02|TA'ARUF

2.3K 186 100
                                    

"𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐣𝐨𝐝𝐨𝐡𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐥𝐢𝐭 𝐝𝐢𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐣𝐨𝐝𝐨𝐡𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐥𝐢𝐭 𝐝𝐢𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚. 𝐀𝐩𝐚𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐬𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐥𝐮. 𝐓𝐚𝐩𝐢, 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐢𝐤𝐡𝐥𝐚𝐬 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐞𝐫𝐛𝐚𝐢𝐤𝐢 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚."

🌹Habibi&Humaira🌹

Satu minggu setelah perjodohan terjadi, akhirnya Gus Lutfi memutuskan untuk menerima saja. Walaupun hatinya masih belum bisa menerima.

"Semoga pilihanku ngga salah. Tapi ... Duh gimana ya? Apa ngomong ke Abi saja masalah mimpi? Tapi, takut Abi ngga percaya." Gus Lutfi terus mondar mandir dengan berbagai pertanyaan yang terlontar dari mulutnya sendiri.

Tok Tok Tok

Gus Lutfi langsung berhenti saat pintu kamarnya diketuk diikuti salam seseorang. Gus Lutfi segera membukakan pintu seraya menjawab salamnya.

"Abi, ada apa? Silakan masuk, Bi." ucap Gus Lutfi dengan sopan.

"Bagaimana?" tanya Abi Ghaffar.

Mengerti maksud abinya, Gus Lutfi langsung menunduk. Hatinya kembali bimbang

"Abi, boleh mas bicara sesuatu sebentar?" pinta Gus Lutfi hati-hati.

"Boleh, mau bicara apa?" tanya Abi Ghaffar.

"Masuk dulu, Bi. Ngga enak berdiri gini." ajak Gus Lutfi.

Keduanya duduk di sisi ranjang tempat tidur Gus Lutfi. Di saat seperti, sifat asli Gus Lutfi muncul. Pemuda itu melepas peci yang dipakai, dan menyandarkan kepalanya di bahu sang abi.

Seakan paham dengan kode putranya, Abi Ghaffar memberi usapan lembut pada surai hitam Gus Lutfi.

"Abi, sebenarnya ada suatu alasan yang bikin mas nolak perjodohan ini." ujar Gus Lutfi.

"Apa itu? Coba jelaskan!" titah Abi Ghaffar.

"Sebenarnya sudah hampir satu tahun mas mendapatkan mimpi yang sama. Hampir setiap hari mimpi itu datang." jawab Gus Lutfi memulai ceritanya.

"Di mimpi itu ada dua kejadian yang berbeda. Dalam mimpi itu ada dua anak, laki-laki dan perempuan. Laki-laki itu mas sangat yakin, itu diri mas sendiri. Di situ ada anak perempuan yang kira-kira enam atau lima tahun minta mas jaga dia terus. Di waktu yang berbeda, dia bilang ayahnya mau ngajak dia pindah. Katanya ayah sama bundanya mau nemenin neneknya yang sendirian. Di situ dia minta mas ngga boleh lupakan dia, dan mas berjanji." jelas Gus Lutfi.

"Satu hal yang selalu mas ingat, dia memanggil dirinya 'Rara' dan manggil mas dengan sebutan 'Mas Fi atau Mas Lutfi'." pungkas Gus Lutfi. Mimpi yang selalu datang membuat Gus Lutfi sangat hafal, apa saja yang terjadi di mimpi itu.

Habibi&Humaira [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang