𝒅𝒆𝒑𝒆𝒏𝒅

58.2K 2.9K 55
                                    

Seorang anak laki laki kini tengah duduk di anak tangga dengan menggaruk tangannya kasar, matanya tak berkedip sedikitpun saat darah mulai keluar dari permukaan kulitnya.

Tatapan anak itu terlihat dingin, tak memperdulikan orang orang yang menatapnya aneh. Ia hanya bisa fokus pada kegiatannya, melampiaskan kekesalan yang tak kunjung hilang.

Baekho Javer Alessandro, bocah berusia 10 tahun yang terkenal gila. Seorang anak yang selalu melakukan sesuatu yang menakutkan bagi anak anak lain. Mereka tidak mengetahui jika baekho memiliki gen psyco yang mengalir ditubuhnya.

Bersamaan dengan mempunyai gen mengerikan itu, ia juga dianugerahi kecerdasan yang sangat luar biasa. Baekho terlalu pintar di usianya yang masih muda, karena kepintarannya itu juga ia bisa memikirkan rencana pembunuhan.

Tapi untungnya baekho masih bisa mengendalikan keinginannya untuk membunuh dan melampiaskannya dengan cara mencakar kulitnya sendiri.

Baekho yang sekarang duduk di bangku kelas 4 menjadi seorang anak yang pendiam dan tidak pernah berbaur dengan teman temannya. Ia memilih untuk tidak berteman dengan siapapun karena dia tahu anak anak itu hanya digunakan untuk menjalin hubungan bisnis dengan keluarganya.

Baekho adalah anak dari keluarga Alessandro, keluarga pemilik perusahaan besar yang menjalankan bisnis di Korea-Amerika. Latar belakang Baekho yang tidak sembarangan tentu membuatnya bisa mendapatkan banyak teman jika dia mau. Tapi, apa Baekho butuh teman?

"Hai!"

Suara sapaan dari seseorang berhasil membuat gerakan tangan Baekho berhenti. Dengan alis menukik Baekho mendongakkan kepalanya, ia bersiap untuk memakai anak yang berani mendekatinya.

"Fu.."

Suara Baekho tertahan, pupil matanya sedikit membesar saat ia melihat seorang anak manis berdiri didepannya.

Dengan menggunakan pakaian serba putih anak itu tersenyum manis, pipinya terlihat seperti bola salju saat ia tersenyum. Matanya menyipit dengan bibir merah muda yang mengulas senyum kecil.

"Apa?" Tanya baekho ketus dengan mengernyitkan dahinya, tak lupa ia menatap tak suka pada anak yang lebih kecil darinya itu.

"Ini.." ucapnya sembari menyodorkan sebuah salep

"Tanganku pegal.." lanjutnya saat Baekho tak kunjung menerima salep yang dia berikan.

"Ugh, sekarang kaki ku juga ikut pegal!" Tanpa menunggu persetujuan anak itu mendudukkan dirinya disebelah Baekho.

Kedua anak itu kini duduk bersebelahan di salah satu anak tangga, dan tanpa menunggu waktu yang lama anak kecil itu menarik tangan Baekho yang berdarah akibat garukan nya sendiri.

Baekho menyatukan alisnya tanda tak suka dan menarik tangannya kasar, membuat pria manis yang memegangi tangannya tadi sedikit terkejut.

Anak manis yang mempunyai nama Minhyun itu mengerjapkan matanya polos menatap Baekho, Baekho yang tadinya menekukkan alisnya sekarang sedikit merubah ekspresi wajahnya.

Minhyun menarik tangan Baekho lagi dan kali ini Baekho membiarkan minhyun yang mulai membuka tutup salep yang ia pegang.

"Apa ini sakit?" Tanya minhyun lembut

Baekho tak menjawab, dia masih tetap diam membiarkan minhyun yang mulai mengoleskan salep di permukaan tangannya yang terluka.

"Berapa umur mu?" Tanya Baekho datar

"8 tahun." minhyun memiringkan kepalanya berpose lucu.

"Kau lebih muda dariku kenapa kau berani sekali mendatangiku?"

Minhyun menatap Baekho dengan polos dan kembali membuka suara, "Kenapa kau melakukan ini?" Minhyun mengangkat tangan Baekho menunjukkan lukanya.

"Bukan urusan mu." Jawab Baekho ketus dan kembali menarik tangannya dengan kasar.

Minhyun tersenyum menanggapi ucapan Baekho dan kembali bersuara, "Jangan melakukan itu lagi, itu pasti sakit kan?"

Lagi dan lagi minhyun tersenyum lembut membuat matanya membentuk bulan sabit yang membuat hati Baekho terasa aneh sekarang.

"Hei, ayo bermain bola!" Beberapa anak tiba tiba turun dari lantai atas membuat Baekho menarik pinggang Minhyun agar memberikan jalan pada anak anak itu.

Minhyun menatap bingung ke arah Baekho "eung"

"Kau milikku sekarang." Celotehan yang terdengar tegas dari anak berusia 10 tahun itu

Minhyun semakin menatap bingung ke arah Baekho.

"Minhyunaa cepat pulang." seorang wanita melambaikan tangannya ke arah minhyun, lebih tepatnya ke arah mereka berdua.

Minhyun mengalihkan pandangannya saat suara itu terdengar, ia kembali tersenyum saat melihat sang ibu yang datang menjemputnya, dan dengan cepat minhyun berdiri.

"Siapa namamu?" Baekho menahan tangan Minhyun saat anak itu bersiap berlari meninggalkannya.

"Minhyun."

"Minhyun Achilleo." Setelah mengatakan itu ia memberikan senyum lembut dan pergi begitu saja dengan berlari kecil.

Perlahan ia mulai menjauh dari Baekho, sedangkan Baekho terus menatap punggung kecil itu sampai tak terlihat lagi.

"Minhyun Achilleo.." gumamnya sembari menatap lurus kedepan.

Itulah pertemuan pertama mereka. Pertemuan yang sedikit membekas di hati seorang Baekho Alessandro, dan itulah hari dimana minhyun Achilleo langsung di klaim sebagai milik dari tuan muda Alessandro.

Satu momen yang akan mengubah semuanya, dan mengubah kehidupan keduanya. Lalu bagaimana rasanya terjebak di keluarga Alessandro?

DEPEND

Telah di revisi-

Story from 2021 by alstory.
Revisi final 15 okt 2024..

𝑫𝒆𝒑𝒆𝒏𝒅 𝒐𝒏 𝒚𝒐𝒖𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒔𝒕𝒆𝒓 𝑨𝒍𝒆𝒔𝒔𝒂𝒏𝒅𝒓𝒐 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang