2 - Cuek

19 5 2
                                    

*****

Ayla langsung beranjak meninggalkan empat orang manusia itu.

"Dah ah, aku mau ke kantin," ujarnya pada Aulia dan Aqila.

"Tungguin kita, Ay!" Teriak Aulia dan Aqila.

***

Pulang sekolah Ayla langsung masuk ke kamarnya, hari yang melelahkan bagi dirinya. Terus menerus diganggu oleh seorang Izzatul Yazdan. Huft.

Ia langsung melaksanakan sholat Ashar tak lupa mengaji juga, setelah itu tangannya kembali meraih ponsel.

Hari ini ada jadwal kajian online di salah satu grup WhatsApp yang Ayla ikuti.

Sebelum itu, Ayla melihat story Satria yang isinya tentang konten dakwah.

"Nih orang paham agama, ya?" Gumamnya sendiri.

***

Beberapa hari kemudian, hati Ayla sedikit tenang. Tak ada satu pesan pun yang masuk dari Satria ataupun Yazdan.

Ayla memainkan jarinya, melihat status dari kawan-kawannya. Saat melihat status Satria yang sebelumnya isinya adalah status dakwah, Ayla terpikir sesuatu.

"Ouh iya aku mau nanyain sesuatu deh ke dia," pikirnya cepat.

Dengan restu Ayah ibu, serta takdir alam yang meliputi tata Surya, galaksi, dan planet juga dukungan dari seluruh penduduk nusantara dari Sabang sampai Merauke. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Ayla Story', ia akan ‘Chat’ laki-laki duluan.

“Bissmillah,” kukuh Ayla.

-Ayla Kay Rania:

"Assalamu'alaikum, Kak."

Untuk beberapa saat tak ada jawaban, Ayla sabar menunggu. Kemudian,

-Kak Satria

"Wa'alaikumussalaam, dek."

Senyum Ayla merekah,

-Ayla Kay Rania

"Maaf Kak, Ayla boleh tanya sesuatu gak?"

Pesan itu terkirim, dua centang biru untuk beberapa lama. Ayla dengan sabar menunggu balasan Satria.

Beberapa jam kemudian tak ada balasan dari Satria, hati Ayla geram pasalnya pesan Ayla hanya dibaca oleh Satria.

***

Keesokan harinya, Ayla kembali mengecek pesannya kepada Satria. Tapi hasilnya nihil, masih tetap sama. Dua centang biru.

"Huh, dasar aneh! Kemarin ngechat aku terus, sekarang aku ngechat gak dibales," gerutunya sebal.

Dengan rasa sebal, Ayla beranjak sekolah. Ayla terpikir hidupnya jadi ribet gara-gara Satria datang ke kehidupannya.

Sampai di sekolah masalahnya belum berakhir. Di dunia nyata, Izzat alias Yazdan selalu saja mengusik Ayla.

Ayla mengobrol ria bersama Aulia dan Aqila. Mereka mengobrol kan tentang Ustadz muda yang mengajar di sana namun sedang mengambil cuti.

"Qil, kira-kira Ustadz Muda nanti ngajar lagi disini nggak ya?" tanya Aulia santai.

"Ya Aqila gak tahu lah, emang Aqila mamahnya Ustadz muda!"  pekik Aqila.

Aulia tertawa pelan, Aqila pro banget.

"Kalian ngobrolin siapa sih? Ustadz muda siapa?" Heran Ayla.

"Oh iya, kamu gak tau ya?" Sadar Aulia.

"Ayla kan murid baru, Aul," protes Aqila.

"Tenang Ay, aku kasih tau," ujar Aulia.

Ayla mengangguk-angguk,

"Pas kita masih kelas 10, ada Ustadz muda yang ngajar disini. Umurnya tuh gak beda jauhlah sama kita, tapi sekarang dia lagi ambil cuti dulu."

Aulia menjelaskan secara singkat, padat, dan jelas tentang Ustadz muda itu.

"Oh," jawab Ayla singkat.

"Dia ganteng Loh," heboh Aulia.

"Calon imamnya Aqila gitu loh," pede Aqila.

"Kamu apaan sih, jangan nikung dong. Aku kan hubby nya Ustadz muda!" Gertak Aulia.

"Idih," gidik Aqila.

Ayla hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua perempuan itu berdebat.

"Kamu pengen tau gak Ay, siapa namanya?" Tanya Aulia semangat.

Ayla memutar bola matanya, “buat apa?” gumamnya dalam hati, tapi untuk menyenangkan sahabatnya, tak apalah ia so kepo.

"Siapa?" jawab Ayla singkat.

"Ustadz Jabbar," ucap Aulia dan Aqila berbarengan.

Ayla mengangguk mengerti. Ditengah obrolan, Yazdan dan Ulul datang. Ayla menghembus nafas berat, ia siap-siap akan menaikkan emosinya.

"Ay, kamu udah makan?" semangat Yazdan.

Ayla menjawab seadanya. "Belum."

"Yes, pas. Nih, Aku bawain sarapan buat kamu," menyodorkan sebuah kotak makan kecil ke arah Ayla.

Ayla menarik nafas, menghembuskan nya cepat. Otaknya dibuat panas oleh Yazdan, bahkan udara pagi yang sejuk tak mampu mendinginkan pikirannya.

"Bentar lagi Aku mau ke kantin ko."

"Ini aja biar nggak beli," paksa Yazdan.

"Aku bilang gak mau ih, Izzat!" tegas Ayla.

Aulia dan Aqila menatap nanar ke arah Yazdan,

"Sini buat Aku aja!" Aulia menyambar sodoran kotak makan dari tangan Yazdan.

"Ya udah kita ke kantin dulu ya, Dan," timpal Aqila.

Ayla berjalan lebih dulu, kemudian disusul Aulia dan Aqila.

Yazdan mengusap belakang kepalanya kasar, Ayla cuek banget kepadanya.

"Hah! Bahlul!" Teriaknya kesal.

"Apa?!" Sahut Ulul datar.

"Bukan manggil Lo!"

*****


Jangan lupa VOTE dan SHARE YAA.
Jangan Lupa Juga berikan COMMENT terbaik klean

My Ustadz  My Enemy [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang