Waktu berjalan begitu cepat dari hari ke minggu, minggu ke bulan dan bulan ke tahun. Banyak hal baik dan buruk yang sudah dilalui oleh semua manusia yang mendiami bumi.
Hari ini, genap tiga tahun Chaeyoung hidup menduda tanpa adanya seorang istri. Mengurus sendiri anak kembarnya yang sudah berumur 4,5 tahun. Membahagiakan sekaligus melelehkan.
Chaeyoung melewati hari-harinya dengan sabar dan penuh ketabahan. Hidup tanpa seorang istri memanglah tersiksa, apalagi ada si kembar yang butuh kasih sayang seorang ibu. Untungnya, ayah dan ibunya ikut turun tangan membantunya menjaga si kembar jika waktunya mepet dengan pekerjaan.
Pierre dan Pierro adalah anak yang baik dan sangat pengertian. Jika anak-anak diluar sana akan bertanya kemana ibu mereka, maka si kembar tak pernah bertanya seperti itu. Bahkan tak pernah sekalipun menyinggung ketidakberadaan sang ibu. Seolah-olah si kembar mengerti bahwa ayah mereka akan cengeng jika membahas soal wanita yang telah melahirkan mereka ke dunia.
"HUAAAAAA....!!!"
"Hikss... Hikss..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua pria dengan wajah yang sangat mirip namun berbeda usia menangis sembari menatap rindu foto seorang wanita cantik yang berada diatas nakas diruang keluarga. Airmata mengalir deras melewati pipi keduanya.
Satu balita tampan dan imut berdiri tegak sambil bersedekap dada, menatap datar punggung bergetar ayah dan kakak kembarnya.
"Huhu... Selamat pagi, Mommy. I miss you!" Ucap Pierre lalu mengecup bibir Mina.
"Hikss... Selamat pagi, sayang. I love you!" Ucap Chaeyoung ikut mengecup dua kali foto Mina lalu menggeser tubuhnya, mempersilahkan Pierro untuk mendekat ke foto ibunya.
Pierro tersenyum manis, mengecup dua kali wajah cantik ibunya lalu membisikkan beberapa kalimat. Pierre merangkul bahu adik kembarnya, ikut menatap penuh kerinduan wanita yang telah melahirkan mereka didunia ini. Pierre dan Pierro sama-sama mengucapkan kata rindu yang mendalam dihati masing-masing.
Chaeyoung menghapus kasar airmatanya kemudian mengelus sayang kedua puncak kepala anaknya, menunduk memberi kecupan sayang dikedua pipi si kembar.
Sudah menjadi rutinitas mereka bertiga selama tiga tahun, disetiap pagi akan mencium foto Mina dan disetiap malam sebelum tidur. Chaeyoung bahkan tidur bersama dengan satu bingkai foto Mina, memeluknya erat-erat.
"Hari ini anak kembar Daddy mau kemana?" Tanya Chaeyoung setelah duduk, menatap jahil kedua anaknya yang kesusahan naik ke atas sofa.
Pierro meraih roti tawar dengan selai strawberry yang sudah disiapkan oleh kepala pelayan, menggigit dan mengunyah tanpa peduli pertanyaan ayahnya yang sama disetiap hari minggu. Pierro memang anak yang tertutup, tidak suka dengan keramaian. Tapi, tetap ikut jika diajak keluar untuk berinteraksi dengan banyak orang.
