01

34.7K 2.5K 32
                                    

Sejak kejadian pagi tadi, Baekho pulang dengan terus memikirkan wajah cantik dari anak yang baru saja ia temui. Bayang bayang anak itu bahkan terasa mengganggu acara makan malam keluarganya.

Hening, hanya itulah yang bisa mengekspresikan acara makan keluarga Alessandro. Semua keluarga yang mempunyai sikap dingin itu menjadi satu saat waktunya makan malam, mereka tidak akan membuat suara sekecil apapun.

Tuan besar keluarga Alessandro yaitu Kian Alessandro menatap satu persatu wajah keluarganya dalam diam. Hanya dengan ini dia bisa melihat wajah mereka semua yang memancarkan aura tak tersentuh.

Hanya wajah sang istri Tiffany lah yang memancarkan ekspresi hangat dan tidak menyeramkan, wanita itu justru berbanding terbalik dengan keluarganya yang lain. Tiffany adalah sosok wanita yang lembut dan penuh kasih sayang, suaranya begitu halus membuat semua orang akan patuh pada perintahnya.

Sedangkan Tuan muda kita yaitu Baekho Javer Alessandro masih di sibukkan dengan pikirannya sendiri, ia bahkan tak sadar jika sedari tadi dia hanya memotong motong daging tanpa memakannya.

"Bagaimana sekolah mu hari ini Javer?" Tiffany bertanya dengan lembut ke arah anak guna memecahkan keheningan.

"Seperti biasa." jawab Baekho singkat membuat Tiffany tersenyum simpul, dia sudah terbiasa dengan sikap anaknya, karena ia tahu betul anaknya sedikit berbeda.

Hening kembali. Tiffany melirik tangan sang anak lalu menghembuskan nafas pelan, dia tahu bekas luka apa yang ada di tangan Baekho.

Kian yang melihat ekspresi wajah Tiffany mengerti bahwa ada kekhawatiran di wajah istrinya, setelah itu Kian berganti menatap Baekho dalam diam.

Usia 10 tahun seharusnya adalah usia untuk menikmati bermain bersama teman sebayanya, tapi berbeda dengan Baekho. Di usia 10 tahun Baekho sudah tertarik dengan bisnis keluarga, dia bahkan lebih sering menemani kian untuk berbisnis. Cara berprilaku Baekho sudah seperti anak berusia 20 tahun, dingin, tegas,tidak mau dibantah dan sangat dewasa.

Di usia 10 tahun Baekho sudah pernah membunuh tiga serigala turun temurun keluarga Alessandro yang membuat ayahnya marah pada saat itu. Dan juga pernah membuat salah satu pembantu nya koma hampir 5 bulan karena dia mendorong nya, alasan nya karena ada satu buku yang jatuh dan pembantunya tidak merapikannya kembali.

Sang ayah mengurung Baekho saat itu dengan mengikatnya di ruangan gelap. Dan ayahnya memperingatkan bahwa dia tidak boleh membunuh siapapun sampai usia nya dewasa, dan Kian mengajarkan terapi untuk menyakiti diri sendiri ketika dia merasa kesal. Dan itulah kenapa Baekho selalu menggaruk tangannya sendiri saat merasa ingin membunuh.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki terdengar mendekat ke arah keluarga besar yang tengah makan bersama itu, 3 wanita yang cukup berumur mulai berjajar rapih di setiap tuannya.

Satu wanita berdiri di sebelah tuan Alessandro, sedangkan dua wanita lain berdiri di belakang adik dan istrinya.

Ketiga wanita itu berpakaian rapih dan berdiri tegak menunggu tuannya menyelesaikan acara makan malam bersama.

Wanita yang ada disamping tuan Kian dan adiknya adalah orang yang mengurus semua jadwal kegiatan perusahaannya.

Berbeda dengan asisten nyonya Tiffany, wanita itu merupakan teman baiknya yang mengurus urusan yayasan amal yang Tiffany bangun. Tapi meskipun begitu mereka tetap profesional apalagi asisten Tiffany adalah orang yang paling lama bekerja di keluarga Alessandro.

Baekho berdiri dari duduknya, menandakan jika anak itu sudah selesai makan. Dia berniat untuk segera pergi, tapi ia langsung mengurungkan niatnya saat melihat seorang wanita berdiri disamping ibunya.

Kening anak itu mengerut, ia mulai melangkahkan kakinya. Di sepanjang jalan menuju kamar baekho terus berusaha mengingat siapa wanita tadi..

Baekho menutup pintu kamar dan langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Ia mulai memejamkan matanya tapi bayangan seseorang tiba tiba terlintas di kepala, seseorang yang mengobati lukanya, dan seseorang yang mendekat dan...

Mata hitam itu kembali terbuka, ia tersenyum kecil saat mengingat siapa wanita tadi. Dan tanpa menunggu waktu yang lama, baekho berjalan menuju ruangan ibunya. Ruangan yang tidak pernah ia datangi selama ini...

Tok

Tok

"Masuk.." suara lembut tapi tegas menyambut ketukan Baekho.

Baekho mulai mendorong pintu ganda itu dan langsung melihat ibunya tengah membaca beberapa berkas, wanita itu memakai kacamata yang menambah kecantikannya.

Tiffany terkejut saat mendapati Baekho datang ke ruangannya. Ia mulai tersenyum hangat dan menutup berkas yang di baca.

"Ada apa sayang?.." Tiffany menepuk sebelah Sofanya

Baekho berjalan mendekat dan duduk di samping Tiffany.

"Berhenti menjadi dewasa di hadapan ibumu.." Tiffany mengusak kepala Baekho sayang.

Baekho adalah putra semata wayangnya, dia seharusnya memanjakan keinginan seorang anak kecil. Tapi dia tidak pernah melakukan itu karena apa yang Baekho inginkan pasti sudah ia miliki.

Baekho tersenyum, ini adalah senyum yang hanya di tampakan di hadapan sang ibu, jauh di lubuk hatinya ia sangat menyayangi Tiffany.

Baekho menyenderkan kepalanya pada pundak sang ibu dan sang ibu mengelus rambut nya lembut.

Tiffany selalu merindukan momen ini, momen yang jarang terjadi ketika sang anak menemuinya dan mau berbicara.

"Ada apa?" Tiffany menatap Baekho

"Ada sesuatu yang ku inginkan.."

Tiffany mengernyit bingung, apa dia tidak salah dengar? Anaknya menginginkan sesuatu dan meminta kepadanya? Ini adalah kali pertama Baekho meminta sesuatu kepadanya!

"Apa?" Tiffany menatap Baekho dengan serius, ingin mendengar apa yang Baekho minta darinya.

"Seseorang."

"Hah?.." Tiffany merasa bingung, seseorang? Apa maksudnya?"

"Siapa nama asisten mommy?"

Tiffany dengan cepat menangkup wajah Baekho menggunakan kedua tangannya, apa anak nya...

"Sayang.. dia pernah menikah, apa kau tertarik dengan wanita yang usianya terpaut jauh dari mu? Dia juga sudah mempunyai anak!"

Baekho mengelus tangan Tiffany yang ada di wajahnya dan menggeleng.

"Tidak." jawab Baekho singkat

"Lalu?"

"Siapa nama anaknya?"

"Hmm sebentar, sepertinya aku ingat nama anak itu. Dia... Minhyun Achilleo."

Tiffany menatap anaknya yang tengah tersenyum miring. "Aku rasa anak Yuri masih kecil, kalo tidak salah dia masih berusia 7 atau 8 tahun."

"Yuri?" Baekho menatap bingung sang ibu

"Wanita yang kau maksud bernama Yuri, dia adalah teman mom, kehidupan keluarganya tidak berjalan baik.." Tiffany mengusap rambut Baekho dengan penuh kasih sayang.

"Maksudnya?.."

"Suaminya pergi meninggalkannya dan Minhyun. Saat itu Minhyun masih berumur 5 tahun."

"Dia yang aku inginkan."

"Apa maksudmu Baek?.."

"Minhyun, bawa dia ke sini."

𝑫𝒆𝒑𝒆𝒏𝒅 𝒐𝒏 𝒚𝒐𝒖𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒔𝒕𝒆𝒓 𝑨𝒍𝒆𝒔𝒔𝒂𝒏𝒅𝒓𝒐

𝑫𝒆𝒑𝒆𝒏𝒅 𝒐𝒏 𝒚𝒐𝒖𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒔𝒕𝒆𝒓 𝑨𝒍𝒆𝒔𝒔𝒂𝒏𝒅𝒓𝒐 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang