4

4.6K 338 0
                                    

"Jadi gini non, dulu non Sheilla punya saudara kembar namanya non Shelly, kalian bertiga akrab, tapi non Shelly selalu nyembunyiin rasa sakitnya sendirian, non Shelly di bully di sekolah, sampe pada luka badannya bekas pukulan gitu, dia juga sakit, tapi ngga ada yang tau karna semua sibuk sama urusan masing-masing, non Shelly juga ngga ngasih tau siapapun soal ini" cerita Bi Inah mengusap air mata yang keluar dari sudut matanya.

"Kenapa Sheilla ngga tau kalau dia di bully? Terus kenapa bibi bisa tau semua cerita itu? Padahal kan kata bibi Shelly ngga cerita ke siapapun" tanya Sheilla penasaran.

"Non Sheilla ngga satu sekolah sama non Shelly, semua orang di keluarga ini udah tau cerita itu dari buku diary non Shelly, sejak itu juga non Sheilla ngga mau di panggil Sheilla lagi" jelas Bi Inah

"Sekarang Sheilla udah mau di panggil Sheilla bi, hehe" jawab Sheilla apa adanya.

"Bi, makannya udah ya, Sheilla udah eneg makan bubur terus, ayo bi kita ke taman belakang" ucap Sheilla menolak suapan bubur

"Ayo non, bibi bantu" ucap Bi Inah mendorong kursi roda.

Untuk pertama kalinya Sheilla keluar dari kamarnya yang bernuansa soft. Mata Sheilla menelusuri setiap sudut rumah sambil berdecak kagum, semua serba mewah dan mahal.

"Non Sheilla lupa sama rumah non ya?" tanya Bi Inah

"Hehe iya Bi, Sheilla ngga ingat apapun" jawab Sheilla jujur.

"Ya udah sini sambil bibi ajak tour rumah hehe" ucap Bi Inah yang berhasil membuat Sheilla tertawa

Itu ruang keluarga non, biasanya non sama yang lainnya kumpul di situ sambil nonton tv, sebelah situ dapur tapi non pasti ngga boleh ke dapur karna bahaya, di situ bioskop keluarga, di sana kamar Den Regan, itu perpustakaan pribadi Non Sheilla,...., nah ini dia liftnya, kita turun ke lantai bawah ya" jelas Bi Inah

Sheilla masih terkagum dengan isi rumah milik raga tubuh ini, tapi sayangnya yang raga ini rasakan tidak seindah isi rumahnya.

"Non, kita udah sampai di taman belakang" ucap Bi Inah

Sheilla memandang kagum dengan pemandangan yang sangat indah, bunyi air, kicauan burung, tempat yang sejuk, udara yang segar sangat pantas menggambarkan suasana di taman belakang rumah.

Sheilla perlahan berdiri dari kursi rodanya, melepaskan selang oksigen dari hidungnya, dan membiarkan tubuhnya berlarian lepas di taman belakang yang sangat luas.

"AAAA AKHIRNYA GUE BISA LARI LAGI, GUE BISA RASAIN BEBAS!" pekik Sheilla dengan senyum yang mengembang.

"Non, jangan terlalu lama ya, nanti kalo Den Regan pulang terus liat non lagi lari-lari gimana?" tanya Bi Inah

"Emangnya Kak Regan suka pulang tiba-tiba ya Bi?" tanya Sheilla

"Iya non, hati-hati ya" nasihat Bi Inah sembari duduk di bangku taman.

10 menit kemudian, Sheilla merasa lumayan lelah, maklum saja ini pertama kalinya ia merasakan sedikit bebas dalam beraktivitas.

"Udah yuk non, duduk di kursi roda lagi" ucap Bi Inah khawatir jika Regan tiba-tiba saja pulang.

"SHEILLA" panggil Regan menggema 5 meter dari pintu masuk taman belakang.

Dengan bergegas Sheilla duduk, dan memasang selang oksigennya, hampir saja Sheilla tersandung kursi rodanya sendiri akibat tingkahnya yang ceroboh.

Bi Inah membantu memperbaiki selang oksigen, dan memutar kursi Roda ke arah satu-satunya akses pintu taman belakang ke dalam rumah.

"Eh Kak Regan udah pulang?" tanya Sheilla

"Adik kakak ceria banget si? Senang ya udah kakak bolehin keluar kamar?" tanya Kak Regan

"Iya dong kak, bosen di kamar terus" jawab Sheilla

"Bibi boleh pergi, biar Regan aja yang jaga Sheilla" perintah Regan yang langsung dilaksanakan oleh Bi Inah.

"Ayo ke Kamar, kamu harus istirahat" ucap Regan mendorong kursi roda Sheilla.

Sesampainya di Kamar Sheilla, Regan memindahkan Sheilla ke tempat tidur, membaringkannya dan menyelimuti tubuh Sheilla, tak lupa memasang selang oksigen yang wajib terpasang di hidung mancung milik Sheilla.

"Kak, Sheilla mau jalan boleh?" tanya Sheilla hati-hati

"Kenapa? Kakak ngga mau kamu terluka" ucap Kak Regan

"Kak, Sheilla akan hati-hati kok, Sheilla janji akan jaga diri Sheilla baik-baik" kata Sheilla penuh harap.

"Boleh" jawab Kak Regan, tentu saja membuat Sheilla memekik senang

"Tapi lusa, soalnya kamu baru sembuh hari ini" lanjut Kak Regan mengacak lembut kepala dan rambut Sheilla

"Iya kak gapapa, sheilla seneng kok" ucap Sheilla memeluk Regan.

"Eh, udah jangan banyak gerak, kamu harus banyak istirahat dan nurut sama kakak" perintah Regan.

"Iya kak" jawab Sheilla tersenyum manis.

"Sekarang tidur siang" perintah Kak Regan sambil mengelus pelan kepala Sheilla.

Perlahan mata Sheilla menutup dan terdengar dengkuran halus, Regan tersenyum dan bernafas lega. Pandangan Regan tertuju pada wajah Sheilla.

"Andai saja waktu itu aku memperhatikan Shelly, pasti dia masih ada bersama kita disini, aku janji akan menjagamu, tidak akan membiarkanmu terluka oleh apapun dan siapapun. Maafkan kakak yang selalu berlebihan terhadap dirimu" ucap Regan lirih, namun masih terdengar jelas di telinga Sheilla yang belum sepenuhnya tertidur.

"YES SATU KUNCI MISI UDAH KETEMU, TINGGAL MASUKIN KUNCI TERUS BUKA DEH, PELAN-PELAN TAPI PASTI ASIK! GUE BAKAL BALIK KE RAGA GUE YANG ASLI!" batin Sheilla

Jangan lupa vote!

TRANSMIGRASI!  OVER PROTECTIVE?! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang