Abimayu Suteja

53 5 1
                                    

QS Ar Rum Ayat 21

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ
بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."

*********

Music lembut terdengar dari speaker mobil Mazda CX-5 warna merah. Suara musik itu bersahutan dengan suara genjrengan kencrung pengamen jalanan, suara klakson mobil yang ingin saling mendahului di sepanjang kemacetan jalan Ibu kota, dan juga suara deringan ponsel.

Abimayu Sutedja adalah nama dari pemilik mobil merah metalic itu. Biasa dipanggil Abi. Wajahnya tampan seperti oppa Korea. Kulit Abi memang cenderung putih meski keturunan Jawa — yang biasanya punya kulit sawo matang.

Berperawakan tinggi menjulang dengan tubuh atletis —roti sobek enam rasa, belum terhitung bakpao daging yang mencuat liat di otot lengannya yang lencir. Rambut Abi hitam tebal dan di cutting ala Jaehyun anggota idol NCT, meski sebenarnya ia tak tahu siapa NCT, Abang cukur yang saranin pas kemarin sempat potong rambut di sela-sela kesibukannya. Lengkap sudah penampilan sempurna Abi yang bak Dewa Yunani dengan dua kelereng hitam yang cerah seperti batu topaz.

Selain fisiknya yang sempurna. Abi juga merupakan seorang pekerja keras yang sangat berintegritas. Tak ayal, di usianya yang menginjak dua puluh sembilan tahun ia sudah menyandang gelar Direktur Pemasaran di sebuah perusahaan elektronik yang cukup besar.

Tampan, body OK, mapan, pokoknya sosok Abi adalah lelaki impian semua wanita single yang sedang mencari jodoh.

Lalu apa kekurangan Abi?

Abimayu tak pandai bergaul, ia hanya peduli pada pekerjaannya saja sampai akhirnya lalai untuk mencari jodoh. Bukan tak laku, namun karena terlalu sibuk mengejar karir dan punya segunung tumpukan pekerjaan ia justru menjadi kurang pergaulan, tak mengerti caranya mendekati wanita. Tak mengerti cara berbicara dan mengambil hati wanita yang kata orang 'selalu benar' itu.

.
.
.

Jam makan siang sudah berakhir, Abi merasa frustasi karena jalanan semakin macet. Sebagai pria gila kerja dan super perfecsionis, ia tak mungkin membiarkan namanya tercoreng hanya karena terlambat lima menit masuk kantor.

"Harusnya tadi aku cari tempat makan yang deket aja," gerutu Abi menyalahkan dirinya sendiri.

Tring ... 🎵
Ekor matanya melirik ke arah benda pipih yang bergetar-getar di atas dashbord. Menyuarakan lagu panggilan yang khas milik platform chating.

"Siapa sih?" Abi mengangkat ponsel dan membaliknya segera. Layar depan memuat tulisan :

Kanjeng Ratu Roro Jonggrang is calling ...

Abimayu langsung berkeringat dingin saat melihat nama yang tertera pada layar ponselnya. Batinnya langsung bergejolak,

Nggak diangkat durhaka diangkat bikin beban hidup semakin berat. Dih, bijimana ini?

"Ha—halo." Akhirnya Abi memilih untuk mengangkat panggilan dari wanita nomor satu dalam hidupnya saat ini. Dari pada jadi anak durhaka, ntar dimasukin ke dalam perut lagi 'kan susah!

"Ya Allah, Abi! Kok ora diangkat-angkat to, Le?" sergah suara dibalik ponsel Abi (Kok tidak diangkat-angkat to, Nak?).

"Maaf, Bu. Abi baru setir di jalan tadi." Abi memarkirkan mobilnya di depan lobby perusahaan dan memberikan kunci mobil pada satpam, tak lupa uang sepuluh ribu rupiah terselip sebagai tips memarkirkan mobil kesayangannya.

Abi berjalan masuk ke dalam gedung perusahaan masih dengan ponsel terselip di telinga. Pria bertinggi tubuh 189 cm itu mengobrol santai dengan Ibunya yang tinggal di kota berbeda. Pekerjaan sang Ayah sebagai Pegawai Negri mengharuskannya untuk sering berpindah-pindah kota.

"Ibu tumben telepon Abi pas jam ngantor?" Abi menghenyakkan pantattnya ke atas dudukan kursi dan mengendurkan dasi. Sesekali ia melihat ke arah sekretarisnya, Johan sudah menunggu dengan sabar di depan meja Abi.

"Tadi Ibu ditanya sama bulik-mu. Kapan mantu, gitu? Hla yang bisa jawabkan cuma kamu, Bi. Makanya Ibu langsung telepon kamu!" Sergah Kanjeng Roro Ratu Jonggrang. Abi langsung merengut, benerkan! Tiap kali sang ibu telefon sudah pasti beliau akan bertanya, Kapan kamu nikah, Bi? Bikin beban hidup tambah besar aja.

"Bu, Maaf. Abi ada rapat sebentar lagi. Abi tutup dulu, ya. Bye! Abi sayang, Ibu." Abi langsung berkelit, ia menutup panggilannya.

"Eh hlo kok, Le—"

Tuts ... panggilan ditutup.

[ Ibu kira cari istri gampangnya kayak nyiduk ikan di kolam???] Abi bermonolog dalam hatinya pada si ponsel, eh salah ... si Ibu.

****❤️❤️❤️****

Jangan lupa di komentarin, like, vote, gift, dll... yang penting dukung terus authornya sampai goal jadi femes sejagat wattpad.

Follow Igeh aku @dee.meliana

After DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang