The Moment He Knew

2.6K 80 8
                                    

Selepas Jeonghan menjemput Seungcheol di bandara, kedua pria itu langsung pergi ke rumah Seungcheol karena Leechan sudah menunggu disana dengan makan malam mereka. Setelah pembicaraan mereka di chat room tadi siang, Seungcheol sangat yakin ada sesuatu yang terjadi pada anaknya karena Jeonghan ngotot sekali ingin membicarakan soal itu di rumah saja. Namun dia juga sudah cek dengan anaknya sendiri bahwa dia tidak kenapa-kenapa. Tidak juga dengan kambuhnya asmanya.

Suasana yang Seungcheol harap menyenangkan malah jadi sedikit dingin saat dia sampai kerumah. Bukan apa-apa. Tapi di rumah ada Mingyu dan juga Wonwoo yang menemani Leechan dan menjaganya, namun raut wajah mereka juga terlihat begitu tegang dan tidak menyenangkan.

"Wah rame banget nih? Mau ada apaan sih? Kak? Sini peluk ayah dulu dong emangnya ga kangen?"

Seungcheol masuk ke rumah kemudian merentangkan tangan, menunggu Leechan datang kepadanya. Bocah itu menghampiri kemudian memeluk ayahnya dengan sayang.

"Gak macem-macem kan, ditinggal sama om Mingyu?"

Leechan hanya berani tatap-tatapan dengan Mingyu kemudian menunduk. Sebelum Seungcheol mencium sesuatu yang aneh, Jeonghan sudah lebih dulu mendorong Seungcheol untuk ke meja makan.

"Makan dulu yuk makan! Tuh aku udah pesenin sate kambing kesukaan kamu, mas. Ngobrolnya nanti lagi, Leechan juga udah laper nungguin dari sore. Wonwoo sama Mingyu makan bareng juga ayo sini.."

Jeonghan mengalihkan perhatian dan membawa Seungcheol langsung ke wastafel untuk mencuci tangannya. Leechan di rangkul oleh Wonwoo kemudian mengikuti Jeonghan ke meja makan. Dengan meja makan yang rapat dengan counter stall, formasi duduk Seungcheol didepan Jeonghan, kemudian disebelah pria itu ada Mingyu yang berhadapan dengan Leechan yang rapat dengan Jeonghan. Sementara Wonwoo memakai kursi tambahan di ujung meja.

Mingyu dan Seungcheol kebanyakan bicara soal teman-temannya dan soal sirkuit, serta saham yang sedang Mingyu coba pelajari untuk di beli bulan depan. Sementara Leechan makan dalam diam ditemani Jeonghan yang sesekali membantu mengambilkan sayur untuk bocah itu, atau sesekali mengisi gelas minumnya yang kosong. Sempat Jeonghan bertatapan dengan Wonwoo sesaat, namun Jeonghan menggeleng kecil, melihat keadaan Seungcheol dan Mingyu sedang asyik.

Sejurus kemudian, setelah makan selesai, Jeonghan dan Seungcheol yang sudah mandi ikut bergabung dengan Mingyu, Wonwoo dan Leechan yang sedang menyusun lego yang sudah beberapa minggu ini diabaikan bocah itu. Dengan netflix yang menyala di televisi, menampilkan film kesukaan Leechan yang sudah lama juga tidak dia tonton.

"Chan, kemarin katanya ada tugas dari sekolah yang bikin bingung ya? Aku bantu mau?"

Wonwoo menawarkan diri, seperti rencananya dengan Jeonghan. Leechan ikut saja, kemudian mengangguk.

"Banyak tugas kamu, kak?" tanya Seungcheol saat anaknya membereskan legonya ke dalam kotak.

"Enggak yah, tapi ada yang ngga aku paham. Jadi aku mau belajar sama Mr. Wonwoo di kamar. Gapapa kan ya Ayah?"

Seungcheol mengangguk, "Yaudah sana. Jangan main ya?" Gantian Leechan mengangguk sambil menggenggam jemari Wonwoo dan menariknya ke kamar.

Sampai di kamar, Wonwoo membiarkan Leechan masuk duluan, kemudian duduk di kursi belajarnya. Sementara pria itu menutup pintu kamar anak itu kemudian menguncinya perlahan. Dikeluarkannya earbuds dari kantong celananya, kemudian di pasang untuk tersambung ke ponselnya. Wajah Leechan sudah berbeda lagi. Yang kali ini dia sedih. Takut. Cemas. Dan segalanya yang negatif.

Karena seperti yang sudah Jeonghan bilang padanya tadi pagi, hari ini Jeonghan akan bilang soal Leechan yang sudah mengerti tentang banyak hal. Dan ketidak mungkinan Jeonghan untuk menyembunyikan ini dari sang Ayah-lah yang membuat Leechan khawatir. Ayahnya pasti tidak akan tinggal diam. Dia pasti akan dimarahi lagi.

Papa Untuk Ayah(19)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang