Kicauan 10

1.5K 221 18
                                    

anaknya bapak johnny @matahariterik
replying to @matahariterik

gue rela ngelakuin hal nekat, cuma mau approve hati gue ini sebenarnya mau dibawa kemana. tapi dari situ kita bedua sama-sama tahu perasaan masing-masing. ya walaupun caranya gak biasa aja. hehe




☀️☀️☀️




Masih di jaman Haechan tingkat dua.

Acara tahunan UKM Teater akan kembali di gelar. Tentunya anggota yang termasuk Haechan di dalamnya, sedang sibuk mempersiapkan pertunjukkan. Kali ini, dia memilih untuk berada di belakang layar lagi. Bukan karena paksaan senior, melainkan dia sendiri mengajukan diri masuk jadi anggota artistik.

Haechan sudah berada di sekre lebih dulu. Dari pagi hingga sore, Haechan hanya terpaku untuk mengurusi artistik. Sampai orang-orang bergantian keluar masuk ruang sekre, tapi Haechan tetap bertahan disana.

"Chan, serius amat sih? Pertunjukkan juga masih ada beberapa hari lagi."

"Haha lagi enak banget ngerjainnya, Yuqi. Jam berapa sekarang?"

"Jam empat sore. Udah makan belum lu?"

BRUG

Haechan dan Yuqi refleks melihat kearah pintu dan menemukan seseorang diambang pintu. Ada dua orang, tapi terlihat sangat rusuh.

"Lu apaan sih, Cas?! Sakit bego."

"Iya lu yang apaan dorong-dorong gua, Jen."

"Lu yang dorong gua, sat!"

Itu senior Haechan yang datang. Jeno langsung bergegas masuk ke dalam menghiraukan jawaban Lucas yang sedang mengumpati dirinya. Jeno tak peduli, karena dia punya tujuan jelas mengapa dia berada di sekre saat ini.

Sudah jelas Jeno datang untuk tidur.

"Chan, udah Kak Lucas. Gue pergi duluan ya. Minta bantuan tuh ke Kak Jeno."

Haechan cuma bisa tersenyum. Yuqi tidak tahu saja, bahwa kondisi jantung Haechan kini sedang berdebar kencang. Dia terserang rasa gelisah.

Sudah jelas penyebabnya karena Jeno.

Dan tinggallah Haechan dan Jeno berada di ruang yang sama, dan sama-sama diam. Tak seperti biasa Jeno yang selalu lancar menjahili Haechan, dan Haechan yang selalu mengeluhkan tingkah laku Jeno.

Sebetulnya itu agak menyesakkan bagi mereka berdua.

"Gue liat lo daritadi betah ada di sekre."

Haechan terperangah. Tiba-tiba saja Jeno sudah berada duduk disampingnya. Tidak menyadari keberadaan Jeno yang datang sambil kedua tangannya ikut bekerja membantu Haechan.

Tapi Haechan tak sadar bahwa dia sedang tersenyum lebar dan sepasang matanya tak lepas memandangi Jeno yang serius menggunting sesuatu.

"Tumbenan lu ada disini, bukannya lu ada jadwal mentoring, kak?"

"Pindah besok." Jeno mendongakkan kepalanya, sengaja ingin melihat Haechan. Tapi ternyata tak perlu bersusah payah karena Haechan sudah melihat Jeno sedari tadi. "Ngapain lu liat gua? Curiga kalau gua gak bisa ngerjainnya?"

Haechan tertawa kecil, "Suudzon aja lu. Tapi emang bener sih, disebelah sini nih."

Jeno memutar kedua bola mata, "Iya gua tau, Chan."

Suara tawa di dalam ruang sekre hanya bertahan sebentar, mereka berdua kembali untuk fokus bekerja. Mungkin ada sekitar lima menit, mereka terlarut dalam suasana hening. Hanya suara nafas yang terdengar. Dan ini tidak biasa untuk keduanya, sangat aneh.

Sebuah A Thread • nohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang