Win-- teman sekelasnya Haruto-- menatap cowok itu dengan alis terangkat dan kening yang mengerut, pasalnya kembalinya Haruto ke kelas ditemani dengan peluh berjatuhan dari pelipis lalu nafas memburu.
"Lo kenapa To?"
Haruto hanya menggeleng sebagai jawaban.
Cowok Watanabe itu masih mengatur nafasnya sebelum netranya itu melihat Yoon sekilas. "Aduh serem amat si liatinnya tuh cewek." Gumam Haruto lalu memainkan ponsel mencoba melupakan hal tersebut.
Cowok berdarah Jepang itu menelungkupkan kepalanya di atas meja, tiba-tiba saja dia merasa pusing, mual. Tapi ga mungkin hamil. Haruto rasa sakitnya belum sembuh total, harusnya emang dia tak perlu memaksa diri bertemu Wonyoung.
Bahkan selama jam pelajaran Haruto tetap menidurkan diri dan untung saja guru saat itu tak terlalu memperdulikan muridnya yang tidur, dibiarkan saja. Yang rugi siapa. Lalu ketika Jeongwoo masuk ke dalam kelas, dia memutarkan bola matanya.
"Kan, Tante bilang sama gue suruh anterin lo kalo ga kuat. Kuy lah kita pulang, gue juga bolosnya ad alesan bro." Ucap Jeongwoo menepuk bahu Haruto.
Tak lama dia terpejat, saat tangannya tak sengaja menyentuh leher temannya. Panas sekali.
"Lo kuat ga To, aduh ga mungkin gue gendong. Badan lu tuh berat, kaya beban."
Dengan lemas Haruto menegakkan tubuhnya, pucat pasi pada wajah tampannya. "Gue masih kuat, ayo. Lu bawa dah tas gue."
Di ujung kelas, Yoon memperhatikan keduanya. Cewek berponi itu ingin membantu, tapi percuma saja, Haruto tak akan menyambut bantuannya dan berakhir mendapat tatapan sinis.
Sepanjang jalan para murid memperhatikan Haruto, merasa kasihan dengan sosok tampan itu. Sedangkan Jeongwoo berjalan di belakangnya sembari bersiul. Hari ini dia bolos.
"Lu pegangan To, tapi jangan meluk." Katanya memeringati sambil menyalakan mesin motornya.
"Tunggu gue sembuh Woo, gue hajar."
Jeongwoo bergidik ngeri lalu menjalankan motornya ketika dirasa Haruto menempati jok belakangnya, hari ini dia juga libur mendekati seseorang yang dia kagumi sejak dulu.
Tanpa diketahui Haruto, sejak tadi Wonyoung mengikuti dan memperhatikan cowok itu. Sosok itu sedikit merasa bersalah, dia berpikir bahwa Haruto sakit akibatnya, mengetahui dirinya siapa.
Sesampai Haruto di depan pintu dan dibuka oleh Mama Watanabe. Melihat anaknya yang semakin lemah, wanita itu membawanya tiduran di sofa, mengelus kening anaknya yang penuh peluh.
"Anak Mama, cepet sembuh ya." Katanya lalu berlalu mengambil kompres.
Jeongwoo sejak tadi duduk berdiam sembari menyetel televisi, rumah Haruto adalah rumahnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Ghost; Travicky
FanficWonyoung seneng akhirnya ada yang bisa melihat dia, terlebih lagi itu Haruto.