30. Meminta Izin

376 46 0
                                    





Alvin datang ke rumah Rizhan, mereka sempat berkumpul di sana tapi hanya sebentar.
"O yah gue pamit ya, mau jenguk Rena." ketiga pria itupun mengangguk.

"Gue cuma di kasih waktu sehari aja ke sini, jadi gue abis nemuin Rena balik ke Jakarta, do'ain gue yah biar bisa ngumpul lagi ke sini dan memulai hidup baru gue di sini."

"Iya kita pasti do'ain lo kok," Rizhan menepuk bahu Alvin, dan Alvin pun berpamitan dengan sahabatnya itu.

Alvin menuju tempat tahanan Rena.
"Hai!" suara berat yang mengagetkan Rena, saat gadis itu terbaring dengan mukenanya.

"Ganggu yah?" Rena tak percaya, terasa mimpi baginya baru kemarin ia menanyakan kabar Alvin ke Rizhan dan Alika, dan sekarang sudah ada di depan matanya.

Rena menggeleng dan ia menatap wajah Alvin dengan rasa tak percaya-nya.
"Vin kok bi-bisa?"

"Gue diberi izin untuk ke Jogja, tapi satu hari aja." Rena pun mengangguk lalu ia menunduk.

"Ren lo cantik pakai mukena," ucap Alvin. Rena pun hanya tersenyum mendengar perkataan Alvin tadi.

"Gue tunggu lo keluar dari sini, kita jalani hidup kita bareng-bareng lagi, memulai dari awal menjadi pribadi yang lebih baik, dan aku akan membimbing kamu, walaupun aku masih butuh bimbingan dari sahabat aku."

Rena hanya terdiam, ia menahan air matanya untuk turun.
"Aku akan menikahi kamu, tunggu aku ya!" Ucap Alvin lalu kembali berdiri, Rena mendongak menatap Alvin, setelah mendengar ucapan Alvin, lalu ia hanya mengangguk.

Alvin pun pergi dan ia berangkat lagi menuju Jakarta.

"Gue akan nunggu lo Vin," lirih Rena lalu kembali merebahkan dirinya di atas sajadah.

_____

"Bang minta tanda tangan, Fira mau ikut sekolah camping ke Semarang."

"Semarang? Jangan!" Dengan tegas Rizhan menyahut perkataan Fira, dan enggan menandatangani surat persetujuan dari wali untuk ikut camping sekolah ke Semarang.

"Abang, Fira janji akan jaga diri baik-baik ya, lagian yah teman Fira juga banyak yang ikut, terus guru-guru, dan para alumni juga banyak yang ikut, please ya!" Fira menangkup kedua tangannya di dada, seraya ia kedip-kan kedua matanya.

"Gak akan Fira, abang gak kasih izin!" Kekeh Rizhan tak memberi izin pada adiknya itu.

"Kata Abi sama umi boleh, katanya minta tanda tangan abang, kalo abang gak mau Fira minta tanda tangan sama Kak Alika, kalau gak Bang Zai," Fira berbalik badan dan menuju kamarnya, mulut itu masih menggerutu.

"Fira abang takut lepas kamu, ke kota yang sama saat abang hampir kehilangan Alika, abang trauma," lirih Rizhan memijit pelipisnya pusing.

Fira pun termenung di kamarnya, Alika pun membawakan segelas susu untuk Fira, sebelum Fira tidur.

"Kak tanda tangan!" lirih alika sambil memberikan selembar surat itu dan sebuah pulpen.

Alika pun menggeleng, tapi ia tidak tega melihat wajah gadis kecil itu seperti ingin menangis.
"Kakak takut, abang kamu yang berhak atas ini, kakak gak bisa bantu tanda tangan, kalau terjadi apa-apa gimana, Abang kamu trauma kalau hal yang menyangkut dengan Semarang, malahan abang kamu gak mau lagi jalan jauh-jauh pergi ke luar kota."

"Karena alasan itu abang gak mau memberikan izin?" Alika pun mengangguk, lalu menaruh susu itu di nakas, ia pun duduk di samping Fira sambil mengelus punggung Fira.

Air mata Fira pun sudah membendung di ujung mata, ia tahan untuk turun tapi tetap tidak bisa.
"Jangan nangis, abang kamu sayang sama kamu, dia gak mau kamu kenapa-napa." Alika mencoba membujuk Fira.

"Tapi Fira pengen ikut ke sana...hiks," Fira menangis sesegukan di dada Alika. Alika pun terus mengelus rambut Fira sembari menenangkannya.

Rizhan pun masuk ke kamar Fira, dan duduk di samping Alika. Sementara itu, Fira hanya memasang wajah kesal ke Rizhan. Tak lama Fira pun keluar kamar dan menonton televisi.

"Jadi ceritanya ngambek tuh?" Tanya Rizhan pada Alika setelah Fira keluar.

"Iya kamu sih."

"Kok aku?"

"Ya, kamu ga kasih dia izin."

"Yuk bobo." Rizhan pun merangkul Alika dan menuju kamarnya.

Fira menonton televisi sampai jam satu malam, gadis itu terjaga karena asiknya ia menonton film. Rizhan pun terbangun dan langsung menghampiri Fira.

"Tidur gih!" suruh Rizhan, sambil duduk di sebelah Fira, namun Fira memindah posisi duduknya lebih jauh dari Rizhan satu meter.

"Fir, tidur udah jam satu malam ini!" Fira pun dengan cepat mematikan televisi dengan remote, lalu ia dengan wajah yang masih terlihat kesal menuju kamarnya.

Fira pun mengunci rapat pintu kamar itu, dan ia mengirimkan sebuah pesan pada Bang Zai, lelaki yang merupakan kepercayaan Abinya.

"Bang, tanda tangani ya nanti surat izin ikut liburan sekolah ke Semarang"

"Emang bang Rizhan?"

"Dia gak mau, kata Abi boleh kok."

"Yaudah."

"Yeeee makasih bang /emot cium"

"Iyaa."

Fira pun dengan senangnya menatap surat itu lalu ia tidur.

_____

Pagi hari Alika sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya, suaminya dan juga Fira. Kali ini Alika pengen turun ke kampus, karena gadis itu mungkin sudah banyak tertinggal pelajaran.

Fira pun dengan wajah yang senang menuju meja makan, ia hanya mengambil roti, lalu ia olesi dengan selai, dan juga susu coklat di atasnya.

Ia pun menelan dengan cepat roti itu, dan ia pun langsung mengambil segelas susu yang sudah tersedia di atas meja itu.

"Bahagia banget kenapa nih?" Tanya Rizhan sambil mengangkat kedua alisnya.

"Bukan urusan abang!" Sahut Fira dengan wajah sewotnya.

Rizhan pun menggelengkan kepalanya, lalu mengelus kepala Fira, namun Fira justru menghindar dan langsung menuju pintu karena klakson motor bang Zai sudah terdengar di depan rumah.

"Masih marah kayaknya," ucap Alika sambil memberikan sepiring nasi goreng untuk Rizhan.

"Makasih ya sayang," Rizhan pun mengelusi perut Alika, Alika pun duduk lalu sarapan bersama. Setelah sarapan mereka pun menuju kampus.

_____

"Nih bang tanda tangan!" Fira menyerahkan surat permintaan izin itu ke Bang Zai. Bang Zai pun dengan cepat menandatangani, lalu ia pulang setelah mengantarkan Fira sekolah.

"Yee makasih Bang, nih buat jajan." Fira memberikan uang kepada Bang Zai, tetapi bang Zai menolaknya.

"Abang tau, kamu iku ke Semarang pengen ketemu Angga itu kan?" Ketus Bang Zai.

"Ada deh!" sahut Fira dan memasuki pagar sekolah.

Fira pun dengan senang menyerahkan surat izin itu ke gurunya.



RIZHAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang