.
.
.
.Entahlah sudah berapa kali helaan nafas terdengar di kamar ini.
Lebih tepatnya kamar Dimas.
Sejak saat pertemuannya yang pertama kali dengan gadis itu, dia jadi terus memikirkan gadis itu.
Ah, ada yang kasmaran rupanya.
Ia pikir wanita yang akan menjadi istrinya nanti, berkelakuan seperti seorang jalang?.
Lebih tepatnya seperti mantan-nya angel.
Tapi, dugaan ia salah wanita itu sangat cute. Bahkan dia lebih cantik dari mantan- nya.
Ah, ia lupa menanyakan usia gadis itu kepada orang tuanya.
"Kira-kira berapa usia dia ya?, Dua puluh tahun?, Ah tidak mungkin--"
"--lebih baik aku tanyakan kepada papah." Finalnya.
"Di mana papah? Ko rumah sepi?"
"Papah! Mamah!"
Tak lama kemudian sang ibu datang menghampiri anaknya, dia pikir anaknya kesurupan?.
"Heh!, Kau tidak sopan sekali jadi anak teriak-teriak seperti itu memanggil orang tuanya hah!"
"Hehe, maaf mah. Lagian di cariin tidak ada ya sudah aku teriak."
" Tumben kamu cariin orang tuamu?, Biasanya juga kalau pergi ga pamitan." Cerocos ibunya.
"Sejak kapan aku kaya gitu mah?, Aku ga pernah kaya gitu ya. Masa Dimas yang super duper ganteng ini tidak perduli dengan orang tua?, Oh tentu tidak mamah."
"Ah sudahlah mamah mau tidur ngantuk." Terlampau malas jika berdebat dengan sang anak.
"Eeh, tunggu sebentar mah."
"Ada apalagi?" Jawab sang ibu dengan nada dingin.
Ia suka heran, dia sebenarnya anak kandung atau bukan?, Mengapa ibunya ini sangat ketus pada dirinya.
"Papah mana?"
"Sedang keluar, ada perlu, memangnya ada apa?"
"Aku ingin tahu, berapa usia wanita tadi?"
"Wanita mana?"
"ish, wanita yang tadi itu loh. Yang memakai sweater berwarna baby blue."
"Ooh, namanya Aulia dan usia nya baru enam belas tahun." Jawab santai sang ibu.
"Oh, usianya enam belas tahun." Saat ingin kembali ke kamar nya dia tersadar.
"APA ENAM BELAS TAHUN!?!"
"Berisik bisa tidak jangan berteriak?"
"Mamah gila? Menjodohkan aku dengan anak kecil?!"
"Memangnya kenapa? Toh, dia juga akan dewasa."
"Aku dua puluh enam tahun mah sedangkan dia enam belas tahun, kita beda sepuluh tahun."
"Ya sudahlah, Toh kau juga menerima perjodohan ini 'kan?"
"Ya aku sih terima saja. Tapi bagaimana dengan dia? Apa dia mau menerima perjodohan ini?"
Ya, dia takut jika Aulia tidak mau menerima perjodohan ini, karena perbedaan usia yang jauh.
Entahlah apa dia sudah jatuh cinta lagi?, Sejak kejadian dulu dia menutup hatinya untuk wanita lain.
Dan tidak ingin mencari wanita lain, meskipun di pilihkan oleh orang tuanya.
Tetapi. untuk kali ini mengapa dia dengan gampangnya menerima perjodohan ini?.
"Oh ayolah Dimas dia itu masih anak kecil, yang harus kau jaga jangan kau lecehkan--"
"--bagaimana jika aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri?" Ucapnya sambil mengacak-acak rambutnya.
"Hah, mengapa aku menjadi seperti seorang pedofil?, Astaga aku harus bagaimana?" Ucapnya frustasi.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimas & Aulia
RandomBagaimana jika gadis berusia enam belas tahun, di jodohkan dengan pria berusia dua puluh enam tahun? ©veesis