❣️Bangtan 25❣️

1.1K 96 7
                                    

Ada yang kangen aku gak?
Gada ya? Hehehe gabut saya✌️
Aku akhirnya back nih, maaf banget kalau suka jarang update hehhehe
Let's go to story'!!

~mianhae~

Kali ini pemuda itu mengintrogasi dokter adiknya, tubuhnya masih saja gemetar setelah mendapati sang adik yang terkulai lemas di lantai rumah sakit di ruangan salah satu pasiennya yang telah meninggal.
Detak jantungnya terdengar sangat keras seakan dia memasang pengeras suara disana. Penyakit adiknya bukan lah hal sepele, salah sedikit bisa sangat berakibat fatal terlebih lagi kondisi adiknya yang semakin hari semakin memburuk

"Dia hanya pingsan Seokjin, kau tenanglah." Kalimat itu sudah ribuan kali dokter itu ucapkan untuk menenangkannya tapi tetap saja pemuda yang diyakini bernama Seokjin itu masih terus gelisah.

"Jika kau dan saudara mu gelisah, siapa yang akan menenangkan Taehyung?" Seokjin menarik nafasnya dalam, yang dikatakan dokter itu ada benarnya juga, dia harus tetap tenang demi mereka.

Seokjin mengontrol diri nya setenang mungkin, kematian Yoona juga mengguncang dirinya, gadis kecil yang baik hati itu harus berakhir dengan di panggil tuhan di usianya yang semuda itu. Sungguh, umur tidak ada yang tahu.

"Apa tidak punya jalan lain? Donor jantung atau memasang alat pacu jantung?" tanya Seokjin saat dia meresa lebih baik. Seokjin dapat melihat jelas bahwa dokter itu tampak tidak yakin, dia menghela nafasnya dan sesaat kemudian menutup matanya. Apa tidak ada harapan?

"Terlalu beresiko jika dia melakukan operasi. Justru operasi memburukkan keadaannya," jelasnya.

***

"Hyung, apa aku akan seperti Yoona? Meninggalkan kalian juga?!" tanya pemuda dengan baju rumah sakit yang melekat pas pada tubuhnya.

Yang menjadi tempat untuk menjawab pertanyaannya hanya tersenyum dan merapikan tempat tidur yang menjadi tempat ternyaman bagi adiknya itu.

"Bagaimana jika itu terjadi, ottoke?" Pemuda itu mengigit jari-jarinya, dia terlihat sangat ketakutan dan gelisah, keringat dingin juga bercucuran di dahinya, padahal cuaca sangat dingin sekarang.

Pemuda yang berada disampingnya menggenggam tangan yang jarinya sedang digigit oleh adiknya, genggaman hangat itu sedikit mengurangi rasa gelisahnya, tatapan tulus dari adiknya membuat dia semakin takut hal buruk akan terjadi.

"Tidur lah, hyung akan menemani mu disini." Dia membaringkan tubuh adiknya, kali ini dia ingin adiknya beristirahat setelah sadar dari pingsannya.

Yoongi. Dialah yang menemani pemuda yang selalu bertanya terus menerus jika pertanyaannya tidak mendapatkan jawaban sesuai keinginannya. Yoongi merasakan ketakutan dan kegelisahan pada diri adiknya, untuk pertama kalinya. Yoongi tau benar, adiknya ini awalnya sangat tidak perduli pada penyakitnya tapi kali ini Yoongi bisa merasakan kegelisahan menyelimuti dirinya.

Wajah damai adiknya yang sedang tertidur membuatnya takut. Tenang dan seperti tidak merasakan apa-apa, sama seperti wajah tenang milik Yoona yang terakhir kali ia lihat. Yoongi menggeleng, berusaha melupakan pikiran bodohnya. Adiknya akan baik baik saja, dia percaya itu.

~mianhae~

04.00

Matahari bahkan masih terlelap tapi pemuda yang semakin hari semakin kurus itu bangun lebih dulu. Dia memperhatikan sekeliling, hanya ada satu kata yang dapat menggambarkannya, SUNYI.
Tentu saja, semua saudaranya masih berada jauh di alam mimpi sana, mereka masih damai dengan kehidupan yang dirasa lebih menyenangkan daripada dunia nyata yang setiap harinya terus menuntut haknya.

Mianhae~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang