Bab 5

215 21 0
                                    

Malam bersama Yoongi memang singkat. Setelah menghabiskan es Americano, mereka sepakat pulang. Pertama karena mereka baru saja pulang kerja, terlihat lelah dan tidak
memiliki agenda terencana. Takutnya malah hanya membuang-buang waktu. Lebih baik digunakan untuk istirahat.

Sesuai dengan pesan Jimin, Yoongi mengantar Taery pulang. Baru pertama kali pergi ke rumah yang lebih pantas disebut tempat persembunyian mereka berdua.
"Jadi di sini kalian tinggal?" tanya Yoongi.

Detik itu juga Taery baru menyadari bahwa Jimin dan Taery masih tinggal bersama. Sedikit tidak enak dengan Yoongi. Seperti perempuan nakal saja.

"Ya ... begitulah," Taery tidak bisa berbohong. "Maaf."
Yoongi menatap Taery. "Kenapa? Karena kau masih satu atap dengan Jimin sedangkan kau ingin mencoba menjalin hubungan denganku?"
Tebakan Yoongi benar dan malah membuat Taery terlihat semakin kejam.

Tidak menyangkal, Taery memberikan anggukan sebagai jawabannya. Well, anggap saja sebagai peringatan untuk Yoongi bahwa dia bukan wanita yang manis seperti kebanyakan.

"Tidak masalah. Lagipula kita tidak memiliki hubungan apa-apa. Tapi ..."
"Tapi?" Taey menatap Yoongi serius. Sedikit khawatir dengan sesuatu yang berada di balik 'tapi' itu. Seberapa mengerikan? Apa Taery bisa menanggungnya? Apa akan merasa malu dan tambah bersalah?

"Jika nanti kau jadi milikku, pastikan semua barangmu ada di rumahku."
Deg.
Sebuah jawaban yang sangat tidak terduga. Apakah ini sebuah lampu hijau untuk Taery? Apa tidak terburu-buru?

"Kau sedang menggodaku?" sahutnya.
Yoongi terkekeh pelan. "Tidak menggoda, hanya memberi permisalan. Kalau akhirnya kamu
jadi milikku, aku tidak mau kamu tinggal bersama laki-laki lain." Laki-laki itu memperjelas.

Taery tersenyum. Tentu saja dia akan tinggal dengan kekasihnya. Tidak mungkin membiarkan dirinya tinggal bersama pria yang bukan kekasihnya.

Lantas senyumnya luntur. Baru saja dia menyadari bahwa apa yang dia pikirkan adalah omong kosong. Dia masih tinggal bersama Jimin yang sudah bukan kekasihnya lagi.
Bahkan terang-terangan membawa laki-laki lain ke rumah ini.

"Selamat malam, terima kasih sudah mengantarku." Taery ingin menutup percakapan.
Kalau tidak, ia akan merasa lebih buruk. Takut kalau yang dia katakan pada Yoongi hanyalah bentuk dari dirinya yang hipokrit.

Lalu Taery keluar mobil. Menatap Mercedes hitam itu sampai hilang dari jangkauan matanya. Lalu dia berbalik hendak masuk ke rumah. Memencet sandi kunci rumah dan
masuk. Baru saja dia masuk, dia melihat sepasang navy peep toe di sana.

Perasaan Taery memberat. Sepatu berhak tinggi itu bukan miliknya.
Kakinya tiba-tiba lemas. Pasti Jimin membawa wanita lain ke rumah. Perlahan dia masuk. Berjalan ke ruang tengah yang sedikit remang-remang. Hanya lampu
meja yang menyala. Dia mendengar suara wanita yang tertawa kecil.

"Ah!! Jimin geli!"

Kemudian decakan terdengar. Dada Taery memanas. Tidak perlu melihat adegan itu hingga Taery tahu bawa mereka tengah berciuman. Suara decapan itu sudah menjelaskan
semuanya bagaimana liarnya dua pasang bibir itu bertaut.

Dia mendekat. Hanya bisa melihat silhouet dua manusia yang bercumbu. Matanya mulai memanas ketika melihat kaus NOMAD jingga yang dia yakin Itu milik Jimin. Taery yang
membelikannya tahun lalu.
Meskipun merasa carut marut, Taery masih bisa terkekeh tanpa suara. Sedang menertawai kebodohan diri sendiri.

Tiba-tiba mempertemukannya dengan Yoongi. Lalu sekarang
menyuguhi adegan panas dengan wanita lain. Bukannya Taery peduli—tentu saja harus peduli. Ini rumahnya juga. Seharusnya Jimin tahu
tempat untuk melakukan hubungan intim. Apa gunanya kamar miliknya?

Maka Taery menekan saklar lampu. Lampu nyala dibarengi dengan teriakan dari perempuan itu terkejut.

"Astaga! Apa yang terjadi?" pekik perempuan itu. Kini Taery bisa melihatnya dengan jelas. Mereka berdua ada di sofa. Jimin yang berada di atas wanita itu.

Sang wanita masih berpakaian lengkap. Hanya Jimin yang sudah telanjang dada. Meski celananya masih tertutup rapat.

"Ah, kau sudah pulang?" tanya Jimin. Tidak merasa bersalah sama sekali.
Melihat wajahnya yang sedikit merah dan ada beberapa botol soju di meja, Taery bisa tahu bahwa laki-laki itu sedang mabuk. Dia tahu Jimin memiliki toleransi yang tinggi terhadap alkohol. Taery yakin Jimin melakukan ini dengan sadar. Sengaja.

"PERGI DAN BERSENGGAMA DI TEMPAT LAIN, BAJINGAN!!"

DESIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang