⟨41⟩ 'The last message?

252 41 13
                                    

Ayo jangan lupa vote dan spam komen biar aku makin rajin updatenya^^Komen kalian adalah semangatku, komen apa aja boleh kok asal jangan kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayo jangan lupa vote dan spam komen biar aku makin rajin updatenya^^
Komen kalian adalah semangatku, komen apa aja boleh kok asal jangan kasar.

..

..

Gadis itu membeku ditempat ketika maniknya menangkap sosok pria yang terduduk lemas dengan luka lebam disekujur tubuhnya. Jehan berteriak lantas berlari mendekati sosok itu dan bersimpuh didepannya.

"A-ayah....ayah dengar aku? ini Jehan" ujarnya berharap kelopak mata tua itu terbuka. Jehan menangis menatap kondisi Seojin yang dipenuhi oleh luka "Ayah Jehan disini kita akan pergi setelah ini Jehan juga akan mengobati lukamu" ujarnya dengan suara bergetar. Ia menunduk sampai suara lirih terdengar memanggil namanya.

"Je...han? Put...triku?"

Jehan mengangkat kepalanya mempertemukan pandangan dengan sang ayah yang telah sadarkan diri. Bibirnya perlahan tertarik membentuk gurat senyum bahagia mendapati Seojin akhirnya siuman.

"Ayah...ayah sudah sadar ini Jehan"

"Jehan...apa yang kau lakukan disini? Kau baik-baik saja?" tanya Tuan Na, ia sedih ketika ingin meraih putrinya namun kedua tangannya terikat dikursi. "Nak katakan pada ayah kau baik-baik sajakan?"

Jehan tersenyum dengan manik berkaca "Iya ayah Jehan baik-baik saja"

"Wahhh....sepertinya moment kalian butuh di dokumentasikan"

Seruan dari tangga membuat manik Jehan dan Tuan Na teralihkan. Yuna bersama dua pria bertubuh kekar itu berjalan mendekati mereka berdua. Dengan senyum miring dibibir ia menatap pongah dua orang yang berada dihadapannya. "Apa kabar suamiku? bagaimana apakah kau senang karena bisa melihat putrimu lagi?"

"Yuna kau benar-benar sudah melewati batas"

"Benarkah?" pancingnya "Seharusnya kau berterima kasih saja karena aku sudah membawa putrimu kemari"

"Jangan coba-coba menyentuh putriku wanita jahat"

"Astaga kenapa kau berfikir seperti itu sayang?" Yuna membungkuk lantas menarik dagu Jehan sedangkan gadis itu diam menatapnya tajam "Mana mungkin aku menyakitinya? dia terlalu manis untuk kusakiti" ia terkekeh lantas melepaskan apitannya.

"Apa yang kau inginkan dariku? katakan saja tapi jangan mengikut sertakan Jehan kedalam masalah ini"

"Sepertinya tanpa kujawab kau sudah paham dengan mauku sayang." Ujarnya seraya melirik Jehan "Aku hanya ingin menghapus semua bukti-bukti yang kau kumpulkan dan juga sedikit bermain-main dengan kalian. Ini adalah saat yang kutunggu-tunggu sejak dulu"

"Wanita iblis kau benar-benar iblis Yuna tidak seharusnya kau ada didunia ini" gertak Tuan Na.

Yuna menatap tajam Seojin---Tuan Na. lantas mengapit dagu lebam itu kuat, menatap pria tersebut dengan tajam bahkan Jehan yang hendak menghentikannyapun gagal saat salah satu pria itu menahannya.

ETHEREAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang