Dinda dan Rizky tiba di rumah, Imran segera menyongsong istrinya, dan memeluknya dengan rasa cemas yang berlebih. Rizky berusaha bersikap tenang, dan sadar akan posisi Dinda sebagai milik Imran saat ini. "Lain kali kalau ke galeri Rizky, pulangnya aku yang akan menjemputmu," ucap Imran dibalik pelukannya. Ia mengabaikan adiknya yang harusnya ia maki-maki karena semalam membuat istrinya tidak pulang.
"Sudah Imran, lebih baik kau ajak istrimu ke kamar! mungkin dia butuh istirahat," ucap Hema yang ikut menyambut kepulangan Rizky dan Dinda, bersama Kharisma dan Rekha. Sama seperti Imran, Rekhapun sempat cemas Rizky melampaui batasannya.
"Tunggu, Rizky ...." Rekha menahan lengan Rizky saat Rizky hendak meninggalkan posisinya. Hema dan Kharisma sudah meninggalkan tempat itu, setelah kepergian Imran dan Dinda.
"Ada apa, Nek?" tanya Rizky.
"Kau masih ingat batasanmu, kan?" Rekha menatap Rizky penuh selidik.
"Batasan apa, Nek?" Rizky tak mengerti arah pembicaraan Rekha.
"Jangan berlagak naif, Rizky! Kau menginap dengan istri kakakmu ... apa tidak terjadi sesuatu antara kalian?" cecar Rekha.
"Astaga, Nenek!" Rizky nampak terkejut dengan pemikiran Rekha. Meski pemikiran Rekha benar, tapi apa harus sejauh itu Neneknya mencampuri urusannya? fikir Rizky.
"Apa yang Nenek fikirkan tentang aku?" Rizky menunjukkan wajah kecewa atas ucapan Rekha."Nenek tidak buta, Ky. Nenek bisa melihat ketertarikan di matamu pada Dinda!" tukas Rekha
"Nenek tidak usah sok tahu! dan jangan menyelidikiku ... seperti aku ini seorang penjahat!" saut Rizky lupa tata krama
"Kau benar-benar berubah, Ky ... Nenek sudah kehilangan cucu ketiga Nenek yang selalu santun pada Nenek!" Rekha mendramatisir suasana
Rizky mengusap wajahnya frustasi. Ia tak ingin menyakiti neneknya, tapi neneknya itu selalu berusaha membongkar rahasinya. Rizky tahu ia bersalah, tapi tak tahukah Rekha beban derita yang harus ditanggung Rizky atas cinta terlarang itu? Deritanya sangat berat, ia harus menerima kenyataan wanita yang ia cintai, dan mencintainya telah menjadi istri kakaknya. Adakah yang lebih menyakitkan dari perasaan Rizky? Menanggung cinta pada orang yang menjadi milik kakaknya.
Rizky meminta maaf pada Rekha atas ketidaksopanannya, dan Rekhapun tak mau terlalu mengedepankan egonya. "Berjanjilah kau dan kakakmu tidak akan melupakan persaudaraan kalian hanya karena wanita!" pinta Rekha.
Rizky tercenung sesaat memikirkan ucapan Rekha, menit berikutnya ia hanya mengangguk ragu-ragu. Rekha puas melihat anggukan Rizky, setidaknya ia yakin Rizky akan memikirkan kata-katanya sebelun melampaui batasannya.
*****
Sore harinya Dinda dikejutkan akan keberadaan Rizky di depan kelasnya. "Mas Rizky?""Hai ...." Rizky tersenyum cerah.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Dinda.
"Menjemputmulah ... apa lagi?" saut Rizky
"Mas Zayn?"
"Zayn mengantar Kirana ke butik Virgie," jawab Rizky
"Oh,"
"Ayo!" Rizky merengkuh bahu Dinda, dan membimbingnya untuk meninggalkan kelasnya. Jika Rizky terasa nyaman, Dinda nampak sedikit canggung. Keduanyapun meninggalkan kampus menuju galeri Rizky.
*****
Tiba di galeri, Rizky segera mengajak Dinda menuju ruang lukisnya. Mata Dinda menangkap lukisan sepasang manusia dewasa, berbeda jenis kelamin yang berjalan di bawah guyuran hujan. Sang pria nampak mendekap protectif pada sang wanita. Sang wanita juga mendekap sang pria, seraya menyandarkan kepalanya di dada sang pria, seolah di situlah tempat yang aman bagi sang wanita. Wajah pasangan itu tidak begitu jelas karena tertutup sebagian oleh payung yang di pegang sang pria. Hanya bahasa tubuh keduanya yang menyampaikan, bahwa kedua pasangan itu nampak saling melengkapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikuti Takdir
FanfictionDinda hanya bisa mengikuti kemana takdir akan membawanya,setelah kepergian sang ayah.Tanpa Dinda duga,sahabat sang ayah memintanya untuk menikahi Imran,putra dari sahabat ayahnya itu.Dan disana dia bertemu dengan Rizky,adik Imran yang sepertinya men...