Setelah pulang dari menjemput Ara dan Moe, Alleta kembali ke rumah, sampai saat ini dia masih merasa ada yang tidak beres.
"Kenapa perasaanku makin tidak karuan" ucap Alleta, lalu masuk kedalam rumah.
Saat masuk dia di kagetkan dengan Satria yang kini sudah berdiri di depannya, dia bisa lihat wajah merah satria, sepertinya satria sedang menahan marahnya.
"Darimana kamu?" tanya Satria.
"Dari bandara, abis jemput Ara sama moe" jawab Alleta.
"Siapa yang izinin kamu pergi, izin sama siapa?" tanya Satria lagi.
"Kenapa sih kak, aku cuma jemput Ara sama moe aja, aku nggak keluyuran juga" balas Alleta.
"SAYA TANYA IZIN SAMA SIAPA KAMU TADI?" tanya Satria dengan bentakan keras, membuat Alleta kaget dan terdiam.
Alleta tidak habis fikir dengan kakaknya, kenapa tiba-tiba dia semarah ini, ia rasa ingin menangis.
Rava yang mendengar suara bentakan Satria pun bingung dengan tetangganya ini, kenapa tiba-tiba terjadi keributan di sana.
"Apa yang terjadi pada Satria?" ucap Rava tetapi tidak keluar dari rumahnya, dia masih diam mendengarkan apa yang terjadi.
"Apa aku nggak salah dengar, apa baru saja kakak ngebentak leta?" ucap Alleta dengan suara bergetar Akibat menahan tangisnya.
"Mulai sekarang kamu tidak boleh keluar rumah" ucap Satria lalu hendak meninggalkan Alleta sendiri.
"KENAPA KAKAK EGOIS, APA AKU HARUS NURUT SAMA KAKAK TERUS, AKU CAPEK KAK SELALU DI KEKANG SAMA KAKAK" ucap Alleta dengan suara keras dan air mata yang mulai mengalir.
"GW CAPEK, GW UDAH NGGAK TAHAN LAGI, GW MAU NYUSUL BUNDA, TAPI APA GW SELALU MIKIRIN LO SATRIA, GW NGGAK MAU NINGGALIN LO SENDIRIAN, TAPI APA YANG LO LAKUIN, LO MALAH NGEKANG GW DENGAN KEEGOISAN LO, GW UDAH HANCUR, GW RASA UDAH SETENGAH MATI" lanjut Alleta, Satria yang mendengar itu terdiam dan berbalik, tetap dengan ekspresi wajah yang sama.
"YAUDAH KALAU MAU NYUSUL BUNDA SILAHKAN, GW UDAH CAPEK, BUKAN CUMA LO DOANG, GW JUGA SAMA GW HANCUR, GW NGGAK KUAT LAGI, GW MAU BEBAS SEPERTI YANG LAINNYA, BISA BERMAIN TANPA MEMIKIRKAN APAPUN" ucap Satria.
Merasa tidak bisa di kontrol, Rava segera berlari menuju rumah Satria, setelah menghubungi yang lainnya.
Saat sampai betapa kagetnya Rava ketiga melihat Alleta yang di dorong oleh Satria, untung Rava sigap menahan tubuh Alleta.
"Satria, apa-apaan ini, dia adik lo" ucap Rava yang masih menahan tubuh Alleta.
Satria tidak bisa berkata apa-apa lagi saat melihat adiknya yang menangis di pelukan orang lain.
"Lo kalau ada masalah selesaikan dengan baik-baik, bukan gini caranya, lo yang bermasalah kenapa lo lampiaskan ke adik lo, lo udah nggak sehat" sambung Rava, Alleta kini menunduk dan terus menangis.
Tak lama kemudian semuanya datang, lalu Jeslyn langsung memeluk Alleta untuk menenangkannya.
Bahkan Juna dan Mahesa sudah menenangkan Satria, dan membawanya untuk duduk di ruang tengah.
"Lo ada masalah apa, kenapa Lo tiba-tiba semarah ini?" tanya Mahesa. Satria tetap diam, dia menunduk dan ternyata sedang menangis.
"Gw nggak tau harus apa, saham perusahaan gw menurun drastis" ucap Satria.
"Terus hubungannya sama Alleta apa, kenapa sampai lo ngebentak leta?" tanya Juna.
"Gw nggak tau, tiba-tiba aja gw marah, gw nyesel" jawab Satria.
"Lo tenangin diri lo dulu, Alleta biar nginap di rumah gw" ucap Mahesa terus membawa Alleta kerumahnya.
.
Mahesa membawa Alleta kerumahnya dan menyuruhnya ke kamar Haikal, karena dia tau Haikal pasti bisa menenangkan Alleta.
"Udah sana ke kamar Haikal" ucap Mahesa lalu Alleta menuju kamar haikal.
"Mahes, ada apa dengan Alleta?" tanya papanya.
"Abis ribut sama Satria" jawab Mahesa lalu meminta mamanya untuk menyiapkan makanan untuk Alleta.
Setelah itu, mahesa kembali kerumah Satria, dan mencoba menyelesaikan masalahnya.
"Jadi sekarang lo mau gimana?" tanya Zidan, namun Satria tetap diam, dan menunduk.
"Kak, gw tau lo ada masalah, tapi nggak ke Leta juga kak, dia nggak tau apa-apa, dia cuma jemput Ara dan moe, kenapa kakak sampai semarah ini" ucap Jeslyn yang menahan marahnya. Joshua yang berada di dekat sang adik pun segera mengelus punggung adiknya untuk membantu meredakan amarahnya agar tidak semakin menyudutkan Satria.
Satria lagi-lagi diam, dia merasa bersalah karena sudah membentak adiknya. Mereka tidak tau mau bagaimana lagi, sampai tiba-tiba Ara dan Moe datang.
"Awan" panggil moe, Setyawan berbalik dan mendapati Moe yang sedang menangis.
"Astaga, apa yang terjadi, kenapa moe nangis?" tanya Setyawan yang langsung berdiri dan memeluk moe.
"Papa sama Mama kenapa, dan kenapa kamar aku penuh botol minuman keras?" tanya Moe, Setyawan diam, dia lupa untuk merahasiakan hal ini dari Moe.
"Jawab Setyawan, apa papa kembali jadi pemabuk, apa papa berbuat kasar sama mama" ucap Moe yang masih dalam dekapan Setyawan.
Melihat itu membuat Jeslyn dan Mahesa sangat frustasi, dan akhirnya memilih untuk menenangkan Moe juga.
Tetapi Moe tidak bisa menahan dirinya lagi, dia menangis sejadi-jadinya dan menyalakan dirinya.
"Jelasin, kenapa kamu diam, apa yang terjadi sama mereka awan, JELASKAN!" ucap Moe. Setyawan masih diam, dia tidak bisa apa-apa, bahkan untuk menatap saudarinya saja tidak berani.
"SETYAWAN CHRISTIN JAWAB" ucap Moe dengan suara keras.
"IYA, MAMA SAMA PAPA BAKALAN CERAI, KARENA PAPA PUNYA SELINGKUHAN DAN SELALU PULANG MABUK, GW UDAH BERUSAHA BUAT MEREKA DAMAI TAPI NIHIL JUSTRU PAPA MUKUL MAMA DAN MAHENDRA, itulah sebabnya gw nggak ngasih tau lo, gw nggak mau lo sampai kepikiran dan nggak fokus belajar hiks hiks" jawab Setyawan disertai tangisnya.
"Maaf, Moe salah, ini semua salah Moe harusnya Moe nggak pergi, harusnya Moe tetap disini dan nemenin kalian, maafin Moe hiks hiks" ucap Moe yang berlutut di depan Setyawan, yang membuat Setyawan ikut berlutut.
Melihat itu membuat suasana di sana menjadi canggung, mereka bingung kenapa masalah datang bersamaan hari ini.
Jeslyn segera berlalu keluar dari rumah Satria diikuti dengan Joshua setelahnya. Joshua tau sang adik pasti hendak menangis karena khawatir dengan sahabat-sahabatnya tetapi ia tak ingin mereka mengetahuinya. Dimas hendak menyusul Jeslyn tetapi ia mengurungkan nya karena tau Joshua pasti bisa menghibur sahabatnya itu.
Dan benar Jeslyn berhenti setelah beberapa langkah keluar dari pekarangan rumah Satria. Tubuhnya tampak bergetar.
"Jeslyn." panggil Joshua dengan suara lembutnya.
Jeslyn segera berbalik dan menuju pelukan kakaknya. Joshua segera mendekap tubuh adiknya. Terdengar isak tangis Jeslyn yang teredam oleh dekapannya, Joshua segera mengusap rambut sang adik tercinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story : Love And Hope♡✓
De Todo"Aku menaruh cinta dan harapanku ke seseorang yang belum pasti aku miliki" Juna "Mencintai seseorang yang masih belum bisa lepas dari masa lalunya itu sungguh berat." "Halah dari pada ngurusin itu, mending gw makan nastar aja" Setyawan. "Aishh ngeru...