"Kamu udah punya pacar belum? Mama belum ngeliat pacar kamu dibawa ke rumah atau dikenalin gitu ke mama."
Ya, drama di mulai. Aku bahkan belum duduk di kursi makan, tapi mamaku sudah memborong pertanyaan yang menurutku sangat random sekali. Apalagi ini soal pacar.
Aku saja sakit kepala mengurusi urusanku, dan ditambah pacar, terang saja membuatku tambah pusing lagi. Ada sih, Kim hyunjin hehe. Akan tetapi aku belum tahu pasti dia itu bisa menjadi pacarku atau tidak.
Bisa saja hanya crush sementara. Tapi tetap saja aku berdoa supaya gadis itu menjadi jodoh dan pacarku.
"Gak ada, ma." Ucapku secara jujur.
Mama seperti memandangku dengan tatapan bingungnya, dan ia malah memegang wajahku.
"Masa sih anak mama yang ganteng begini gak punya gebetan atau pacar? Papa aja banyak gebetan tuh pas SMA."
Papa yang sedang membaca koran langsung saja melirik ke arah mama karena ia menyinggung dirinya.
"Hyunjin mah banyak juga ma, tapi di php-in semua." Aku mengetuk kepala yeji dengan sendok makan punyaku.
"Bacot banget." Cetusku.
"Heh! Memble! Kepala gue sakit tau!" Sungut yeji kepadaku.
"Abang, adek. Gak boleh teriak-teriak di depan makanan." Perkataan papa sukses membungkam diriku dan yeji yang memang ingin sekali menyumpah serapah kembaranku ini. Dia memang menyebalkan.
Ingatkan aku saat dia tidur nanti, aku akan memasukkannya ke dalam karung, membawanya ke pelabuhan Amerika Selatan, dan dihanyutkan ke sungai Amazon.
Kenapa sungai Amazon? Karena disana banyak temannya yeji.
"Mungkin Abang lagi nyari yang pas kali ma buat dia. Namanya juga remaja, lagi nyari jati diri." Ucap papa. Aku pun membenarkan ucapannya dengan mengacungkan ibu jariku ke papa.
"Iya, kayak kamu dulu. Nemplok sana, nemplok sini." Sindir mamaku.
"Tapi papa jodohnya sama mama, kan?" Ucap papa dengan retoris.
Mama hanya mendumal saja sambil mencuci piring bekas tadi memasak. Padahal aku tahu mama menyetujui perkataan papa. Aku pun terkikik kecil melihat mama seperti skak mat.
"Abang, kalo punya pacar, kenalin ke papa langsung ya. Biar papa tau kalo kamu punya seseorang yang kamu jaga." Ucapan papa seperti serius untuk membuat kami mati kutu.
Aku pun menoleh ke yeji yang memang pacarnya itu sangatlah jauh dari kriteria papa, tapi itu menurutku sih.
Memang yeji sering ketauan olehku karena ia sering kerap makan berdua di kantin dengan salah satu kakak kelasku. Namanya Choi yeonjun.
Aku hanya mengenali yeonjun sebatas senior ekstrakurikuler. Aku bahkan tak sedekat itu dengannya karena kami pun berbeda circle pertemanannya. Yeonjun cenderung ke orang-orang yang amat populer dan hampir dikenal denga semua orang. Sedangkan aku, aku saja malas berinteraksi dengan orang-orang.
Ah, aku baru sadar kalau papa itu sedikit over protektif kepada yeji, karena yeji itu anak perempuan.
"Untuk adek, jangan pacaran dulu. Kalo mau pacaran, izin ke papa. Bawa langsung orangnya kesini." Aku pun sontak menutup mulutku, baru saja terlintas di pikiranku, dan benar saja papa langsung berbicara seperti itu.
Yeji hanya merengut wajahnya pelan. Ia menatapku dengan tajam dan aku hanya terkikik geli.
"Nah itu maksud mama. Setidaknya bawa gebetan masing-masing ya!" Mama berucap semangat sambil mengeringkan matanya sebelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love Her
Truyện NgắnFeat. 2hyunjin and 00line Awal kami bertemu saat itu dibawah pohon rindang yang sedang bermekar yang ada di sekolah pada awal musim semi. Aku tak menyangka senyuman di wajahnya sangat menarik perhatianku untuk berkenalan dengannya. Sampai akhirnya...