[29]

12.5K 1.2K 82
                                    

HAPPY READING DAN JANGAN LUPA VOTE NYA YAA

MAKASI

Sheren menatap jengkel pada Albert yang duduk diujung sofa sedangkan dirinya harus mendengarkan penjelasan guru nya. Bagaimana Sheren tidak jengkel, Albert memutuskan kalau ia tidak akan bersekolah di sekolah umum lagi. Entah apa alasannya tapi tetap saja Sheren tidak terima.

"Saya rasa pembelajaran untuk hari ini cukup sampai disini. Saya harap kamu bisa mengerti atas apa yang saya jelaskan tadi, saya permisi dulu." guru yang bernama Lina itu pun memilih pamit setelah tiga jam lebih mengajari Sheren.

Setelah guru Lina pergi, Sheren masih duduk di karpet berbulu itu sambil menatap Albert yang sibuk dengan laptop nya itu. Beberapa menit Sheren masih diam menatap sang suami hingga rasa ngantuk menyerangnya. Perlahan Sheren merebahkan diri nya di karpet berbulu lembut itu lalu tertidur sambil menekuk lutut nya.

Lima belas menit berlalu, Albert menutup laptop nya dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa. Mengurus perusahaan dari rumah tidaklah mudah tapi meninggalnya Sheren seorang diri itu juga mustahil bagi Albert.

"Sayang." gumam Albert yang perlahan mendekati Sheren dan ikut duduk di samping istrinya yang sudah tertidur itu.

Sheren yang setengah sadar pun menatap Albert dan mendekatkan dirinya pada suaminya itu. Sedangkan Albert hanya tersenyum saat Sheren menjadikan paha nya sebagai bantal. Perlahan Albert mengusap lembut pucuk kepala Sheren yang membuat wanita itu semakin masuk ke alam bawah sadar nya.

Selama dua jam Sheren tidur di paha nya, Albert terus menerus menatap wajah cantik dan tidak henti mengusap lembut pucuk kepala istrinya itu. Sampai pada akhirnya Andy datang dan memberikan handphone nya.

Albert menerima handphone itu dan menatap layar yang terpampang jelas nama Johan disana.

"Hallo."

"Satu minggu berlalu dan
itu artinya waktu mu
hanya tiga minggu lagi."

"Aku tidak peduli. Satu
minggu dua minggu bahkan
tiga minggu pun aku tidak
peduli."

"Ohh jadi kau lebih memilih
wanita? Baiklah, jika itu
keputusan dirimu. Tapi
jangan salahkan aku
jika wanita itu mati dihadapan
mu."

"Jika itu terjadi maka aku
tidak akan segan-segan
menghabisi mu."

"Aku tidak takut. Masih
ada tiga minggu lagi jadi
pikirkan keputusan dirimu.
Kembali ke Paris atau melihat
wanita itu mati."

"Kenapa kau menghancurkan
kebahagiaan yang baru saja
aku dapatkan, Dad?"

"Kebahagiaan? Kebahagian mu
hanya bersama Aileen bukan
dengan wanita itu."

"Apa kau lupa apa yang Aileen
lakukan padaku dulu?"

"Lupakan semua itu, toh
sekarang Aileen sudah berubah."

"Sekali tidak ya tetap tidak."

"Baiklah, aku akan datang
untuk membunuh wanita
itu tepat di mata mu."

JODOHKU OM-OMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang