Part 12

5.9K 596 108
                                    

⚠️ violence ⚠️

Suara bell tanda pulangnya taman kanak-kanak tersebut tentu menjadi waktu paling di senangi oleh seluruh murid, termasuk Mark. Apalagi mengingat jika sekarang Mark dan Jeno berada di satu sekolah yang hanya berbeda kelas. Mark dengan semangat membereskan barang-barangnya ke dalam tasnya, wajahnya berseri akan tujuannya menjemput Jeno di kelasnya.

Ketika kaki Mark ingin melangkah keluar dari kelasnya, suara seorang guru menghentikannya.

"Mark! Buku gambarmu ketinggalan nak"

Mark melebarkan mulut dan matanya ketika teringat dengan barangnya yang tertinggal. Dengan cepat Mark membalikkan badan dan berjalan ke arah gurunya dengan senyum malu-malunya.

"Magu lupa bu guru hehe makaci udah di ingetin" setelah akhirnya Mark memasukkan buku gambarnya ke dalam tas, Mark bergegas untuk kembali melanjutkan jalannya ke kelas Jeno.

Mark menyembulkan kepalanya untuk melihat ke dalam kelas Jeno. Mengernyit bingung ketika melihat sudah kosongnya kelas tersebut.

"Nono mana?" gumam Mark.

Mark menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri berharap menemukan Jeno tetapi bukan Jeno yang tertangkap matanya melainkan salah satu kesukaan Jeno.

"Jellynya Nono? Ko jatuh" Mark mengambil jelly tersebut yang berceceran di jalan, melangkah terus sambil sesekali berjongkok mengambil jelly sampai tak terasa ternyata Mark sudah berada di taman belakang sekolahnya. Sepi, tapi mata Mark langsung berbinar melihat seseorang yang Ia cari sudah terlihat.

Jeno berdiri sendiri di dekat pintu belakang sekolahnya. Menatap ke arah Mark yang berlari menyusulnya. Semakin Mark mendekat, semakin deras pula air mata yang menggenang di pelupuk mata Jeno.

"NONO NYA MAGU!" dua langkah lagi harusnya Mark bisa memeluk Jeno. Tetapi tiba-tiba gelap menyelimuti mata Mark hingga kesadarannya pun perlahan mulai hilang. Sebelumnya Mark masih mendengar suara tangis Jeno dan gumamannya yang lirih.

"Hiks Nono takut, Magu"

Sedangkan di parkiran sekolah Mark dan Jeno ada Lucas sudah berdiri cukup lama di depan pintu mobilnya. Menatap beberapa kali pada jam yang terpasang pada tangannya. Melihat anak-anak kecil seumuran Mark dan Jeno yang berhamburan pulang.

"Mereka mana deh? Ko lama? Main dulu apa?" Lucas melihat sekelilingnya dengan santai, sampai matanya menangkap seorang pria berpakaian hitam-hitam pergi ke taman belakang sekolah.

"Shit! Ada yang gak beres." Lucas segera berlari menghampiri kelas Mark. Kosong. Berlari kembali ke kelas Jeno. Kosong juga. Habis sudah, pemikiran buruk Lucas langsung teringat dengan seseorang yang tadi berjalan ke arah belakang sekolah dan dengan segera Lucas berlari dengan kencang ke arah belakang sekolah.

"FUCK! MARK JENO!" Telat. Lucas telat. Saat Lucas baru sampai di belokan menuju taman belakang, Ia melihat pintu gerbang belakang yang baru saja tertutup dan suara mobil berjalan terdengar oleh telinganya.

Dengan sepenuh tenaga Lucas kembali berlari ke arah mobilnya di parkirkan, melajukannya dengan kecepatan penuh membelah jalanan yang untungnya tidak begitu ramai. Matanya menangkap mobil yang Lucas asumsikan jika mobil tersebut lah yang membawa Mark dan Jeno, karena sebelum gerbang benar-benar tertutup tadi, mata Lucas sempat melihat sekilas mobil yang melaju.

Lucas mencoba membalap mobil tersebut. Semakin kencang gas yang di tekan Lucas, maka mobil yang menjadi incaran Lucas pun semakin mengencangkan lajunya. Lucas mencoba mengambil celah-celah dari mobil-mobil yang menghalanginya, tetapi lampu merah dan bus yang berada di depan mobil Lucas sukses membuat Lucas kehilangan jejak dari mobil yang menculik Mark dan Jeno.

FIREFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang