Chapter 1 | Ruby Kanaya

28 1 0
                                    

Happy read guys!
Hati-hati ! Typo.

Disclaimer : Cerita ini hanya fiksi belaka tidak ada kisah nyata sama sekali. Cerita ini hanya inspirasi belaka dari aku tonton sekaligus baca. Jika ada kesamaan nama tokoh,tempat dan kejadian itu semua ketidaksengajaan.

Hari ini pagi yang cerah di hari Senin. Ruby bangun sudah sejak pagi buta pada pukul 04.30 dirinya bangun sepagi itu untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu sholat shubuh dua rakaat.

Setelah melaksanakan kewajibannya, dia langsung belajar sebentar dan membuka ponselnya lalu dirinya membuka whatsapp.

Itu ia lakukan untuk mengecek apa ada yang chat dirinya atau tidak. Hufffttt! Ternyata tidak ada. Benar2 menyedihkan!

Jam sudah menunjukkan pukul 05.40 dirinya langsung memakai seragam sekolah putih abu yang di sertai topi dan dasi karena ini hari senin. Tak lupa memastikan dirinya tidak salah hari dalam memasukkan buku mana saja yang harus ia bawa.

Tidak lupa memakai polesan sedikit bb cushion dan compact powder yg full coverage untuk menutupi bekas merah di wajahnya.

"Hufttt! Sampai kapan aku akan seperti ini terus?" batin Ruby.

"Yukk bisa yuk Ruby! Lo kuat! Lo harus semangat jangan pengecut!" batin Ruby meyakinkan diri.

Ruby turun dari kamarnya yang berada di lantai dua, dan di meja makan dirinya melihat pemandangan yang sangat menyakitkan.

Ya! Dia lihat ada Hartawan,Dilara,Geri dan juga Junior tengah berbincang bersama layaknya keluarga bahagia.

Satu sisi dirinya senang karena keluarganya masih bisa dibilang keluarga harmonis, tapi dirinya sangat sedih karena ia tak di anggap sama sekali oleh keluarganya sendiri.

"Hmm....Mah?" ucap Ruby membuka topik.

Kalian tau apa yang terjadi? Ya! Benar sekali! Tidak ada jawaban dari Dilara sama sekali.

"Ehh.... ada cewek jalang!" sindir Junior, kakak kedua Ruby.

"Mending sono deh lu, sebelum papa emosi, liat noh ekspresi papa," usir Junior lalu menunjukkan jarinya terhadap wajah Hartawan yang seolah-olah akan melenyapkan putrinya itu.

"Sabar Ruby! Ini udah biasa kok wkwk," sekali lagi dirinya meyakinkan diri agar kuat.

Dirinya ingin pamit kepada ayah dan ibunya itu, tapi melihat wajah Hartawan dan Dilara, seolah-olah mereka berdua akan membuang putrinya.

Karena takut, Ruby memutuskan untuk pergi saja ke sekolah.

Walaupun tak pamit kepada Hartawan dan Dilara, dirinya pamit ke kakak pertamanya, Geri. Melalui chat WhatsApp.

Ruby
Kakak, aku pamit berangkat sekolah. Assalamualaikum

Kak Geri
Y
Hati-hati.

Ruby
Oke kak!
(Read)

Kakaknya yang pertama, Geri tidak terlalu membencinya. Hanya saja sedikit kecewa kepada adik perempuannya itu.

Di meja makan terjadi keheningan dan hanya terdengar suara piring dan sendok yang keluarga itu gunakan.

Karena sudah selesai, Geri langsung beranjak bangun dari bangkunya dan pamit kepada ayah,ibu dan juga adiknya untuk pergi ke kantor.

"Geri, kamu sudah selesai sarapannya sayang?" tanya Dilara.

"Sudah mah," jawab Geri singkat, lalu ia pergi meninggalkan meja makan, dan piring bekas dia makan.

***

Kini Ruby sedang menunggu angkot untuk pergi kesekolah, dia benar-benar panik sekarang, karena sudah pukul 06.50 tapi tidak ada angkot satupun yang datang.

Benar-benar menyusahkan!

Kini sudah pukul 07.00 tidak ada angkot yang datang, akhirnya dia memutuskan untuk lari saja ke sekolah, jarak dari tempat biasa Ruby nunggu angkot ke sekolah cukup jauh.

15 menit kemudian....

"PAK JANGAN DI TUTUP DULUUUU!" teriak Ruby dari kejauhan, saat hendak satpam menutup pagar.

Satpam yang mendengarnya pun terkejut mendengar teriakan dari Ruby, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berkata kepada dirinya sendiri. "Kebiasaan telat terus padahal katanya suka bangun pagi."

Ruby sudah berada di depan pagar sekolah dan satpam yang bernama Pak Mustofa

"Lagi dan lagi kamu terlambat," kata Pak Mustofa, dengan menggelengkan kepalanya.

"Maaf pak."

"Terimakasih ya pak," ucap Ruby.

***

Di SMA Garuda Bangsa, dimana Ruby menempuh pendidikannya selama ini. Ruby sudah kelas XI dan ambil jurusan IPS.

Di kelas XI IPS 1 Ruby di kenal dengan nama lengkap Ruby Kanaya saja, keluarganya tidak mengizinkan Ruby menggunakan Anderson sebagai Marganya.

Kelas XI IPS di kenal kelas yang berisik, murid-murid yang tak berattitude. Namun di balik itu semua, pada kenyataannya kelas XI IPS 1 adalah siswa-siswa yang berprestasi.

Ruby duduk di pojok sebelah kanan dan tidak ada yang mau menemani dirinya kecuali sahabatnya yang bernama Raini Ellina Joerg.
Raini sendiri sudah bersahabat dengan Ruby sejak mereka bersekolah di bangku sekolah dasar.

Raini merasa iba kepada sahabatnya itu. Tak di anggap keluarga, di cap pembawa sial, dan bahkan di cap juga sebagai perempuan jalang.

"Weyyy!" Ruby terkejut karena ucapan Raini.

"Ngelamun aje lo ye," kata Raini.

"Kenape lo?" tanyanya.

"Udah ga usah di bahas, udah panas kuping gue denger drama lo terus!"

Bukan bermaksud tak peduli. Tetapi, dirinya tidak mau sakit hati atau kesal terhadap keluarga jahanam itu.

"Lo ga cerita gue juga udah paham Ruby, lo yang kuat ya," batin Raini menangis.

"Terimakasih sahabatku, hanya kau orang yang selalu paham bagaimana perasaanku ini, aku berjanji akan menjaga persahabatan kita ini," batin Ruby yang sangat berterimakasih karena memiliki sahabat seperti seorang Raini Ellina Joerg.

Next part II

NB:
Buat kalian yang baca ini, tolong yaa saran dan kritiknya, soalnya aku juga mau lebih paham lagi terkait menulis cerita, agar aku bisa memberikan yang terbaik untuk kalian nantinya😊😊

KISAH MENYEDIHKAN RUBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang