6. Picnic

1.6K 232 39
                                    

Rumah Jisoo kini mulai dihebohkan dengan kegiatan tiga gadis hiperaktif yang tengah sibuk mempersiapkan bekal untuk piknik sore ini. Lisa yang memberi saran, di luar dari list yang sempat dibuat Rosé, dan ketiganya langsung setuju. Seharusnya, hari ini mereka pergi ke sebuah tempat yang menguhkan pemandangan alam di pedesaan. Namun hal itu batal setelah Jisoo cepat-cepat mencoretnya dengan alasan keamanan. Tadinya memang tak ada masalah dan mereka menyetujui untuk pergi kesana. Tapi salah satu teman Jisoo mendadak memberi informasi bahwa tempat itu tidak aman dan bukan tempat yang cocok untuk berlibur. Jadilah mereka memutuskan untuk pergi berpiknik di taman kota.

Sejak pagi mereka hanya diam di rumah. Tak ada yang aneh, anehnya. Tapi itu cukup membuat si Tuan Rumah menghela napas lega karena belum ada keributan yang terjadi hari ini. Terlebih, empat gadis itu memang memiliki kegiatan masing-masing pagi harinya. Jisoo, tentu saja dengan urusan perusahaan. Jennie, mendadak mendapatkan email dari kampus mengenai pengajuan judul tugas akhirnya. Rosé, tiba-tiba diberikan tugas penelitian yang harus dikerjakan selama liburan. Dan Lisa, anak itu mendapatkan panggilan video dari agensinya untuk membahas hal-hal yang akan diperlukan menjelang debutnya nanti.

Begitu urusan mereka selesai, Lisa yang tak suka berdiam diri kemudian mengusulkan ide itu. Jadilah setelah makan siang, mereka buru-buru menyiapkan bekal dan peralatan yang mungkin akan dibutuhkan ketika piknik nanti. Rosé bahkan dengan tekun mencari referensi kegiatan apa saja yang bisa dilakukan saat berpiknik. Mereka tak pernah berpiknik, jujur saja. Keempatnya lebih sering pergi ke luar negeri atau menghabiskan waktu bersama teman dibandingkan dengan berpiknik.

"Unnie, ada yang bilang kalau berpiknik sambil bernyanyi itu seru. Tapi aku tidak membawa gitarku. Bagaimana ya," Rosé membuat Jennie berhenti sebentar dari kegiatannya membuat kimbab untuk mereka. Gadis itu kemudian menoleh ke arah Lisa yang tengah melipat kain untuk alas mereka nanti. "Lisa-ya, apa kau membawa ukulele milikmu?" Tanyanya.

"Aniya. Ukulele nya ada di dorm." Jawab Lisa. Rosé mengeluarkan rengekan begitu mendengarnya. Nampaknya rencananya untuk bernyanyi nanti tidak akan terlaksana. "Sudahlah. Kita bisa melakukan hal lain nanti." Kata Jennie menenangkan.

Jisoo menghela napas, jengah dengan obrolan anak-anak itu. "Kau mau bermain gitar nanti?" Tanya Jisoo pada Rosé. Anak itu mengangguk cepat, "Kita beli. Jangan seperti orang susah."

***

"Hee, banyak anak-anak!" Lisa memekik girang begitu mereka sampai di taman. Pemandangan yang pertama kali mereka lihat adalah sekumpulan anak kecil yang tengah berlarian sambil bermain dengan riang. Dan Lisa menyukai itu. Ia memang pecinta anak-anak.

"Woah, semuanya sedang berpiknik bersama keluarga dan pasangan. Aku jadi iri." Rosé memandang sekitar taman yang dipenuhi oleh pasangan muda mudi bersama anak-anaknya. Mereka terlihat bahagia dan Rosé agaknya merasa cukup iri karena ia tak memiliki pasangan dan- PLAK!

"Lalu kau berpiknik dengan siapa sekarang? Penjual donat?" Jisoo yang gemas melayangkan telapak tangan pada kepala belakang Rosé. Membuat gadis itu memekik kesakitan begitu menerima hantaman telapak tangan mungil milik kakak sepupunya. "Maksudku, aku juga ingin punya pasangan, Unnie! Kenapa Unnie memukulku?" Gadis Park merengek sambil mengusap-usap kepalanya.

"Hanya ingin saja." Jawab Jisoo santai. Jika tak ingat sang kakak baru saja membelikannya gitarlele imut berwarna hitam yang tengah ia pegang sekarang, Rosé sesungguhnya ingin sekali menerjang tubuh Jisoo dan menggulingkannya di tanah. Tapi ia menahan keinginan itu.

"Uh, kalian tidak berniat membantuku menyiapkan ini?" Jennie yang tengah menggelar kain alas di rerumputan mengajukan pertanyaan dengan nada kesal. Sepupu-sepupunya malah sibuk bertikai padahal ia kerepotan sendiri dengan keranjang dan segala hal yang ada padanya. "Unnie manja sekali," Ledek Lisa sambil berangsur mendekat dan membantu Jennie menggelar kain yang lebar dan merepotkan itu.

Summer DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang