26 - Mahen itu....

231 27 3
                                    

Siang ini, di posko hanya ada tiga orang, Arjuna, Ardana dan Zuney. Sisanya ikut berbelanja ke pusat kota untuk keperluan santunan.

“Na, lo tau nggak?” Zuney menghampiri Ardana yang sedang mengambil air dari dispenser. “Masa tadi Mahen pegang kepala gue, terus diusap-usap.” Zuney bercerita dengan mata berbinar.

“Kaya gini?” Ardana kini menaruh kepalanya di puncak kepala Zuney. Menggerak-gerakkannya secara perlahan.

“Iya!! Yaampun!” seru Zuney heboh. “Tapi kalau Mahen yang lakuin tuh beda. Yaampun, jantung gue...” Zuney memegang dadanya sendiri, dan kini matanya benar-benar berlinang air.

“Gue, kan, sering giniin lo, Ney. Beda ya rasanya?”

Zuney meraih tangan Ardana dari atas kepalanya. “Beda, Na. Lo paham gak, sih, seorang Mahendra Raka usap-usap kepala gue, itu rasanya....” rasanya dada Zuney seperti meledak.

“Apa, sih, ribut-ribut?” Arjuna mendekat, lalu merebut gelas dari Ardana, meminum airnya. “Makasih,” ujarnya sembari mengangsurkan gelas yang sudah kosong.

“Ini, Mas, si Zuney, katanya kepalanya abis diusap-usap Mahen,” adunya pada Arjuna. “Padahal gue juga sering tuh usap-usap kepala dia.”

Zuney berdecak lidah. “Beda, Na. Beda. Ah, lo gak akan paham.” Lalu Zuney berjinjit, mengangkat tangannya. “Sini, coba, gue yang usap-usap kepala lo.”

Ardana merendahkan posisinya, membiarkan Zuney untuk meraih puncak kepalanya.

“Deg-degan, nggak?” tanya Zuney seraya meniru gerakan Mahen.

Ardana menggeleng. “Enggak.”

“Ya berarti lo gak ada rasa sama gue, Na. Sama kaya gue, yang biasa aja waktu lo usap-usap kepala gue.”

Ardana mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu kembali menegakkan tulang punggungnya. “Lo sesuka itu sama Mahen, Ney?”

“Gatau gue juga.” Zuney cemberut.

Arjuna kini ikut merendahkan posisinya. “Coba gue, dong.”

“Hah?” Zuney berjengit. Lalu Zuney mengacak lembut puncak kepala Arjuna. “Jun, bayangin, Jun. Seorang Mahen gini-gini kepala gue sambil senyum. Apa gak berantakan hati gue?” tanyanya dengan tangan yang masih mengusap-usap puncak kepala Arjuna.

Arjuna bergeming, bibirnya tidak merespon apapun, padahal otaknya sudah menyiapkan puluhan umpatan yang akan dilayangkan pada Zuney. Namun, kini Arjuna tersadar, ada susuatu yang berdetak lebih cepat dari biasanya. Jantungnya, iya betul jantungnya kini berdetak tidak seperti biasanya.

Arjuna mengerjap beberapa kali, untuk mengembalikan kesadarannya, lalu cowok itu berdeham, sebelum akhirnya menepis tangan Zuney dari kepalanya.

“Aw, Shhhh, kasar banget, sih,” protes Zuney yang tangannya disingkirkan begitu saja oleh Arjuna.

“T-tangan lo....berat. Gak baik buat kesehatan jantung,” ucap Arjuna seraya meninggalkan Zuney begitu saja, dan memilih untuk keluar dari posko, menenangkan dugupan jantungnya yang berantakan.

Zuney mengerutkan dahi. “Mas lo kenapa, sih? Aneh banget.”

            Ardana hanya menggeleng dan mengangkat kedua bahunya.

***

Kini di posko menjadi ramai, karena mereka kedatangan ketiga senior mereka di kampus. Ada Kak Dion, Kak Prima, dan Kak Yudha. Mereka adalah most wanted kampus. Siapapun pasti mengenal tiga orang populer ini.

Mel(ingkar) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang