Chapter 16

1.9K 414 32
                                    

Giselle : lo dimana?

Giselle : bisa ke apart gak? urgent.

Gadis itu dengan gugup menunggu balasan dari sebrang sana. Berharap sahabatnya lekas membalas pesan yang dia kirimkan.

Tak lama bunyi suara yang menandakan pesan masuk sekaligus membuyarkan lamunan Giselle.

Panji : temenin gue keluar

Seketika amarah Giselle memuncak. Entah kenapa gadis itu semakin gedek dengan sikap lelaki itu yang semena-mena. Giselle memilih mengabaikan pesan dari Panji.

Panji : read doang nih?

Giselle : please hari ini gue libur dulu ya......

Bunyi bel apartemen mengalihkan perhatian Giselle, sembari melangkah membukakan pintu apartemen itu, Giselle menekan tombol off agar ponselnya mati. Dia ingin menangkan diri.

"Lo gapapa?" Tanya Soraya memegang kedua pundak Giselle.

Giselle meninggalkan Soraya dan melangkah masuk ke kamarnya. Soraya membuntuti Giselle dari belakang.

"Gue kira lo kena kasus lagi" Ujar Soraya yang sudah memastikan jika Giselle baik-baik saja.

Giselle menggeleng lalu duduk di kasurnya dengan Soraya yang duduk di kursi meja belajar.

"Gue ketemu Panji Hunanta" Ujar Giselle.

"Tiap hari gak sih? Kan lo pacaran kontrak sama dia" Tanggapan Soraya terhadap pernyataan Giselle.

"Bukan Panji Hunanta itu tapi Panji Hunanta crush gue SMA dulu" Ucapan Giselle membuat Soraya membulatkan matanya dan menutup mulutnya yang terbuka lebar.

Soraya melangkah mendekat ke Giselle "Terus gimana? Makin ganteng gak?"

Jawaban yang keluar dari mulut Soraya membuat Giselle menoyor kepala gadis blasteran Belanda itu "Yeuu masih Sempat-sempatnya lo nanyain fisik dia"

"Ngobrol gak sama dia? Lo tanya gak dia selama ini kemana?" Tanya Soraya dengan kepo. Panji Hunanta, crush sahabatnya itu sejak masuk ke dunia kuliah bagaikan hilang ditelan bumi. Sosial media lelaki itu bahkan hilang. Makanya Soraya penasaran.

Giselle menekuk wajahnya "Enggak sempat ngobrol soalnya Panji ngenalin gue sebagai pacarnya depan Kak Panji. Pasti Kak Panji ngerasa gak enak ngajak gue ngobrol karena ada Panji. Padahal Panji sebelum ada Kak Panji ngenalin gue sebagai teman doang"

"Panji cemburu kali?"

"Gila kali! Mana ada cemburu-cemburu, dia sengaja tuh bikin gue kesal" Jawab Giselle dengan nada kesal.

"How's your feeling then?" Tanya Soraya dengan wajah kembali serius.

Giselle menghembuskan nafas berat sebelum menceritakan bagaimana perasaannya saat bertemu Panji Hunanta, sang pujaan hati saat SMA nya itu "Gue kira saat ketemu dia gue udah biasa aja ya. Tapi saat dengar suaranya aja gue udah deg-deg an gitu"

"Masih suka ya lo? Emang sih cinta pertama susah dilupain" Timpal Soraya yang memang merasa susah melupakan sang cinta pertamanya.

"Gue gak tau ya.... Gue gak tau ini gue suka sama dia atau enggak. Yang gue rasain tadi tuh saat ketemu dia gue gugup, deg-degan, terus tangan gue jadi sejuk gitu. Gue ngerasa gak nyaman gitu.... " Jelas Giselle.

"Tapi ada rasa senang juga bisa ketemu dia lagi" Tambah Giselle.

Soraya yang mendengarkan ucapan Giselle kembali berpikir apakah sahabatnya belum sepenuhnya melupakan Panji Hunanta sebagai cinta pertamanya atau hanya bagian masa lalunya.

"Ceritain lagi apa yang lo rasain? Jabarin ke gue biar bisa gue analisis" Ujar Soraya yang mulai menggunakan ilmu yang dia pelajari di kampus untuk membaca keadaan sahabatnya. Soraya merupakan mahasiswi yang berkuliah di jurusan psikologi.

"Terus rasa gugup gue semakin menjadi-jadi saat kak Panji nanya ke gue tentang penjaga perpus saat SMA dulu. Terus gue jawab saat dia lulus, gue langsung pindah sekolah"

"Pikiran gue seketika langsung ingat lagi kenangan buruk dulu ya... " Kini suara Giselle terdengar lirih.

"Gue ingat lagi gimana gue di bully dulu, di ejek karena bentuk fisik gue. Belum lagi gue ingat gue di ejek karena suka sama kak Panji gara-gara surat cinta gue untuk dia tersebar. Gue takut yaa..... Gue takut kalo satu per satu orang di masa lalu datang ke hidup gue dan gue harus ngalamin hal buruk itu lagi" Untuk kali ini, Giselle tidak bisa menahan air matanya lagi.

Soraya bergerak memberi pelukan ke sahabat kecilnya itu dan mengelus puncak rambut Giselle dengan pelan. Soraya menenangkan tangis Giselle yang semakin menjadi-jadi.

"Kejadian itu gak mungkin terjadi lagi gi.... Liat diri lo yang sekarang, mana mungkin mereka ngelakuin hal yang sama" Ucap Soraya yang masih mendekap Giselle dipelukannya.

"Gue kira dengan perubahan gue sekarang, gue bisa ngelawan rasa takut gue tapi nyatanya gue gak bisa dan tetap jadi pengecut" Lirih Giselle.

Soraya yang mendengar itu tanpa sadar meneteskan air mata "Bukan gak bisa gi, tapi lo belum bisa dan suatu saat lo pasti bisa"

---

Lelaki itu sedari tadi mondar-mandir di ruangan tengah apartemen. Lelaki itu merasa gelisah karena gadis yang tadi bersamanya kini tidak mengaktifkan ponsel.

Panji tadinya sudah ingin menghampiri unit apartemen gadis itu. Namun hal itu di urungkan saat melihat Soraya yang dia ketahui sebagai sahabatnya gadis yang sekarang sudah menempati pikirannya, sudah berdiri di depan pintu apartemen gadis yang di pikirannya sekarang.

Panji tau bahwa gadis itu sedang tidak baik-baik saja. Panji masih ingat tangan gadis itu bergetar saat seseorang di masa lalu itu dihadapannya.

Makanya tadi Panji langsung mengenalkan Giselle sebagai pacarnya agar lelaki yang mempunyai nama yang sama dengannya itu bisa menjaga jarak dari Giselle.

Seseorang di masa lalu Giselle yang membuat Panji ikut terlibat dengan Giselle.

Pikiran dimana Giselle akan pergi meninggalkan dirinya untuk bersama dengan lelaki itu sangat menganggu pikiran Panji. Hal ini tidak mungkin terlintas dipikiran Panji kalau dia tidak melihat tatapan Panji Hunanta (yang dimasa lalu Giselle) yang menatap Giselle dengan tatapan mendamba. Belum lagi Giselle yang menanggapi dengan senyuman manis.

Panji juga bingung dengan reaksi yang ditunjukkan Giselle terhadap lelaki itu. Tatapan yang terlihat mendamba tapi tubuh yang gelisah.

Tatapan mendamba dimata Giselle sirna saat Panji Hunanta (yang dimasa lalu Giselle) membahas hal-hal saat SMA dulu. Panji melihat tatapan gugup dari Giselle serta tangan yang semakin bergetar hebat. Untung saja tangan Giselle berada di bawah meja, jadi pujaan masa lalu Giselle tidak melihat hal itu.

Namun, Panji meyaksikan semuanya.

to be continued.......

---

dikit bgt nih gan

met bertemu di part depan!

Beautiful Mistake [Jihoon x Giselle]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang