02

7 3 0
                                    

.
.
.

Saat ini mereka sedang berada di bandara. Keberangkatan mereka tinggal beberapa menit lagi.

Tapi ibunya repot sekali karena barang bawaannya banyak sendiri, suami dan anaknya hanya mengelus dada akan kelakuan istri dan ibunya itu.

"Sayang, ayo ini sudah mau berangkat."

"Iya mas tunggu sebentar ini barang bawaan ku nanti ada yang ketinggalan."

"Memangnya untuk apa sih mah, di sana juga banyak yang seperti itu."

"Ini semua untuk calon menantu mamah sayang. Di sana tidak ada yang seperti ini sudah kalian diam jangan banyak protes."

'Ck, memangnya secantik apasih wanita itu. Palingan juga seperti jalang murahan, yang harus akan sentuhan.' Batin Dimas

••••

"Aulia sayang, sini nak mamah ingin bicara" panggil sang ibu.

"Ya mah sebentar, aku sedang memberi pupuk."

"Sudah biarkan ayahmu saja yang memberi pupuk, sekarang kau mandi dan pakai pakaian yang rapih dan berdandan yang cantik."

"Hah? Memangnya untuk apa mah?"

"Sudah jangan banyak bicara sana mandi."

"iih ayah dan mamah sama saja."

Kedua orang tuanya hanya tersenyum melihat tingkah laku anak tunggalnya.

"Mah, perasaan ayah baru kemarin dia lahir dan beberapa tahun lagi dia akan menikah."

"Ayah benar juga, apa mungkin anak kita tumbuh dengan cepat?"

"Mungkin lebih cepat lebih baik, ayah sudah ingin memiliki cucu mah."

"Huhh, mamah juga yah. Tidak sabar ingin menggendong cucu."

"Kita sabar saja dulu mah, hanya tinggal beberapa tahun lagi, ya sudah sana ayah ingin lanjut memberi pupuk lagi."

"Yasudah mamah pulang dulu."

••••

Keluarga dimas sudah sampai di kediamannya.

Sangat melelahkan berjam-jam duduk di pesawat, tulangnya terasa remuk.

"Hah, cape sekali"

"Dimas, sana mandi terus kita berangkat lagi"

"Astaga mah ini baru sampai, masa kita harus pergi lagi."

"Ibumu sudah tidak sabar." Jeda sesaat hanya untuk meminum kopi nya "untuk menemui calon menantunya."

Oke cukup.

Sekarang dia jadi ikut penasaran, bagaimana tampang calon istri nya nanti.

18:30
Saat ini mereka sedang berada di perjalanan menuju rumah Aulia.

"Mah, ini masih lama? Ko dari tadi tidak sampai-sampai?"

"Tidak, sebentar lagi juga sampai. Kau sudah tidak sabar ya bertemu calon istrimu?" Goda sang ibu.

"ish, bukan begitu mah, aku cape menyetir terus." Tentu saja itu hanya akal-akalan dimas.

Dan mereka pun sampai di tempat tujuan mereka.

Phone calling..

"Mah sebentar ya aku angkat telepon dulu."

"Hm, jangan lama-lama."

"Iya, tidak akan lama ko."

"Ayo mas, kita duluan"

"Dimas?"

"Dia sedang ada perlu sebentar."

"Ah, anak itu."

Tok tok tok.

"Tunggu sebentar."

Ceklek.

"Hai ya ampun kalian beneran datang rupanya, aku kira tidak jadi."

"Ya jadi dong masa tidak jadi, kan aku mau bertemu calon mantu."

"Kau ini. Eh iya ayo masuk Bu Merina pak Fathan tidak baik di luar."

"Ah, iya terima kasih."
.
.
.
.
.

"Jeng, di mana anakmu itu aku sudah tidak sabar jeng ingin bertemu dengan dia."

"Oh, Aulia.. dia sedang tidur katanya tadi dia ingin menunggu tapi mengantuk."

"Yaaah, Aulia nya lagi tidur pah."

Karena melihat sang istri murung dia mencoba untuk menghibur.

"Mungkin Aulia sedang lelah mah, jadi dia ketiduran."
.
.
.

Gadis mungil terbangun dari tidur nya karena mendengar ada suara sedikit berisik di ruang tamu.

Mencoba untuk bangkit dari ranjangnya, hanya untuk duduk sebentar.

Merasa sedikit pusing, mungkin karena terlalu lama dia tidur.

"Ada apa sih di luar, ko rame?"

"Mmm, apa aku keluar saja ya?"

Terlalu lama dia bergelut dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba ibunya masuk ke dalam kamarnya.

"Eh, udah bangun anak mama yang cantik. Ayo rapikan bajumu dan temui calon suamimu di depan."

"Iya mah, Aulia ganti baju dulu."

"Jangan lama-lama oke?."

"Iya mah."

"Sipp, ya sudah sana dandan yang cantik."

'aku harus pakai baju apa?'

Dan pilihannya jatuh pada sweater over size berwarna baby blue dan rok mini berwarna putih, tidak lupa juga rambutnya di pakaikan jepit agar ada sedikit hiasan.

"Seperti ini saja" berbicara dengan dirinya sendiri di kaca dan tersenyum manis.




TBC.

Dimas & Aulia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang