MOTTA || KEEP YOU SAFE

3.4K 257 17
                                    

Bruno Mars - Talking To The Moon.

❣ HAPPY READING ❣

___________

      Metta merutuki kebodohannya kini, ia berguling-guling di ranjangnya sambil mengingat kejadian gila di kolam renang sekolahnya. Bisa-bisanya dia menerima Motta menjadi kekasihnya? Heii! Metta pasti sedang mabok kolam saat itu karna mengandung banyak kaporit, mungkin? Gadis itu sejak pulang sekolah tadi, ia enggan membuka ponselnya yang sedari tadi berbunyi. Banyak notif instagram atau notif whatsapp yang masuk ke dalam benda pipih tersebut. Menjadi pacar dari seorang Ganne Motta Megatra rupanya membuat Metta frustasi. Baru beberapa jam saja sudah heboh di akun sekolahnya dan tag-tag-an lain mengenai berita ini. Bahkan Foto Metta sedang memeluk laki-laki itu masuk ke dalam postingan hotnews.smaedelweis. Tapi jika boleh jujur, Metta sedikit terkejut dengan perubahan rumahnya sekarang yang terlihat lebih rapih dari sebelumnya. Apalagi plafon di balkon kamarnya, sudah putih, bersih dan terpasang rapih. Ada yang berubah juga dari rumah Metta, yang semula catnya berwarna hijau mint, kini berubah menjadi warna biru navy bercampur dengan silver dan putih. Selera warna Motta bagus juga.

      Sesekali Metta melirik ke arah ponselnya yang tergeletak di kasur, ia meringis melihat notif yang tak kunjung berhenti.

      Sekarang pukul 16.46 sore hari. Bang Zatta dengan Papa-nya belum pulang. Biasanya Papa-nya itu paling cepat pulang sekitar jam 5 an atau paling lambat pulang jam 11 an kalau sedang banyak kerjaan katanya.

      Metta terkejut saat mendapati ponselnya yang menyala lalu terdengar dering telepon yang keluar dari benda pipih itu. Ia menatap nomor tidak di kenal menghubunginya. Kira-kira siapa si penelepon itu? Apakah itu dari salah satu fans Motta yang tidak setuju dengan hubungan mereka? Aaaaaaaa gimana ini? Angkat atau jangan? Kalau di angkat Metta takut, tidak di angkat Metta penasaran. Huh! Sangat menyebalkan!

      Perlahan tangan gadisbitu terarah untuk mengambil ponselnya. Ia berniat untuk mengangkat sambungan telepon yang masuk ke dalam ponselnya.

      "Ha-hallo?"

      "Lo dimana? Kata Pritta, tadi lo mau ngurut kaki lo. Udah?"

      Metta terdiam saat mengenali sang pemilik suara. Jantungnya tiba-tiba saja berdegup kencang dan membuat dadanya sesak. Ini Motta. Motta menelponnya. Dari mana laki-laki itu mendapatkan nomornya? Ah.. Dari mana lagi kalau bukan dari Pritta? Metta ingin sekali menjawab pertanyaan laki-laki itu, namun saja seketika mulutnya terasa kaku. Sulit menjawab pertanyaan laki-laki itu. Apa matikan saja, ya? Tapi, Kira-kira kalau metta matikan sambungannya, apakah laki-laki itu tidak akan marah?

      "Lo mendadak bisu, ya?"

      " Iya, Pa! Metta kesana sekarang!" Teriaknya sengaja.

      "Udah dulu, ya kak Motta. Papa manggil aku." Alibinya.

      Metta segera mematikan sambungan tersebut. Ia memegangi dadanya, merasakan detak jantung yang berdegup dengan kencang. Gila! Dampak dari suara Motta sebesar itukah? Sampai-sampai, hanya dengan mendengar suaranya saja dapat membuat Metta sesak nafas.

M O T T A [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang