Tokoh dan watak yang digunakan dalam cerita ini murni dari imajinasi penulis dan tidak ada maksud tersirat atau tersurat untuk menyinggung pihak manapun.
Enjoy reading!
-| | |-
Suara bising mengusik saat neon merah bertuliskan angka 06:30 pada benda digital yang berada di atas nakas. Jennie langsung terbangun saat mendengar suara alarmnya berbunyi. Ia mematikan alarmnya dan ranjangnya menghasilkan suara berdecit saat ia duduk.
Masih dengan kedua mata yang tertutup, telinga Jennie menjadi tuli saat ia mengangkat tangan dan merenggangkan tubuhnya seperti kucing. Jennie melihat cahaya matahari mengintip dari balik gorden jendela, dan tersenyum mengetahui sang pagi telah menyapa. Ia lantas menurunkan kedua tangannya dan melihat ke ranjang yang ada di seberangnya.
Jennie melihat kakak tertuanya yang masih tertidur pulas. Rambut gadis yang masih tertidur itu berwarna hitam dan berantakan, menutupi seluruh wajahnya. Jennie juga bisa mendengar dengkuran halus keluar dari mulutnya yang setengah terbuka itu. Suara bising alarm, serta cahaya matahari yang membakar wajahnya sama sekali tidak menggangu tidurnya, kakak kandung dari seorang Kim Jennie, Kim Jisoo.
Dengan kesan tidak acuh, Jennie berdiri dari ranjangnya dan keluar dari kamar agar bisa memulai aktivitas paginya. Jennie memakai seragam sekolahnya sebelum membuat sarapannya sendiri. Ia juga tidak lupa untuk meletakkan makan siangnya di dalam kotak.
Setelah semuanya selesai, Jennie pun langsung memutuskan untuk berangkat sekolah. Namun sebelum Jennie bisa membuka pintu utama, ia mendengar suara memanggilnya. Suara dan nama panggilan itu mengacaukan pagi Jennie. Jennie tidak pernah menyukai nama panggilan Jisoo padanya.
"Oi, Jendeukie, tunggu!"
Jendeukie terdengar sangat aneh sekaligus menyebalkan di telinga Jennie.
Jennie berdecak sebal dan menoleh ke arah Jisoo yang sudah memakai seragam namun belum memakai sepatunya. Ia sedang mencari sepatunya yang sebelah kanan di rak. Boro-boro membuat sarapan, Jennie yakin bahwa Jisoo bahkan tidak sempat mandi. Salahkan Jisoo yang bangun terlalu lambat. Jennie merasa jengkel melihat ketidaksiapan Jisoo.
"Cepetan. Aku akan terlambat."
"Aish, baru jam tujuh ngapain buru-buru," Jennie mendengar Jisoo mendumel dan Jennie tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menyalak kembali.
"Kita hanya punya lima belas menit sebelum kita terlambat, dan ngapain buru-buru katamu? Sinting." Jennie melangkah duluan keluar dan meninggalkan Jisoo yang sedang berkutat dengan kaus kakinya. "Aku duluan!"
"Yah! Jendeuk!!"
Jennie menutup pintu dengan keras sehingga menghasilkan suara bantingan. Jisoo tampak terlompat kaget akan suara itu. Sebutir keringat mengucur dari dahi turun ke pipinya.
Setelah menemukan dan memakai sepatunya yang ternyata ada di belakangnya, Jisoo langsung menyusul Jennie.
Jennie sudah setengah perjalanan menuju sekolah saat ia untuk yang kedua kalinya mendengar namanya dipanggil oleh orang yang sama di pagi ini. "Jendeukie!"
Jennie menoleh ke belakang dan melihat Jisoo yang sedang berlari mengejarnya. Rambutnya yang tidak terikat terhempas ke kiri dan ke kanan saat ia berlari. Oh tidak.
Jennie membalikkan tubuhnya kembali ke depan, dan tidak bisa dipungkiri Jennie dan Jisoo sedang menjadi tontonan gratis bagi orang-orang. Jennie bisa merasakan orang-orang menatapnya, gumaman yang terdengar di telinganya, serta rasa malu yang semakin bertambah membuat Jennie menundukkan kepala dan mempercepat langkahnya. Dan aksi itu memancing Jisoo untuk berteriak semakin keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈 𝐇𝐚𝐭𝐞 𝐇𝐞𝐫! || 𝐉𝐞𝐧𝐬𝐨𝐨
ФанфикAku tidak pernah menyukai kakak perempuanku. TAPI sejak sebuah kejadian hadir dalam hidupku..... semuanya mulai berubah. written with laughter © dalgomcanbite - jensoo | siblings bahasa indonesia