Mahesa membuka pintu apartemen Shaka. Cowok itu tersenyum lebar ketika melihat kehadiran Miya dan Jia.
"Silahkan masuk tuan putri," ucap Mahesa sembari memberi jalan untuk dua cewek itu masuk.
Jia mendengkus melihat melihat Mahesa yang menurutnya kelewat genit itu, sementara Miya hanya bisa geleng-geleng.
Keduanya lalu masuk ke apartemen Shaka, ketika sampai di ruang tengah, mereka sama-sama terdiam. Cukup kaget dengan keadaan sekitar.
Miya mengernyitkan keningnya saat melihat Wira yang masih sibuk merokok tanpa menyadari kehadirannya.
"Wira!" tegur Miya, yang membuat Wira seketika menoleh dengan pandangan kaget. Cowok itu spontan membuang puntung rokoknya ke dalam asbak.
"Loh? Miya? Kok di sini?" tanya Wira dengan raut panik yang tercetak jelas. Ia panik karena tertangkap basah sedang merokok.
"Kamu kok ngerokok? Kenapa gak pernah bilang ke aku kalo kamu ngerokok?" tanya Miya, dari ekspresinya, sudah jelas bahwa Miya marah.
Wira mati kutu setelah ditanya Miya seperti itu, keadaan pun mendadak senyap, semuanya kini terfokus pada Wira dan Miya.
Dika menyenggol lengan Wira, bermaksud menyuruh cowok itu agar menjawab pertanyaan Miya. Namun Wira hanya diam, ia tidak bisa memberikan penjelasan apapun karena ini terlalu mendadak.
Ngomong-ngomong, Wira dan Miya itu sudah bertunangan sejak semester pertama di dunia perkuliahan, sudah terbilang lama. Hubungan keduanya pun sudah diketahui oleh banyak orang.
Sementara yang lain terfokus pada kedua pasangan itu, Jia malah menatap Jeje yang juga sama menatapnya. Keduanya sama-sama kaget saat kembali dipertemukan di sini. Jia juga cukup kaget saat mengetahui bahwa Jeje adalah temannya Shaka, walaupun Natha sudah pernah mengatakan tentang ini padanya. Namun tetap saja ia kaget. Siapa yang mengira bahwa mereka adalah dua orang yang sama?
"Kenapa ini? Kok mendadak diem semua?" tanya Natha heran. Ia dan Shaka baru saja kembali dari dapur.
"Itu, Nat, Wira ternyata gak bilang kalo dia ngerokok ke Miya," ucap Mahesa, mode kompornya menyala.
"Eh?" Natha tak mengerti, ia pikir Miya sudah tahu bahwa Wira seorang perokok.
"Shaka, sejak kapan Wira ngerokok?" tanya Miya. Perhatian cewek itu jatuh pada Shaka yang memilih diam.
Shaka menatap Wira sebentar, lalu menjawab, "Gue gak tau, mungkin baru aja." Shaka berbohong.
Miya menatap tak percaya, "Lo bohong kan? Lo bohong karna lo mau ngelindungin Wira."
Natha menyenggol lengan Shaka, merasa kesal karena Shaka berbohong untuk melindungi sang teman.
"Mi, Ji, ayo ke kamar gue aja. Di sini hawanya negatif," ajak Natha seraya tersenyum simpul. Cewek itu berjalan menghampiri Miya dan Jia, lalu menarik tangan kedua sahabatnya untuk pergi dari ruang tengah menuju kamar Natha.
Dika menyenggol lengan Wira setelah kepergian ketiga cewek itu. "Mampus lo setelah ini, Wiratama."
•••
Jadi .... rencana menonton film kemarin mendadak batal karena Miya yang mendadak menangis. Sudah pasti biang keroknya adalah Wira.
Natha dan Jia pun langsung panik, mereka berusaha menenangkan Miya yang malah menyalahkan dirinya sendiri.
Miya itu .... orangnya sangat perasa. Lebih sering mengandalkan hati daripada logika. Meskipun kebanyakan perempuan juga seperti itu, tapi Miya lebih perasa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake✔️
Teen FictionBagi Arshaka, hanya ada dua perempuan yang menjadi prioritas di hidupnya. Pertama adalah ibunya, dan kedua adalah Zeanatha Aileen. Bagi sebagian orang di kampus, Natha adalah cewek paling beruntung. Memangnya siapa yang bisa membuat Shaka luluh se...