Happy reading, minna-sama !
( ' ▽ ' )ノ
.
.
.
Pada zaman dahulu kala, dimana para Elf, Vampire dan Manusia hidup berdampingan dengan damai. Mereka memiliki batas teritorial masing-masing. Kerajaan vampire dari Barat, Kerajaan elf dari selatan, dan kerajaan manusia dari timur. Mereka tidak saling mengusik satu sama lain.
Sayangnya, kedamaian itu tak berlangsung lama. Bangsa Witch yang iri dengan mereka menyusun rencana agar merekalah yang dapat menguasai dataran tersebut. Dan, sepertinya mereka berhasil. Bangsa witch mencuri permata Moussaieff milik bangsa Vampire, permata Heart of eternity milik bangsa Elf, dan permata Sancy milik bangsa manusia. Mereka memecah batu-batu tersebut menjadi beberapa bagian dan menyebarnya di penjuru dunia. Alasan mereka memecah permata suci itu hanya satu. Mereka membutuhkan pengalih perhatian agar mereka dapat mengumpulkan prajurit untuk perang. Permata-permata itu merupakan pusat kekuatan dari ketiga Ras terkuat. Tanpa sempurnanya pecahan permata-permata suci, mereka melemah. Kerajaan elf, Wittelsbach. Kerajaan vampire, Cullinan. Kerajaan manusia,Allnatt. Para witch melakukan konfrontasi diam-diam dengan ketiga ras terkuat tersebut. Sehingga sering terjadi perang antar ras. Dan hingga sekarang, permata-permata suci belum terkumpul sempurna dan ketiga ras itupun masih berperang hingga permata itu ditemukan. Sampai mereka menemukan The Seekers.
。
。
"Grandpa ? Bisakah berhenti menceritakan kisah itu ? Kau bahkan sudah menceritakannya sejak aku kecil.." rengek ku kepada kakek yang sedang duduk di kursi besarnya.
Sebuah perapian dengan api yang menyala menjadi satu-satunya penghangat ruangan. Kami sedang menjalani musim dingin di bulan Desember. Pajangan di atas perapian menunjukkan lambang keluarga kami. Sebuah lambang yang cukup sederhana menurutku. Hanya perisai yang didalamnya ada ukiran inisial D. Deraco.
Nama keluarga kakek. Entahlah, kakek tidak pernah menceritakannya dan akupun juga tidak terlalu peduli. Adil bukan?
Aku duduk di sebuah sofa mini dengan senderan yang cukup tebal dan nyaman. Aku memutar kedua bola mataku bosan. Hell-yes ! Ia selalu saja menceritakan kisah yang sama seperti natal-natal sebelumnya. Huh !
Kakek terlihat mengernyit heran. Guratan wajahnya terlihat sekali ketika ia tersenyum. aku memainkan rambut hitamku dengan kasar. Berharap itu akan membuat rambut pendek sebahuku bertambah panjang.
"Dengar dulu, cerita grandpa belum selesai, inty.."
"Namaku Danty, grandpaa~" rengekku.
Aku memutar bola mataku lagi dengan kesal. Elf? Vampire ? Haish, membosankan sekali ! Orang idiot pun tahu kalau mereka hanyalah makhluk fiksi. Huh, kolot sekali. Apa untungnya memang jika aku mengetahui kisah klasik ini.. geez!
"Baiklah, baiklah..lanjutkan saja, grandpa" ujarku setengah bersemangat.
Jika tidak mengingat kalau ibu yang menginginkan ku untuk menemani kakek di sini, mungkin aku akan berlibur ke pantai karibia bersama Helen dan Moris. Kedua sahabatku di Wales, inggris. Merasakan panasnya matahari pagi, menikmati tenggelamnya matahari sore, dan mungkin aku akan berciuman panas dengan seseorang di festival kembang api. Eh, apaini? Huh, ternyata membaca novel romance berdampak buruk pada fikiranku. Lupakan. Lupakan!!
Aku berada di sebuah desa yang cukup terpencil di Verona, perancis. Di liburan natal ini, mom dan dad mengirimku kesini untuk menemani kakek. Ia tinggal sendiri disini sudah lumayan lama semenjak nenek meninggal. Jadi, sebagai cucu' tunggalnya yang baik tidak ada salahnya bukan ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Da【Ⅰ】nty Daffodil : The Seeker
FantasyNamaku Danty Daffodil. Aku hanyalah seorang remaja biasa. Hanya saja takdirku yang tidak biasa telah membawaku pada tempat antah berantah. Aku harus berjuang melawan takdirku sendiri. Bisakah aku? -Bad Summary - ㅠ.ㅠ