02. Langkah Pertama

277 52 36
                                    

"Mau diantar ke sekolah Kak Ririn, gak?"

Wendy menggeleng cepat sebagai respon, dia sedang sibuk memakaikan anak bungsu mereka baju. "Aku bisa sendiri, kok," jawab Wendy kemudian, Nusa sudah rapi menggunakan baju kodok.

"Jemput aja nanti di sekolah kakak," lanjut Wendy dengan senyuman.

Rencana di hari Jumat ini, Wendy akan menemui wali kelas Renja dan Rinjani untuk pamit, sekaligus menjemput kedua anaknya.

"Yakin sendiri?" tanya Chandra lagi.

"Sure, babe," ujar Wendy, ibu muda itu kemudian beralih pada si bungsu yang sejak tadi memperhatikan mereka bingung.

"Baby nanti ikut sama Ayah ke toko, okay?" ujarnya pada si bungsu.

Nusa hanya mengangguk, si kecil sepertinya masih bingung dengan situasi yang terjadi.

"Kalo ada apa-apa, don't forget i'm one call away!"

Wendy meniup poninya yang basah karena keringat, "Iya, sayang. Ayo sarapan dulu!" ajak Wendy pada sang suami, dengan kedua tangan yang sudah menggendong Nusa.

"Morning, Bun, Yah!" sapa Rinjani yang telah duduk manis di kursi makan.

"Kakak mana, sayang?" tanya Chandra setelah menarik kursi dan duduk di sana.

"Kakak tadi telat bangun, jadi masih belum siap," jawab Rinjani. Remaja itu sesekali melirik menu sarapan yang terdiri dari nasi goreng dan telur dadar. Kalau boleh jujur, Rinjani sudah lapar. Semalam dia melewatkan dinner keluarga besar di rumah Eyang, karena terlalu asyik bermain dengan sepupunya.

"Tapi sholat subuh, 'kan?" tanya Chandra memastikan.

"Iya, tapi kesiangan," jawab Rinjani lagi.

Wendy datang mendudukkan Nusa di kursi khususnya, dengan tangan lain yang membawa teko susu untuk Renja dan Rinjani.

"It's okay, mungkin kakak lelah. Semalam kita pulang jam sebelas malam hampir jam dua belas," timpal Wendy.

Sebagai selebrasi untuk melepas trip keluarga Chandra, mertua Wendy itu mengundang mereka untuk makan malam juga doa bersama agar keluarga dilancarkan dalam perjalanan dan pulang dalam keadaan sehat.

Rencana trip ini sudah dirancang saat pernikahan mereka menginjak usia keenam, sekitar sepuluh tahun yang lalu. Juga pernah batal karena usaha yang sedang digarap Chandra masih belum stabil. Bersyukur di tahun ini mereka dapat mewujudkan impian itu. Keliling dunia dengan menggunakan mobil, membawa serta malaikat mereka yang sudah beranjak dewasa, serta Nusa si bayi emoy.

Selama seminggu pula Wendy sering bulak-balik ke sekolah Renja dan Rinjani yang berbeda. Renja bersekolah di sekolah negeri sedangkan Rinjani di sekolah swasta, sehingga menyita banyak tenaga dan waktu.

Untuk bisa meyakinkan pihak sekolah dengan pendidikan sang anak dalam perjalanan nanti, maka dari itu Wendy turun tangan langsung. Meskipun hanya lulusan SMA karena memilih menikah muda tidak menjadikan Wendy putus belajar. Bahkan wanita yang sudah menikah enam belas tahun itu tidak pernah ketinggalan upgrade-nya pendidikan di Indonesia. Sebisa mungkin dia mempelajari banyak hal agar anak-anaknya dapat mendapat pendidikan yang baik.

"Pagi semua!" Renja hadir dengan senyum yang lebih ceria.

"Nah, itu sudah siap. Ayah kira kamu gak akan ke sekolah," kata Chandra.

Wendy hanya diam karena sedang menyiapkan makanan untuk suami dan anak-anak mereka.

"Nggak mungkin, Kak Renja dari semalam sedih gak mau pisah sama temen-temennya," sambar Rinjani sambil menunggu giliran makanannya.

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang