PART 14

2.7K 252 9
                                    

Defa udah ngeluh dari tadi, naik ke puncak gunung itu bukan hal yang mudah. Menurut Defa, lebih baik pergi liburan ke mall, taman bermain, bukan naik gunung. Garda rese, ngajakin mereka main kesini.

Berbeda sama Arkana yang kini misuh-misuh di belakang mereka, siapa lagi orang yang bikin dia jengkel selain Arzeno Daeswara. "Gw bisa sendiri Arzeno Daeswara" pekik Kana. Zeno malah ngotot mau bawain tas milik dia, padahal Kana sendiri bisa.

"Ssstt babe, gw baik loh ini" ketus Zeno seraya mengusak surai kecoklatan Kana. Kana mendengus.

"Lo rese ye Gar, ngajak kita kemari. Udah tau tim rusuh, malah di ajakin damai di tempat kayak gini" protes Defa, kini mereka sudah sampai di puncak, tempat tujuan mereka.

Kana berdiri di samping Arzeno, memandang ke sekitarnya yang memang indah. Senja hampir tiba, Kana tidak sabar untuk melihatnya dari sini. Pepohonan yang menjulang tinggi memang sedikit menakutkan, tapi juga menyejukan mata kalau di lihat secara jelas. Zeno menggenggam tangan nya tanpa sepengetahuan Kana terlebih dahulu. Menaruh telunjuk nya di ranum bibir Kana sebelum anak itu kembali memprotes. "Cantik ya" gumam Zeno, mengusap bibir lembut Kana dengan ibu jari nya.

"A,apanya?"

"Kamu"

Pipi nya merah merona, seharusnya Kana memekik dan memukuli Zeno tapi malah jadi gini. Sepuan ibu jari di bibir nya membuat Kana bergetar hebat. Getaran yang tidak bisa di ungkapkan lagi. Hubungan mereka memang sudah bertangkai, tapi masih belum berbunga apalagi berbuah. Kana memejamkan matanya, membiarkan Zeno mengecup bibirnya singkat. Di saat yang lain tengah sibuk menyiapkan tenda masing-masing.

Manik rusanya mengkilat, ini tidak tepat. Pipi nya memanas padahal udara disini sangat lah dingin. Zeno mengecup cuping Arkana, kemudian menggigitnya kecil. "Ily Arkana Abinaya"

"Woii di larang berbuat mesum-!" teriak Garda si ketua basket sekaligus jadi ketua disini. Zeno nyengir sambil garuk leher nya yang gak gatel.

"Sabar sabar, dedemit di larang marah" kata Zeno, merangkul tubuh Kana yang lagi nahan malu.

Zeno anj, gw cekek lo sepulang dari sini - Arkana

"Hem, hehe" Kana cuman bisa nyengir ikutin Zeno yang juga lagi nyengir.

Defa mendorong tubuh pacarnya Malvian. "Acieee lo berdua udah jadian ye"

"Dek?" protes Malvin.

"Eh maaf reflex mas" Defa diem langsung. "Ehe"

"Sepi ye" celetuk Kana sambil bantuin Zeno yang lagi bikin tenda.

Zeno noleh dengan alis bertaut. "Kok sepi? Kan ada gw"

Kana menggedikan bahunya, mulai masuk kedalam tenda setelah Zeno selesai. "Nggak ada Leon sama Arjun" di susul sama Zeno yang juga ikut masuk kedalam tenda. "Nggak ada yang ngebacot deh"

"Kan ada gw, gw disini" kata Zeno sambil nepuk pangkuan nya. Tak lupa dia menutup tenda nya, takut kalau nanti temen-temen nya liat ntar berabe. Bisa jadi gosip heboh seantero kampus. Kana nurut, duduk di pangkuan Zeno dengan posisi saling berhadapan.

"Bilang aja lo kangen mama lo" kekeh Zeno, nangkup wajah mungil Arkana. Sesekali dia mencuri ciuman di bibir ranum Kana yang sedikit terbuka.

"Issh elo mah" dengus Kana, menaruh dagu nya di bahu Arzeno. Pelukan Zeno bisa menghangat tubuhnya sekaligus membuatnya nyaman.

"Dua hari lagi kita pulang, jangan keburu home sickness. Kan ada gw" mengusap punggung sempit Arkana, sesekali dia menepuk bokong nya layaknya tengah memangku anak bayi. "Lagian bukan nya bagus? Kita belum dating selama ini" celetuk Zeno.

[ ✔ ] Arzeno ; nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang