelas selama ini juga aku gak pernah dia cerita tentang cewek yang dia taksir atau dia suka.
Saat ini aku masih terus berusaha hubungi si Bimo, berkali-kali aku coba gak nyambung-nyambung, sekalinya nyambung eh malah cewek yang jawab, alias operator.
oh Bimo, kenapa di saat kayak gini lu malah gak bisa dihubungi sih? Andai aku bisa milih, mungkin aku bakal lebih milih nikah sama si Bimo dari pada cowok pilihan papa.Lama kucoba menghubungi si Bimo tapi tetap saja hasilnya nihil. Akhirnya aku pasrah menerima takdir dan keadaan. Aku pun bergegas mandi. Begitu selesai mandi kulihat sudah ada seseorang berada di kamarku. Ya, penata rias yang tadi di bilang mama. Aku pun dirias dan memakai kebaya mewah tadi.
Beberapa saat kemudian mama datang ke kamarku. "Sayang, kamu uda siap?" Tanya mama dengan senyum manisnya.
Ah! Melihat senyum mama hatiku luluh. Aku hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan mama. Mama menggandeng tanganku keluar kamar. Tapi langkah kami terhenti hanya sampai di luar pintu kamarku. Sanyup -sanyup aku mendengar suara dari lantai bawah.
"Saya ..kahkan dan ka...kan ...kau Bi.. Atmajayaputra bin Ra... Atmajayaputra ..ngan putri saya Pris..lia Ang...ani Der..wan dengan mas ..win seperangkat alat sholat dibayar tunai." Tak begitu jelas yang kudengar tapi aku tau itu suara papa
"Saya terima nikah dan kawinnya Prissilia Anggiani Dermawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Suara pria asing itu terdengar familiar denganku.
"Bagaimana saksi? SAH?"
"SAH"
"ALHAMDULILLAH"
Kulirik mama disebelahku juga turut mengucapkan hamdalah. Mama mengajakku turun ke bawah. Aku hanya bisa pasrah, aku harus ikhlas, sekarang aku sudah menjadi istri dari seorang Atmajayaputra. Tunggu! Atmajayaputra?! Bimo Atmajayaputra? Apa benar itu bimo?
Sekarang aku tepat di hadapan pria yang telah sah menjadi suamiku. Tapi aku masih menunduk. Sampai kulihat tangannya terulur ke arahku. Aku menyambut uluran tangannya seraya memberanikan dir menatap wajahnya.
DEG! senyumku mengembang seketika memandang wajahnya, perasaan lega menyeruak memenuhi rongga dadaku. Wajah ini, wajah yang selama ini menemani hari-hariku dan sekarang akan menemaniku seumur hidupku. Ya, sahabatku Bimo Atmajayaputra sekarang adalah suamiku.
END
Hai readers!
Cerita ini cuma aku siapin dalam jangka waktu 1 jam karna gak bisa tidur, jadi harap maklum ya kalau GAJE. HeheheheheheheHappy reading guys, jangan lupa vote n coment nya ya...
Tinggalkan jejak kalian.
#Kisshug