✓ Hanahaki Disease [ Sungjake ]

19 Selesai

Kilasbalik¡

"Beliau mengalami gagal jantung kronis"

Satya membuka ruang inap itu perlahan, derap langkahnya pun terasa sangat lirih hampir tak bersuara.

Ditatapnya tubuh tua itu dengan sendu. Ia merapalkan seribu ungkapan maaf tiada hentinya.

"Satya"

Satya mengadahkan kepalanya kala suara berat menyapu indra pendengarannya.

"Ayah.."

Satya memeluk ayahnya dengan sayang menyesal mengabaikannya selama ini. 2 kali ia melakukan kebodohan fatal.

"Maafkan aku ayah"

Pria paruh baya itu tersenyum teduh diusapnya lembut surai putra tunggalnya.

"Ayah mengerti nak, maaf selama ini ayah tidak mempertimbangkan perasaan mu. Ayah hanya ingin kamu tetap bersama ayah..melihatmu bermain skating membuat ayah teringat ibumu dan ayah terus merasa bersalah.."

"Aku tahu.. maaf telah membuatmu khawatir. Ibu baik-baik saja disana ayah jangan merasa bersalah, jika ibu tahu ibu akan marah"

-

Satya tersenyum kecil setelah berbaikan dengan ayahnya ia terus melangkahkan kakinya menemui Azka.

Entahlah apa yang membuatnya ingin menemuinya.

Ceklek!..

"SIAPA KAU!?"

Satya was-was ketika orang berpakaian serba hitam itu akan menusuk Azka.
Orang itu tertawa renyah mendekatinya.

"Apa yang akan kau lakukan jika aku membunuhnya?"

"Kau akan mati ditanganku, jangan coba-coba untuk menyentuhnya"

Orang itu melepas penutup kepalanya tertawa renyah sekali lagi.

"Riki? Apa yang kau lakukan!?"
"Kau sudah merusak milikku makan aku akan merusak milikmu juga"

"Apa maksudmu?"

Riki bertepuk tangan remeh menatap Satya.

"Jangan berlagak bodoh seolah kau tak mengerti maksudku Satya Pradipta"

Satya sedikit geram melayangkan kepalan tangannya dirahang Riki dan sukses membuat orang itu jatuh tersungkur.

"Cepat katakan apa maksudmu bedebah!"

Satya mencengkeram kuat kerah Riki dibawahnya. Memukulnya berkali-kali tanpa ampun.

"Kau orang pertama yang menyetubuhi Sean bukan?"

Brugh!

Riki membalikan posisinya memukul Satya melampiaskan amarahnya.

"Bertahun-tahun aku menjaga hasrat untuk tidak merusaknya bajingan! Dia milikku!"

Riki memukulnya tanpa memberi celah Satya bergerak.

"Apa kau tahu? Dia memilih mengakhiri hidupnya bersama janinnya karena ia tidak ingin membebanimu BRENGSEK!!"

Setelah puas 'bermain-main' Riki melangkahkan kakinya mengarahkan pisau lipatnya kepada Azka.

"Bukankah akan menyenangkan jika dia mati?"

Sret! Brukh!

"Tjih bodoh"

Dengan senang hati Riki menancapkan pisau itu berkali-kali. Tersenyum puas meninggalkan tubuh tak bernyawa.